rara0894

All about TaeTiSeo and GG


5 Comments

[Translate Project] Stars (Oneshot)

Bintang-bintang sangat jauh untuk diraih, setinggi apapun kamu berusaha untuk menggapainya dan sejauh apapun kamu dari itu, mereka selalu jauh…

Mungkin 3 detik  jauhnya –tak peduli sedekat apapun kamu dengannya. Tidak ada cara bagimu untuk dapat menggapainya. Kamu masih terlalu jauh, air mata mengalir dari pipimu – itu sangat indah- sungguh sangat mempesona. Mengapa kamu tak bisa menggapainya?

Mengapa kamu tak bisa menggapai dia?

Yoona mengapa kamu begitu jauh? Continue reading


27 Comments

Sarang CHAPTER 6

Tittle : SARANG
Author : Siscataetae
Cast : Kim Taeyeon – Tiffany Hwang – Im Yoona
Genre : Family Life, sad, hurt & genben

*****SARANG*****

“Apa kabar ayah?”
Tak ada senyuman kebahagiaan yang Taeyeon lihat dari wajah anaknya saat menyambut kedatangannya. Yang ada hanyalah kebencian dan itu membuat pria bermarga Kim tersebut merasa pilu. Tentu saja hati siapa yang tak akan pilu ketika melihat anaknya sendiri menjadikan dirinya musuh terbesarnya?.

TAP…TAP….TAP

Pria muda itu melangkah perlahan mendekati Taeyeon yang tak henti menatapnya. Kini tak ada lagi jarak diantara ayah dan anak itu.
“Ckckckckc……” Taeyeon mulai risih ketika anaknya memandang dirinya dari atas hingga bawah dengan raut wajah mengejek.
“Lihatlah..tatanan rambut yang tak beraturan, kumis dan jenggot beruban yang dibiarkan tumbuh semakin lebat..” Yoona mengalihkan tatapannya kepakaian yang dikenakan ayahnya saat ini. “Dan cara berpakaian yang kurang rapi.”
Setelah mengatakan itu Yoona melangkah mendekati Taeyeon lalu berbisik ditelinga pria tua itu.”Dengan penampilan seperti ini, apa yang membuatmu begitu pantas hidup bersama ibuku….dan diriku”
Taeyeon diam seribu bahasa, ia sungguh tak menyangka anak kesayangannya akan berkata seperti itu padanya.
.

