rara0894

All about TaeTiSeo and GG

Love between Dreams (Chapter 21)

73 Comments

Title        : Love between Dreams

Author   : 4riesone

Genre     : Romance, Gender bender

Cast        : 

 Jessica Jung

 Kwon Yuri

 Kim Taeyeon

 Girls’ Generation members and other

LxD cover 2

Witness

“Well done.” Seorang pria dibalik kaca memberikan kedua jempolnya dan menunggu di kursinya.

Yul membalas dengan sebuah senyuman dan melepaskan earphone dari kepalanya sebelum keluar dari ruang rekaman. Dia berjalan menuju pria yang sedang duduk dengan santai di kursinya. Pria itu tampak puas dengan hasil rekaman dan menyambut Yul dengan senyuman.

“Bagaimana, hyung?” Yul duduk di kursi di sebelah hyungnya itu.

“Awesome, Yul. Sejujurnya, hasilnya diluar ekspektasiku.”

“Ah kamu pasti bercanda, hyung,” kata Yul sambil dia memukul pelan lengan pria yang lebih tua darinya itu.

Kim Jaewon tertawa pada hoobaenya. “Aku tidak bercanda, Yul. Hasilnya benar-benar luar biasa.”

“Benarkah, hyung?” Yul sulit mempercayainya. Ini adalah rekamannya yang pertama. Memang dia sudah pernah melakukan rekaman sebelumnya, tapi itu hanya untuk lagu demo. Kali ini berbeda. Ini adalah lagunya sendiri. Dia yang menyanyikannya dan lagu ini akan dirilis dengan namanya.

Setelah merekam beberapa lagu demo untuk artis-artis lainnya, muncul ketertarikan dari para direktur untuk mendengar Yul menyanyikan lagunya sendiri. Mereka memutuskan untuk memoles sedikit kemampuan bernyanyinya sebelum memperbolehkannya untuk mendapatkan akses penuh menyanyikan lagu OST paling pertamanya.

“Iya. Kamu tidak pernah gagal membuatku kagum, Yul.” Dia menepuk bahu si pria yang lebih muda. “Benar-benar menyenangkan bekerja sama denganmu.”

“Aku juga, hyung. Kamu adalah sunbae favoritku.” Yul tersenyum lebar yang menghasilkan sebuah tawa dari si produser.

“Apa kamu sedang berusaha untuk menjilatku?”

Yul segera mengibaskan tangannya tidak setuju. “Tentu saja tidak, hyung. Aku tulus. You know. I’ve been really unsociable in the past. Tapi kamu sealu memahamiku. Aku sangat berterimakasih dan sekaligus meminta maaf karenanya.”

“Aah. Benar juga. You’re really a jerk, Yul.”

“Hyung…” Yul terkejut atas sebutan itu tetapi Jaewon segera tertawa melihat reaksi Yul.

“Hanya bercanda, Yul. Sikapmu bukanlah masalah besar bagiku. Tetapi aku tidak tahu bagaimana dengan rekan-rekan kerjamu.” Dia mengangkat bahu.

“I think they’re kinda get pissed by me.”

“Kamu harus meminta maaf kalau begitu.”

“Yeah, aku tahu, hyung. Maaf karena telah membuat banyak masalah,” Yul menunjukkan sebuah senyuman sedih.

“Tidak, tidak. Siapa bilang kamu membuat banyak masalah. Malahan kamu membawa melodi-melodi baru ke perusahaan ini, Yul. Semua orang mengetahuinya.”

“Mengapa kau selalu berlebihan, hyung?”

“Mengapa kau tidak pernah mempercayaiku, Yul?”

Mereka berdua menukar pandang satu sama lain sebelum tertawa terbahak-bahak tidak lama kemudian.

“Tapi aku serius, Yul. Jika tidak ada orang yang pernah mengeluh mengenai sikap dinginmu, maka satu-satunya alasan adalah bakatmu.” Jaewon tampak serius kembali.

“Aku tidak sehebat itu, hyung,” Yul berkata dengan malu-malu.

“Kau hebat, Yul. Bahkan luar biasa. Lihat saja lima lagu terakhir yang kamu ciptakan. Aku tahu lagu-lagu itu bukan lagu single, tapi lagu-lagu itu berhasil di pasaran. Itu artinya orang-orang menyukai lagumu, Yul. Jangan lupa semua orang disini juga. Bahkan beberapa penyanyi penah menyatakan tentang keinginan mereka untuk bekerja sama denganmu. Jika kamu bukan seorang musisi hebat, aku tidak tahu lagi apa itu.”

