Title : Wingless Angel
Author : 4riesone
Genre : Angst
Beep…
Beep…
Beep…
Beep…
Beep…
Suara itu terus menerus terdengar dari mesin yang terletak di samping tempat tidur. Suara yang terdengar seperti penghitung waktu, menghitung mundur sedikit waktu yang aku miliki.
Aku masih ingat kata-katanya dulu. Dia mengatakan bahwa waktu adalah hal yang berharga. Dan orang seharusnya lebih menghargai waktu dibandingkan uang. Karena kita hanya akan memiliki waktu sekali saja dan tidak akan pernah bisa membelinya kembali. Namun…sekarang pun aku tahu. Aku tidak bisa begitu saja mempercayai waktu. Waktu memang tidak bisa diandalkan sepenuhnya, karena terkadang, ketika kita membutuhkan waktu lebih lama, dia akan menjadi seorang pendusta. Tahun terasa seperti bulan, bulan terasa seperti minggu, minggu terasa seperti hari, hari terasa seperti jam dan jam terasa seperti menit.
Aku tahu kalau waktuku sudah tidak banyak lagi. Aku telah berada di ruangan ini selama seminggu, yang hanya terasa seperti beberapa jam saja bagiku. Waktu yang tersisa tidaklah cukup bagiku. Waktuku semakin berkurang seiring setiap menit yang aku habiskan di ruang sunyi ini. Namun, aku pun tak mampu berbuat apapun.
Jika saja aku dapat menaklukkan waktu, aku tidak akan hanya menghentikan sedikit waktu yang aku miliki ini, tetapi aku, lebih dari apapun, ingin memutar mundur waktu. Agar aku tidak perlu melalui rasa sakit ini…seorang diri.
Aku mengeratkan genggaman tanganku pada tangannya yang dingin. Jika para dokter sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi untuknya, ini adalah hal yang masih bisa aku lakukan baginya. Berada di sampingnya dan memberikan sedikit kehangatan yang masih tersisa dalam hatiku.
Dadaku terasa semakin sesak seiring bejalannya waktu, menanggung semua rasa sakit yang perlahan merayap memasuki hatiku yang sudah hancur. Kepedihan mengisi ruang di dalamnya, kemudian meremasnya kuat, mencoba untuk menghancurkan semua yang masih tersisa di dalam hatiku ini.
Tetapi, aku tidak boleh menyerah pada rasa sakit ini.
Aku tidak akan membarkan satu-satunya hal berharga yang aku miliki hancur menjadi kepingan-kepingan tiada berarti. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Perasaan dan kenanganku tentang dirinya adalah satu-satunya hal yang aku miliki. Satu-satunya hal yang membuat aku hidup. Continue reading →