Tidakkah ia ingat betapa dulu ia dekat dengan pria tua yang ia injak-injak harga dirinya saat ini?
Tidakkah ia ingat bahwa dulu ia sering bermain, bercanda dan tertawa bersama pria tua yang ia hina ini?
Tidakkah ia ingat ketika dulu pria tua ini selalu memanjakannya?
.
Ya, kau benar. Saat dulu Yoona dekat dengan Taeyeon.. Yoona tak mungkin mengingatnya karena saat itu ia masih begitu kecil. Saat dulu Yoona bermain, bercanda dan tertawa bersama Taeyeon..Yoona tak mungkin bisa mengingatnya karena saat itu ia masih begitu polos dan tak tau apa-apa. Dan saat dulu Yoona dimanja dan dikasihi oleh Taeyeon..Yoona tak akan mungkin bisa mengingatnya karena saat itu ia masih begitu kecil dan tak akan mampu menyimpan setiap memori yang ia punya kedalam otaknya bukan?.
.
“Yy..Yoona..”
“Ssssttthh….!!”
Yoona memberi isyarat dengan jari telunjuk yang ia letakkan dimulutnya agar Taeyeon berhenti bicara. Ia sungguh muak melihat pria tua yang tak akan pernah ia anggap sebagai ayahnya itu apalagi mendengar suara bodohnya, Yoona sungguh muak.
“Kalian !!!” Teriak Yoona dengan tatapan tajam yang tak lepas dari ayahnya.
“Beri pelajaran pada pria tua ini !”
.
Taeyeon membelalakkan matanya ketika melihat beberapa orang bertubuh kekar dengan stelan hitam berjalan cepat kearahnya. Lalu diantara mereka ada yang berhasil melayangkan pukulan yang sangat menyakitkan ke wajahnya.
Dengan tangan bergetar Taeyeon mengusap darah yang mengalir disudut bibirnya. Kedua mata yang memerah menahan tangis memandang pilu kearah pemuda yang saat ini berdiri agak jauh dan membelakanginya. Taeyeon berusaha berlari mendekati anak semata wayangnya itu memohon belas kasihnya agar anaknya menghentikan semua ini. Namun, kedua tangannya telah lebih dulu ditahan oleh salah seorang anak buah anaknya dan tiga orang lainnya tak henti memukuli tubuh dan wajahnya.
“Yyyoo..yoona-ah~..Yyoo..Yyoona~ !!”
Sungguh ironis..meski sehesteris apapun Taeyeon memanggil anaknya untuk memohon pertolongan, tetap saja hal itu tak digubris sama sekali oleh Yoona.
.
Disisi lain, Yoona meremas dadanya yang terasa begitu nyeri ditambah keringat yang mengalir disekujur tubuhnya.
“Tidak…tidak…jangan sekarang..kumohon jangan sekarang”
Rasa tertekan atau seperti ditimpa beban, sakit, terjepit, diperas dan terbakar. Itulah yang Yoona rasakan saat ini pada dadanya, bahkan segala rasa sakit itu kini mulai menjalar perlahan-lahan ke lengan kiri, leher dan punggungnya.
Dengan tertatih-tatih Yoona melangkahkan kakinya kemobil yang ada dihadapannya. Tubuhnya bergetar ditambah lagi rasa sesak yang mulai ia rasakan membuatnya frustasi.
Karena tidak dapat menahannya lagi, Yoonapun jatuh tersungkur.
“Yoona !!!!”
Teriakan Taeyeon berhasil mengalihkan perhatian orang-orang yang daritadi memukulinya kearah Yoona yang saat ini terlentang tak berdaya dihadapan mereka.
“Tt…tuan muda?” Serentak mereka
Bagai mesin waktu yang terhenti, semuanya terdiam beberapa detik hingga akhirnya salah seorang diantara mereka berlari menghampiri Yoona. Orang itu adalah Taeyeon, pria tua yang tubuhnya penuh luka dan darah akibat anak buah dari anaknya sendiri.
Perlahan Taeyeon membawa Yoona kedalam pelukannya. Ia menangis histeris melihat kondisi anaknya. Sungguh ia tak mau lagi kehilangan Yoona, ia begitu mencintainya.
“Tidak..Yy..Yoona…bangunlah ! Yy..Yoona..hikz..hikz..”
“Ii..ini ayy..ayah Yoona. Ii..ini ayah…hikz..Yy..Yoona~~~!!”
Semua orang yang ada disana sesaat terenyuh melihat pemandangan yang mereka saksikan. Pemandangan yang begitu menyedihkan.
.
Choi Sooyoung, pria jakung itu tanpa sengaja menjatuhkan kotak bekal yang rencananya akan ia berikan kepada Taeyeon. Ia shock melihat apa yang tengah terjadi dihadapannya saat ini. Ia melihat adik angkatnya menangisi seseorang yang ia yakini anak dari pria bermarga Kim itu.
“Tt..Taeyeon?”
.
Perlahan Taeyeon menyentuh kedua pipi anaknya yang masih dalam kondisi tak sadarkan diri. Ia tatap wajah tampan anaknya dengan linangan air mata.
Bagai tayangan film yang berputar diotaknya, penggal demi penggal kenangan bersama Yoona kecil terlintas jelas diingatannya.
“Ayy..ay..ayah??”
“Apa?? Kkk..kau barusan mm..mengatakan apa Yy..yoona?”
“Ayy..ayah?”