“Terima kasih, hyung.”

“Sama-sama, Yul,” Jaewon memeluk dari samping pria yang lebih tinggi darinya itu. “Jadi beritahu aku mengapa kamu berubah sekarang? Apa sesuatu terjadi? Kamu tampak lebih hangat dan ceria sekarang ini. Bukannya aku tidak menyukainya, justru aku menyukainya. Aku hanya penasaran.”

Yul tertawa. “Bukan hal yang istimewa, hyung. Aku hanya menemukan kebahagiaanku kembali,” dia tersenyum.

“Wow. Siapakah wanita yang beruntung ini?”

“Belahan jiwaku,” Yul menjawab dengan yakin.

“Baiklah, baiklah. Jika kamu tidak ingin memberitahu identitasnya, tidak apa-apa.” Jaewon menjauh dari hoobaenya itu. “I hope you two long last,” dia menepuk bahu Yul untuk terakhir kalinya sebelum kembali fokus pada lagu di hadapannya. “Sekarang mari kita dengarkan rekamanmu bersama-sama.” Dia menyerahkan earphone pada pria disampingnya.

“Oke.”

Yul mengambil earphone itu dan memakainya di kepalanya. Suara Yul mulai terdengar. Entah mengapa hal itu membuat bulu roma Yul menegang. Dia sulit percaya kalau itu memang benar-benar suaranya. Dia akan segera merilis lagunya sendiri. Itu benar-benar lebih dari sekedar luar biasa bagi Yul. Dia tidak pernah membayangkan dirinya akan bisa mengalami ini semua. Menjadi seorang komposer saja sudah sangat luar biasa dan sekarang dia akan menjadi seorang penyanyi juga, terlebih lagi di bawah naungan sebuah perusahan besar seperti SM Entertainment.

Yul merasa sungguh bahagia. Bahagia karena mendapatkan cintanya kembali. Bahagia karena sudah satu langkah lebih dekat dengan mimpinya.

***

“Hey Soonkyu, akhirnya kamu tiba juga.”

“Yah, Kim Taeng! Apa kamu ingin mati?!” Sunny berteriak pada pria di hadapannya yang langsung tertawa terbahak-bahak.

“Stop laughing you midget!”

“Jangan panggil aku seperti itu!” Dia berhenti tertawa sejenak dan berteriak balik pada sahabatnya sebelum kembali tertawa.

“You call for it,” Sunny berkata sambil menyilangkan lengannya.

“Baiklah baiklah. Miss Sunny. Aku menyerah.” Taeng mengangkat tangannya ke udara.

“Anak baik.” Sunny menepuk kepala Taeng.

“Ssuhh, apa yang kamu lakukan?” Taeng menyingkirkan tangan Sunny dari kepalanya. “Kamu pikir aku anjing apa?” Taeng menatap tajam pada wanita bertubuh mungil yang sedang tersenyum menyeringai padanya.

“Cute puppy,” Sunny menunjukkan merongnya pada Taeng.

“As long as I’m cute then,” Taeng tertawa. “Mengapa kamu begitu lama? Aku sudah memfosil menunggumu disini.

“Hah.” Sunny menyorakinya. “Aku tidak selama itu, Taeng.”

“Aku bosan kau tahu.”

“Oke, oke. Maafkan aku. Aku harus mengurus salah satu artisku terlebih dahulu.”

“My bussy buddy.”

“Lihat siapa yang bicara,” Sunny mencubit lengannya yang menyebabkan suara ‘aduh’ terdengar dari si korban. “Kamu bahkan lebih sulit dicari daripada sebuah jarum di dalam tumpukan jerami.”

“Tapi aku ada disini untukmu, bukan?” Taeng terseyum dengan wajah puasnya.

“Yeah, kamu benar.” Sunny mengeluarkan tawa khasnya. “Let’s go, Taeng. Aku sudah lapar.”

“Yes, maam. Let’s go!”

Taeng dan Sunny berkendara menuju restoran Jepang yang biasa mereka kunjungi yang tidak begitu jauh dari tempat Sunny bekerja. Mereka sudah jarang bertemu lagi setelah Taeng menikah dengan Sica. Dia begitu sibuk mengurus banyak hal mengenai persiapannya menjadi CEO berikutnya. Seringnya setelah bekerja dia akan langsung pulang ke rumah dan menunggu istrinya yang keberadaannya selalu tidak diketahui.