Taeyeon begitu senang mendengar kalimat pertama yang anaknya ucapkan padanya. Dengan kebahagiaan tak terhingga ia membawa Yoona kecil kedalam gendongannya. Sambil melepas tawanya ia bawa Yoona kecil berputar-putar dan bernyanyi.
.
“Yyy..Yoona mau cc..coklat?”
Yoona kecil tampak cemberut lalu menggelengkan kepalanya
“Ee..es krim?”
Mendengar es krim membuat Yoona kecil segera memandang ayahnya dengan senyum sumringah. Yoona kecil sangat suka es krim dan Taeyeon tau itu.
.
“Yoona cayang ayah”
Taeyeon tersenyum lalu memeluk anaknya hangat. Yoona kecil baru saja mengungkapkan cinta kepadanya walau dengan aksen bahasanya yang masih belum jelas.
.
“Ayo kk..kejar ayah Yy..Yoona !! Hhahah…”
Yoona kecil tertawa sambil terus berlari dengan kedua kaki kecilnya.
.
Hari itu…ya, hari itu keluarga kecil mereka sangat bahagia. Taeyeon dengan keterbelakangan mentalnya mampu memberikan kebahagiaan yang hakiki dirumah tangganya. Tak pernah sekalipun ia membuat anak dan istrinya larut dalam kesedihan. Ia dengan segala kelemahan yang ia punya terus berusaha memberikan kebahagiaan kepada Tiffany dan Yoona kecilnya. Dengan kata lain, Kim Taeyeon sangat mencintai keluarga barunya.
.
.
*****SARANG*****
.
.
KRIING….KRIING….
Bunyi dering telepon rumah kediaman Hwang menyadarkan Tiffany dari lamunan panjangnya. Dengan segera ia berlari kearah dimana tempat telepon itu berada, namun langkahnya terhenti ketika bibi Juseon lebih dulu mengangkat telponnya.
“Hallo, selamat malam. Ini kediaman keluarga Hwang..”
Sesaat suasana menjadi hening, sampai akhirnya bibi Juseon memberikan telepon itu kepada Tiffany yang masih berdiri disampingnya.
“Siapa?” Tanya Tiffany sebelum menerima telepon tersebut.
“Tuan Park, orang kepercayaan tuan muda nyonya”
Dengan hati resah dan gundah Tiffany mencoba memulai percakapan. Namun sebelum itu terjadi suara tuan Park lebih dulu terdengar diseberang sana.
“Nyonya Tiffany..tuan muda, tuan muda dia…”
“Ada apa dengan anakku?” Kegelisahaan Tiffany mulai menjadi-jadi dalam jiwanya.
“Tuan muda tengah sekarat nyonya. Penyakitnya kambuh”
“Apa??!! Sekarang dimana Yoona paman? Kumohon katakan dimana anakku?!”
“Sekarang kami masih diperjalanan menuju RS. Seoul nyonya”
.
.
Tiffany sudah mewanti-mewanti jika suatu saat hari ini akan terjadi. Hari dimana ia menyaksikan Yoona terkapar tak berdaya karena penyakitnya. Airmata Tiffany mulai mengalir sedikit demi sedikit membasahi wajahnya yang sudah dimakan usia. Tiffany tak akan sanggup menyaksikan bagaimana keadaan anaknya saat ini. Ia sungguh tak akan sanggup.
.
Flashback
.
“Maaf Yoona.. ibu memang sangat bahagia karena bisa berjumpa denganmu lagi. Melihatmu kini tumbuh semakin besar dan tampan, ibu sungguh tak kuasa menahan kebahagiaan itu.” Tiffany menghentikan ucapannya sebelum membalikkan tubuhnya membelakangi Yoona yang berdiri dihadapannya.
Menghela nafas, ia melanjutkan ucapannya kembali. “Tapi….”
“Tapi kenapa ibu?” Yoona mulai kesal hingga membuat kedua matanya memerah. Ia sudah tau alasan apa yang membuat ibunya menolak untuk tinggal bersamanya. Siapa lagi kalau bukan karena pria idiot itu.
“Karena ibu tidak bisa meninggalkan ayahmu. Ayahmu akan sulit jika menjalani hidup seorang diri.”
Setelah mengatakan itu, Tiffany membalikkan tubuhnya lalu berjalan perlahan kearah Yoona yang tengah menundukkan kepalanya. Dengan lembut Tiffany membawa Yoona dalam pelukannya, ia tak henti mengusap-usap punggung anaknya dengan sayang. Tiffany mencoba menyalurkan cinta dan kasih seorang ibu yang begitu lama tak pernah Yoona dapatkan darinya melalui pelukan hangat yang ia berikan saat ini. “Ibu menyayangimu… tapi ibu juga tidak bisa bersamamu.”
Tiffany merenggangkan pelukannya lalu menatap anaknya yang kini menangis dihadapannya. Tangis kekecewaan? Mungkin saja begitu.
“Ibu yakin, kau bisa mengurus dirimu sendiri sekarang. Tapi ayahmu, dia tak akan bisa Yoona. Dia masih membutuhkan ibu. Sekali lagi, maafkan ibu. Maafkan ibu”
Dengan tangis pilunya Tiffany berjalan meninggalkan Yoona. Namun tanpa Tiffany sangka sebuah tangan berhasil menahan kepergiannya. Tiffany tersentak saat tangan itu mulai sedikit memaksa untuk membawa tubuhnya kedalam pelukan yang begitu erat. Seolah-olah seseorang yang tengah memeluknya saat ini begitu takut kehilangan dirinya.
“Yyy..Yoona?”
“Ibu.. aku…aku..kumohon turuti permintaanku kali ini”
Tiffany terdiam sambil terus mencerna setiap apa yang akan diucapkan oleh anak semata wayangnya itu. Hingga sampailah Tiffany pada satu titik dimana ia mengharuskan dirinya untuk selalu berada disisi anaknya. Ya, karena penyakit yang diderita oleh Yoonalah Tiffany memutuskan untuk meninggalkan Taeyeon dan tinggal bersama anak yang ia tau begitu membenci suaminya. Namun begitu, jauh dilubuk hatinya ia masih mempedulikan laki-laki bernama lengkap Kim Taeyeon itu dan ia juga sangat mengharapkan Yoona menerima keadaan Taeyeon suatu saat nanti. Tiffany ingin melihat lagi keakraban yang terjalin erat antara yoona dan Kim Taeyeon suaminya.
.
Flashback End
.
“Kita sudah sampai nyonya”
Tiffany menghapus airmatanya, sesaat setelah supir Jae membuka pintu mobil untuknya. Supir Jae membantu Tiffany keluar dari mobil.
.
Sedih, pilu, resah, gelisah semua rasa itu Tiffany rasakan dalam jiwanya secara bersamaan. Ia mulai terisak dan terduduk dibangku panjang yang terletak tak jauh dari ruangan Yoona dirawat. “Hikzz..hikz…”
“Nyonya”
Tiffany menolehkan pandangannya kearah tuan Park yang entah sejak kapan berdiri disampingnya sambil mengarahkan selembar tisu padanya.
“Hapuslah airmatamu nyonya Hwang. Sekarang bukan waktunya untuk menangisi apa yang terjadi”
Dengan lemah Tiffany menerima tisu pemberian tuan Park dan mengusapkannya pada kedua matanya yang memerah.
“Bagaimana keadaannya paman?”
Tuan Park perlahan memposisikan dirinya untuk duduk disamping Tiffany yang kini mulai sedikit membaik.
“Penyakit jantungnya semakin parah. Tuan muda mungkin tidak akan bertahan dengan jantung yang ia punya saat ini. Hahh…lagipula sejak awal tuan muda memang tidak mengambil pusing penyakitnya, bahkan ia tidak mau menuruti setiap saran yang diberikan dokter kepadanya.”
Tiffany melirikkan matanya kearah beberapa orang yang ia yakini adalah anak buah dari anaknya yang berdiri tak jauh dari tempat ia duduk saat ini.
“Paman, maukah kau menjawabku dengan jujur? Sebenarnya kalian habis darimana? Dan apa yang kalian lakukan?”
.
.
*****SARANG*****
.
.
Di tempat lain, tampak Taeyeon berjalan mondar-mandir dengan hati yang gelisah. Bahkan Sunny yang sengaja dipanggil oleh Sooyoung untuk datang kemari dan mengobati luka ditubuh pria tua itu tak digubris oleh Taeyeon. Kerapkali saat Sunny mencoba untuk menenangkan Taeyeon dan memintanya untuk diobati, namun lagi-lagi wanita itu mendapat penolakan darinya.
Sampai akhirnya Sooyoung yang saat itu terlihat tenang mulai angkat bicara. “Ya kid !! tenangkan dirimu ! dan biarkan istriku mengobati lukamu dulu”
“Tt..tidak mm..Mr.Soo. Akk..aku harus mm..melihat keadaan Yoona. Aku hh..harus kerumah sakit”
“Tidak..tidak…Kim Taeyeon kau harus pikirkan keadaanmu juga”
“AKU TIDAK MAU !!”
Sooyoung maupun Sunny sama-sama shock setelah melihat Taeyeon membentak mereka. Ini pertama kalinya mereka melihat sisi lain dari Taeyeon.
“Aku harus pergi…” Setelah mengucapkan itu Taeyeon mulai beranjak pergi meninggalkan Sooyoung yang masih berusaha menghalanginya kembali namun segera ditahan oleh istrinya Sunny.
“Biarkan dia pergi.. melihat sikapnya seperti tadi menandakan bahwa dia memang harus berjumpa anaknya Oppa”
Sooyoung menghela nafas seraya menatap kepergian Taeyeon yang telah jauh dari pandangan matanya.
.
.
“Apa? Jadi Yoona memerintahkan kalian untuk menghabisi suamiku? Ayahnya sendiri?”
Tiffany menangis, ia tak menyangka bahwa Yoona akan melakukan hal senekad itu. Cukup sudah Tiffany membiarkan kebencian yang bersarang dijiwa Yoona terhadap suaminya. Tiffany bertekad untuk meluruskan dan memperbaiki hubungan antara Yoona dan Taeyeon. Tiffany tidak bisa membiarkan kebencian terus menerus menguasai pikiran anaknya. Apalagi kebencian itu tumbuh akibat kesalahpahaman yang ayahnya tanamkan dibenak anaknya cukup lama.
.
“Permisi…”
Suara seorang wanita berhasil menyadarkan Tiffany dan tuan Park dari lamunan mereka.
“Juh yun?”
Tuan Park berdiri lalu membungkukkan tubuhnya menyambut kedatangan wanita muda yang tak begitu Tiffany kenal.
“Anda pasti ibunya Yoona”
Menyadari posisinya, tuan Park memilih untuk meninggalkan dua wanita yang memiliki perbedaan usia yang cukup jauh tapi tak membuat salah seorang dari mereka kehilangan pesonanya masing-masing.