Di lain pihak, Sunny juga menjadi lebih sibuk. Saat ini merupakan waktu tersibuk sepanjang tahun untuk industri musik sehingga banyak hal yang harus ditangani oleh Sunny. Jadi bertemu satu sama lain sudah menjadi hal yang langka bagi mereka berdua.

“Aku benar-benar merindukan makan sushi bersamamu, Taeng. Coba aku hitung. Sudah 6 tahun sejak terakhir kali kita makan disini.” Sunny berkata saat mereka berdua berjalan menuju lift karena restoran yang terletak di lantai 6 gedung yang mereka kunjungi tersebut.

“Yeah. Sudah lama sekali.” Taeng menjawab saat mereka memasuki lift.

“Senang akhirnya kamu kembali ke Korea, Taeng.”

“Aku merasa lebih bahagia di Korea jujur saja. Aku merasa sedikit kesepian di luar sana, tinggal di negeri orang. Sulit menemukan seorang teman sepertimu disana.”

Sunny tertawa. “Oww Kim Taeng,” dia menyenggol si pria. “I’m one of a kind you know. There is only one me. It’s impossible to find another me.”

Taeng ikut tertawa. “Aku tidak bisa menyangkalnya. Aku bersyukur mempunyai seorang sahabat sepertimu.

“Aww Taeng, why are you so sweet now?” Sunnya menyerang pipi Taeng.

“Yah, Sunny! Jangan sentuh aku,” Taeng menjauhkan dirinya.

“Malu-malu sekali,” Sunny tertawa lagi tapi tidak lama kemudian berhenti ketika dia mendengar handphonenya berhenti di saat yang bersamaan dengan sampainya lift di lantai tujuan mereka. Mereka berdua keluar dari lift tersebut sembari Sunny melihat identitas si penelepon di layar handphonenya.

“Ah maaf, Taeng. Apa kamu bisa pergi duluan? Aku harus mengurus sesuatu terlebih dahulu,” Sunny berkata dengan wajah meminta maaf.

“Oke, aku akan menunggu di dalam kalau begitu,” Taeng tersenyum dan menepuk bahu Sunny dan pergi menuju ke restoran.

Sunnya menjawab panggilannya dan pergi ke salah satu lorong. Dia sesekali mengangguk dan sesekali memijat dagunya sambil berjalan maju mundur di lorong yang kosong itu. Sebagai seorang direktur di sebuah perusahaan besar seperti SM, Sunny harus menangani banyak hal, tidak hanya di jam kerjanya, tapi juga di waktu bebasnya.

“Oke, oke. Mari kita bicarakan hal ini kembali di kantor, Minsuk-ssi. Aku sedang menemui temanku sekarang.” Dia akhirnya berbicara setelah melontarkan beberapa argumentasi dengan si penelepon.

Sunny tidak memikirkannya lebih lanjut. Dia sudah terbiasa dengan situasi seperti ini dan dia datang kemari untuk bersantai dengan sahabatnya jadi tidak ada gunanya memikirkan pekerjaannya saat ini. Dia berjalan menuju restoran dan mencoba mencari sahabatnya.

Dia mengira Taeng akan duduk di samping jendela karena itu selalu menjadi tempat favoritnya tapi mengejutkannya, Sunny melihat Taeng berdiri diam tidak jauh dari meja resepsionis.

“Taeng?” Sunny segera menghampiri Taeng setelah dia terlihat di pandangannya. “Mengapa kamu berdiri disini?” Sunny mengernyitkan dahi pada sahabatnya tu. Dia menangkap sekilas kesedihan dan kemarahan di matanya namun dia tidak yakin yang manakah yang lebih mendominasi.

“Apa yang terjadi, Taeng?” Sunny meletakkan tangannya di lengan Taeng dengan khawatir. Dia sangat terkejut ketika Taeng menyentakkan lengannya.

“Kita pergi saja ke tempat lain. Aku tidak bisa makan di tempat ini.” Sambil Taeng berkata demikian dia berbalik badan dan meninggalkan Sunny berdiri terperangah.

“Taeng! Taeng! Tunggu!” Sunny memanggilnya dan berusaha untuk mengimbangi langkah sahabatnya itu.

***

“Ada lagi yang lain, Tuan?” Seorang pelayan bertanya pada sepasang kekasih. Si pria memberikan petunjuk bahwa semuanya sudah cukup agar pelayan tersebut dapat pergi.

“Apa kamu bisa memberitahuku lagi apa yang kamu katakan? Pelayan itu sedikit mengganggu.” Yul sedikit cemberut karena kesal.