“Boleh aku duduk disamping bibi?”
Tiffany mengangguk lalu memberi ruang untuk wanita cantik itu duduk disampingnya.
“Perkenalkan, aku Seo Juh Yun. Kekasih anakmu bibi Tiffany”
“Kekasih anakku?”
Juh Yun mengangguk dan tersenyum
“Aku sudah tau hal ini akan terjadi. Yoona benar-benar keras kepala”
“Sudah berapa lama kau dan Yoona berhubungan?”
“Hampir dua tahun. Dan selama itu Yoona tak pernah sedingin ini sebelum kematian kakeknya” Juh Yun menghadapkan tubuhnya kearah Tiffany dan menggenggam tangan keriput itu dengan lembut.
“Bibi, kumohon jangan membenci Yoona karena telah memisahkanmu dengan suamimu. Dia tak sepenuhnya salah. Kumohon bi…”
Juh Yun menghentikan ucapannya ketika Tiffany memeluknya.
“Tak pernah sekalipun aku membenci anakku sendiri Juh Yun-ah. Aku mengerti akan sikapnya dan rasa benci yang ia miliki pada ayahnya” Juh Yun tersenyum lalu membalas pelukan hangat dari calon ibu mertuanya.
“Terimakasih bibi.. benar kata orang-orang yang mengenalmu. Bahwa selain cantik anda juga memiliki hati yang baik”
Tiffany melepas pelukan mereka lalu menatap lembut kearah Juh Yun yang tersenyum padanya. Sambil mengusap kepala Juh Yun ia berkata.” Kau juga sangat cantik dan berhati baik. Yoona beruntung mendapatkan gadis sepertimu”
Belum sempat Juh Yun membalas ungkapan calon ibu mertuanya. Suara tuan Park yang terdengar panik menghentikan komunikasi antara dua wanita cantik tersebut.
“Nyonya Hwang…tuan muda..tuan muda dia..”
.
.
Taeyeon berjalan dengan cepat ketika memasuki kawasan rumah sakit terbesar di Seoul. Setelah sampai dibagian pusat informasi iapun menanyakan dimana ruang rawat anaknya Yoona, Kim Yoona.
“Maaf…apa maksud anda Hwang Yoona?”
Taeyeon terdiam ketika mendengar nama Yoona yang tak menggunakan marga Kim miliknya. Namun begitu ia segera menganggukan kepalanya.
“Nama ruangannya Melati berada dilantai 20”
Dengan cepat Taeyeon berlari menuju ruangan dimana anaknya saat ini dirawat.
.
.
Setelah sampai ditempat tujuan, Taeyeon menghela nafasnya sejenak sebelum membuka pintu ruang rawat Yoona.
Saat pintu terbuka, seketika orang-orang yang berada diruangan itu melihat serentak kearahnya. Namun yang membuat Taeyeon semakin gelisah mengapa orang-orang disana terlihat begitu sedih bahkan ia melihat Tiffany yang menatapnya dengan linangan airmata. Dan satulagi yang menjadi tanda tanya besar baginya adalah saat ia melihat seseorang yang terbaring dengan kain putih menutupi seluruh tubuhnya. Siapa seseorang itu? Apakah Yoona? Kim Yoona anaknya? Oh tuhan..itu tidak mungkin. Bahkan Taeyeon belum sempat memperbaiki hubungannya dengan Yoona. Ia belum sempat memberikan cintanya untuk sang anak semenjak perpisahan itu terjadi. Yoona tidak boleh pergi meninggalkannya…lagi.
.
Taeyeon berjalan mendekati seseorang yang ditangisi oleh orang-orang dalam ruangan ini.
“Tae…Yoona..hikz…” Taeyeon memandang Tiffany sebentar lalu mengalihkan kembali tatapannya kearah tubuh kaku tak berdaya dihapannya. Dengan tangan yang bergetar Taeyeon coba untuk membuka kain penutup itu dan apa yang terjadi ?.
.
.
Tanpa diduga, seseorang dengan wajah pucatnya yang berada dibalik kain putih itu tersenyum sinis memandang kearahnya. Seketika suasana berubah menjadi gelap. Mungkin bisa dikatakan yang terlihat dari kegelapan itu hanyalah dua orang yang saat ini saling memandang satu sama lain. Dengan tubuh gemetar Taeyeon mengalihkan pandangannya ke berbagai arah. Aneh? Kemana perginya orang-orang yang berada diruangan ini? Kemana Tiffany? Dan mengapa semuanya menjadi hitam dan gelap? Dan Yoona. Laki-laki itu entah sejak kapan berdiri dihapan Taeyeon sambil mengenggenggam sebuah benda yang berbahaya ditangannya.
“Yy..Yoona?”
Yang dipanggil tak menjawab selain hanya memandang Taeyeon dengan tatapan membunuh.
Sekali lagi Taeyeon coba untuk memanggil anaknya. “Yy..Yoona-ah?”
“Selamat tinggal …. ayah”
Taeyeon terbelalak saat dengan cepat benda berbahaya itu diarahkan kepadanya dan … DOORRR !!!!!! DORR..DOORR !! … Setelah Yoona menarik pelatuk pistol itu berkali-kali, dua sampai tiga peluruh telah bersarang di dada dan terakhir dijidat milik pria tua tersebut.
.
.
Kematian Kim Taeyeon ditutup dengan tatapan puas dan senyuman jahat dari seorang Yoona. Kim…..Yoona.
.
“TIDAAAAKKKK !!!!!”