Sica diam-diam tersenyum melihat ekpresi Yul. Dia menangkupkan kedua tangannya di pipi Yul dengan lembut. “Aku bilang bahwa aku benar-benar menyukai mata coklatmu,” dia berbicara lembut sambil menatap lekat ke dalam mata coklat itu.

Yul terkejut akan sentuhan Sica dan langsung melupakan rasa kesalnya. Sebuah senyuman lebar sudah tampak di wajahnya yang tak bercela.

“Nah, kamu tersenyum itu jauh lebih baik.” Sica sekarang menunjukkan senyuman malaikatnya.

Yul menaruh tangannya di atas lengan Sica dan menarik tangan mereka lepas dari wajahnya. “Aku tahu kita tidak sedang membicarakan tentang mataku, Sica. You’re so sneaky,” Yul tersenyum. “But I love your sneakiness.” Dia mencuri ciuman di pipi Sica.

Sica tertawa kecil atas aksi spontan Yul itu. “Karena aku tahu kamu akan menyukainya.”

“Aww my princess,” Yul mulai mengacak-acak rambut Sica seperti biasa. “Kenapa kamu begitu cute, hmm?” dia mencubit ujung hidung Sica sebelum merapikan kembali rambutnya.

Sica semakin tertawa karenanya, menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh pria di sampingnya. Dia merasa seakan dia bisa selalu tersenyum, terkekeh, tertawa kecil, bahkan tertawa terbahak-bahak setiap kali bersama Yul. Yul selalu menemukan cara untuk membuatnya bahagia. Sica merasa sangat dicintai.

“Jadi kembali ke topik, Sica. Apa yang kamu katakan?”

Sica tertawa lagi sebelum melanjutkan ceritanya yang terhenti oleh kedatangan pelayan sebelumnya itu. Mereka terkadang akan tertawa, mencolek, mencubit satu sama lain. Dan bagi si pria, dia akan tetap melakukan kebiasaannya mengacak-acak rambut Sica yang selalu menghasilkan tawa dari si korban.

“Apa dia benar-benar melakukannya?”

“Iya. Aku sendiri tidak bisa mempercayainya. Dia selalu bersikap tenang di luar namun ternyata dia adalah seorang dorky sama sepertimu.”

“Kenapa kamu sekarang melibatkanku, Sica?” Yul mulai menggelitiki Sica.

“Yah yah yah, Yul. Hentikan,” Sica memukul Yul sembarangan diantara tawanya.

“No, you naughty girl.” Yul melanjutkan serangannya.

Sica masih berusaha untuk melepaskan diri dari siksaan terhadap dirinya ketika telinganya menangkap sesuatu yang aneh. Dia berhenti tertawa dalam sekejap.

Yul mengernyitkan dahinya ketika dia melihat Sica sudah berhenti tertawa. “Kenapa Sica? Apa kamu tidak geli lagi?” Yul menggelitiki Sica sekali lagi di pinggangnya tetapi dia tidak bereaksi sama sekali. Malahan Sica meluruskan badannya dan melihat ke sekeliling.

“Ada apa, Sica?”

“Diam, Yul.” Sica menaruh jari tengahnya di bibir Yul. Dia mengamati sekeliling ruangan sekali, dua kali, tiga kali, tapi tidak menemukan apapun. Setelah yakin bahwa dia tidak menemukan apapun, dia menghela nafas.

“Ada apa, Sica?” Yul bertanya lagi.

“Aku pikir aku mendengar sesuatu.”

“Apa yang kamu dengar?” Yul memiringkan kepalanya dan menatap bingung pada si wanita berambut coklat.

“Aku mendengar seseorang mengatakan ‘Taeng’,” kata Sica dengan suram.

“Taeng? Apa dia disini? Dimana?” Giliran Yul yang menjadi panik. Dia menolehkan kepalanya ke kanan lalu ke kiri dan kembali lagi ke kanan untuk mencari pria yang disebutkan oleh Sica.

“Dia tidak ada disini, Yul,” Sica menggenggam lengan Yul mencoba menghentikannya dari serangan panik. Dia mengelus pundaknya perlahan.

“Oh, benarkah?” Yul masih berusaha mengatur nafasnya yang meningkat tiba-tiba akibat serangan panik.

“Tidak apa-apa. Tidak apa-apa. Sepertinya itu hanya khayalanku.” Sica tersenyum untuk meyakinkan Yul bahwa semuanya baik-baik saja.

“Yeah, sepertinya,” Yul mengambil tangan Sica dan menggenggamnya dengan erat.

“Aku disini, Yul. Jangan khawatir.” Sica mengelus tangan Yul dengan tangannya yang lain. “Aku disini.”