.
.
.

.
.
.

TBC

Annyeonghaseyo semua….
Waahh..udh lama banget ya aku nggak update?? Ehhehe…. mungkin sebagian dari readers ada yang udh lupa sama ff ini. Maka dari itu aku saranin sebelum baca chap ini mending baca ulang deh ffnya dari chap pertama biar terasa nyambung ceritanya. Wkwwkw…

Tp ngomong2 kok ceritanya makin aneh dan nggk jelas ya?? Haahah….yg nulis jg aneh dan nggk jelas.. #PLAAKK…_ oke abaikan..

Hmmm….kemungkinan chap selanjutnya adalah chap terakhir…so….mungkin aku bakal proteck. Dan untuk para readers jgn lupa tinggalin kritik dan saran yg membangun karena saya sangat butuh itu.

GOMAWO…..sampai jumpa dilain waktu ^_^

By : Siscataetae

Continue reading


57 Comments

Sarang (CHAPTER 5)

Tittle    : SARANG

Author : Siscataetae

Cast      : Kim Taeyeon – Tiffany Hwang – Lim Yoona

Genre   : Genben, marriage Life, hurt

1481182254447

Episode Sebelumnya__

“Semuanya….untuk hari ini, biar aku yang akan mentraktir kalian. Arra??”

“Uh? Mm..mr. Soo?”

“Hei, bisa kau jelaskan kenapa kau tidak bekerja hari ini?”

“Yyoo…Yoona..dia….dia kk..kembali”

“Ak..aku baik-baik saja …Tt..Taeyeon-ah..Karena kk..kau ada disini”

“Argggghhhhhhh !!!! Arrrhhhhhhhhhhhhttt!!!! “

“Mengapa…kau begitu membenci ayahmu? Apa yang membuatmu membencinya Yoona? Karena…ayahmu…tidaklah pantas untuk kau benci. Dia begitu mencintaimu”

“Aku……tidak…. suka……jika ibu menyebut namanya lagi”

*****SARANG part 5*****

FLASHBACK__

.
“sudut pandang TIFFANY”

Seoul, sudah lama aku tidak kemari.

      Pagi itu sekitar pukul 08.00 waktu setempat ketika ku tapakkan kaki di Bandara Incheon di Seoul suhu udara lumayan panas sekitar 25 derajat. Perjalanan yang ku tempuh dari Bandara International California ke Seoul sekitar 6 – 8 jam.
    Bandara Incheon ini berada di sebuah dari daratan semenanjung Korea. Mempersatukan keduanya dibentang jembatan yang cukup megah. Tak cukup satu jembatan saja, tapi lebih dari dua jembatan menuju ke kawasan bandara yang menyebrangi selat sekitar 1 km.
     Perjalanan yang ku tempuh dari Incheon menuju kota metropolitan Seoul sekitar 1 jam. Menempuh perjalanan itu, aku dimanjakan pemandangan pulau-pulau kecil di sekitar semenanjung Korea. Pemandangan bertambah asri ketika aku melintasi panorama perbukitan nan hijau. Perbukitan itu ditumbuhi perpohonan hijau tanpa ada penggundulan.

DREET….DREETT… Continue reading


23 Comments

Love between Dreams (Chapter 30)

Title        : Love between Dreams

Author   : 4riesone

Genre     : Romance, Gender bender

Cast        : 

 Jessica Jung

 Kwon Yuri

 Kim Taeyeon

 Girls’ Generation members and other

LxD cover 2

Chuseok

“Ini, Umma,” wanita berambut coklat itu menyerahkan sepiring kue beras kepada wanita yang lebih tua.

“Terima kasih, Sica,” Ny. Kim mengambil piring tersebut dan menaruhnya di meja. Dia kemudian lanjut menyiapkan makanan lainnya di meja.

“Apa lagi yang bisa aku bantu, Umma?”

Wanita itu melihat ke arah meja sebentar sebelum menoleh pada Jessica. “Apa kamu bisa membawakan beberapa soju kemari? Kamu bisa mengambilnya di lemari es.”

“Baik, Umma. Aku akan segera kembali.” Dia berjalan pergi setelah mendapatkan anggukan dari ibu mertuanya.

Malam itu adalah malam sebelum perayaan Chuseok. Taeng dan Jessica sedang berkunjung ke rumah orang tua Taeng untuk merayakan malam itu disana. Keluarga Kim berkumpul disana karena ayah Taeng adalah yang tertua di keluarga sehingga dia lah yang menjadi tuan rumah untuk perayaan kali ini. Sebagai menantu, Jessica juga turut diundang untuk ikut dalam perayaan tersebut.

Jessica mencoba sebaik mungkin untuk membantu apapun disana karena itu adalah pertama kalinya dia berpartisipasi dalam hari besar keluarga Kim. Dia pergi ke dapur dan mengambil beberapa botol soju seperti yang diminta dan menaruhnya di nampan.

“Butuh bantuan?” Continue reading


148 Comments

Dear Mom (Chapter 22)

Title      : Dear Mom

Author : rara0894

Genre   : Family, gender bender

Cast      :

Seo Joo Hyun as Kim Joo Hyun

Tiffany Hwang/ Hwang Miyoung

Kim Taeyeon

Jessica Jung/ Jung Sooyeon

Kwon Yuri

And other cast

DM cover 2

” Joohyun”

            Sayup terdengar seseorang memanggil nama yang sudah lama dilupakannya. Kim Joohyun, nama yang tidak pernah lagi dianggapnya selama bertahun-tahun. Seolah diri itu sudah mati yang kini hanya ada seorang Kim Seohyun yang malang dengan hati yang begitu dingin. Ya, satu kata itu mungkin memang cocok untuknya. Kadang, dia seolah menertawakan dirinya sendiri dengan apa yang telah terjadi. Kehidupan yang kelam dan terasa begitu pahit untuknya. Apakah ini sebuah kutukan yang harus dia terima? Mungkin saja. Continue reading


43 Comments

SARANG (Chapter 4)

Tittle    : SARANG

Author : Siscataetae

Cast      : Kim Taeyeon – Tiffany Hwang – Im Yoona

Genre   : Family Life, sad, hurt & genben

sarang-cover

Episode Sebelumnya..

“Yoona….yoona….hikz….hikz..anak ku, Yoona hikz….”

“Yy..Yoona??”

“Dengarkan aku baik-baik, aku akan memberikanmu sedikit uang untuk kau membeli makan siangm sendiri.

“Ini 2000 won, beli lah apa yang kau suka”

“Tt..Tapi Yy..Yoona”

“Taeyeon-ah !! kau mau kemana?? Naiklah…palli !!”

“Akk..aku akan mm..emnunggumu pp..pulang Panny.”

“Ya Kim Taeyeon !”

“Tae…Yoona…Yoona menginginkan agar aku tinggal bersamanya”

“Ww..waeyo? Ww..waeyo Yy..Yoona? Ww..wae?”

‘Taeyeon-ah…..mianhae..mianhae Taetae…..’

*****SARANG*****

“Kita sudah sampai ..ibu” Tiffany mengangguk sambil matanya tak lepas memandang ke rumah mewah di balik jendela mobil.

“Selamat datang nyonya Hwang” Ujar paman Han selaku ketua pelayan di rumah ini kepada Tiffany. Continue reading


51 Comments

SARANG chapter 3

Tittle                : SARANG

Author             : Siscataetae

Cast                 : Kim Taeyeon – Tiffany Hwang – Im Yoona

Genre              : Family Life, sad, hurt, genben

.

.

.

**Episode Sebelumnya__

.

.

“Ppp..Panny-ah..Panny-ah…hehehhe..”

.

“Taetae, tenanglah…nanti kau bisa jatuh”

.

“Coba lihat si idiot itu. Tingkahnya makin hari makin membuatku muak.”

.

“Entah apa yang membuat wanita secantik itu mau hidup dengannya”

.

“Aku juga heran dengan Mr. Choi, mengapa ia tidak memecat si idiot itu ya? Bukankah dia sangat menyusahkan?? Ciihhh….”

.

“Tidak ada, aku hanya ingin berdua saja denganmu Taetae”

.

“Sekarang buka mulutmu Mr. Kim ! Dan katakana A…”

.

“Tuan muda, saya sudah menemukan alamat nyonya Hwang”

.

“Jinja, kalau begitu.. ku mohon lakukan sesuatu sekali lagi untukku”

.

“Annyeonghaseyo nyonya Hwang”

.

“Mm…Mr. Soo  !”

.

“Omo !!! Aigo..Aiishh…”

.

“Kakek percaya, suatu saat kau akan membawa ibumu kembali ke rumah ini”

.

“Ada apa mr. Kang?”

.

“Saya hanya ingin melaporkan bahwa saya sudah menemui nyonya Hwang, ibu anda tuan”

.

“Yoona baru saja ditinggal mati oleh ayah. Ayahku…ayahku meninggal tae..hikz..hikz..”

.

“Hikkzzz….hikz…..ayah…ayahku Tae..hikz..hikz…”

.

“Ibu. . .”

.

.

.

*****SARANG*****

Wanita paruh baya itu sontak menolehkan pandangannya ke asal suara yang memanggil satu kalimat yang telah lama tak ia dengar….. ‘ibu’. Continue reading


58 Comments

SARANG chapter 2

Tittle : SARANG
Author : Siscataetae
Cast : Kim Taeyeon – Tiffany Hwang – Im Yoona
Genre : Family Life, sad, genben

**episode sebelumnya—

“Ayah !!ayah !!…”
.
“Yoona-ah !!!!ANDWAE !!! Yoona-ah !!!!!”
.
“Ayah !!! TOLONG AKU !!AYAH !!!”
.
“ANDWAE !!ANDWAE !!! YO0NA-AH !!! YOONAAAA!!!!!!!!”
.
“Khhaahhh…khhhaaahhh…Kakek !!!”
.
“Kemarilah… nak..”
.
“Cucuku..lakukanlah sesuatu untukku..”
.
“Ibu….aku akan menjemputmu kembali”
.
.
*****SARANG*****

       Terik matahari siang itu tidaklah membuat seorang wanita paruh baya menghentikan aktivitas rutinnya, yaitu mengantarkan bekal makan siang untuk suami tercinta. Continue reading