“Thank you, Sica.” Yul tersenyum setelah berhasil menyingkirkan serangan paniknya. “For being here.”

Sica langsung menyunggingkan seulas senyuman di wajahnya. “Very welcome, Yul.”

Saat Sica berkata demikian, pelayan akhirnya datang dengan pesanan mereka. Yul dan Sica menikmati makan malam mereka dan tidak mendiskusikan tentang hal itu lagi. Walaupun di pikiran Sica, dia masih belum bisa mengenyahkan kejadian tersebut. Dia merasa sangat yakin bahwa dia mendengar suara seorang perempuan berteriak ‘Taeng’. Suara itu begitu jelas dan dia tidak mungkin salah mengenainya. Tapi jika Taeng memang ada disana, mengapa dia tidak bisa menemukannya. Sepanjang malam itu, Sica mencoba untuk memecahkan misteri yang tidak terpecahkan itu namun tidak berhasil mendapatkan sedikit pencerahan pun.

***

“Jisoo!”

“Hyung!” Jisoo menyambut Yul dengan sebuah pelukan. “Apa yang kamu lakukan disini?” Dia bertanya setelah melepaskan pelukannya.

“I miss you guys. Dimana Jun?”

“Dia sedang sakit, hyung,” Jisoo menjawab sambil mereka berjalan menuju meja terdekat untuk duduk.

“Sakit? Dia bisa sakit juga?” Yul bertanya tidak percaya.

“Jun juga seorang manusia, hyung.” Jisoo tertawa.

“Kukira dia bukan manusia. Dia selalu hiperaktif setiap saat.” Yul berbicara diiringi gelak tawa.

“Yeah, memang sedikit aneh melihatnya berbaring seharian, hyung.” Tawa kembali meluncur dari mulut Jisoo.

“Jadi bagaimana kabar kalian?”

“Kami baik-baik saja, hyung. Untungnya.” Jisoo dan teman-temannya masih melakukan beberapa penampilan di café seperti biasa walaupun tanpa kehadiran Yul. Mereka masih bertahan meskipun sudah kehilangan vokalis utama mereka.

“Itu melegakan.”

“Namun ada beberapa orang yang masih sering menanyakanmu. Mereka merindukan penampilanmu.” Jisoo menambahkan.

“Benarkah?”

Jisoo mengangguk. “Iya. Walaupun Haesung hyung juga adalah seorang penyanyi yang hebat, tapi kau dan dirinya memiliki vibe dan feeling yang berbeda. Jadi beberapa orang masih tetap merindukan penampilanmu.”

“Maaf. SM tidak memperbolehkanku untuk tampil disini lagi,” Yul menjelaskan dengan sedih.

“Tidak apa-apa, hyung. Kami memahaminya. Kau sekarang sudah selangkah lebih dekat dengan mimpimu. Kami turut bahagia.”

Yul tidak bisa menahan rasa bersyukurnya akan pria muda itu. “Thanks, Jisoo,” Yul memeluknya sekali lagi. “Aku punya berita baik juga.”

“Beritahu aku.”

“Lagu pertamaku akan segera dirilis. Minggu depan.” Yul tersenyum lebar.

“Oh my god, hyung. Selamat!! Ini benar-benar luar biasa!” Jisoo memeluk kembali Yul dan menepuk punggungnya beberapa kali sebelum melepaskan pelukannya. “Yang lain pasti akan senang mendengar berita ini.”

“Terima kasih, Jisoo.”

“Kau benar-benar beruntung, hyung.”

“Aku tahu. Aku sendiri sulit mempercayainya. Segalanya berlangsung begitu cepat bagiku.”

“Tidak apa-apa, hyung. Akhirnya bakatmu bisa dikenal oleh dunia.”

Yul tersenyum bersyukur. Mereka pun melanjutkan perbincangan mereka mengenai perkembangan band dan juga kehidupan sehari-hari mereka. Yul merupakan personil tertua di band tersebut sehingga dia sudah seperti kakak tertua yang selalu memperhatikan personil-personil lain yang lebih muda darinya itu.

Yul baru saja mengucapkan selamat tinggal pada mantan rekan satu bandnya dan akan meninggalkan meja.

“Yul?”

Yul memutar kepalanya ketika namanya dipanggil. Sahabat tingginya sudah berdiri di belakangnya.

“Soo?”

“Yeah, siapa lagi Yul?” Sooyoung tertawa.

“Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu disini.”

“Aku sudah menjadi pelanggan tetap di tempat ini, Yul.”

“Oh sorry, aku tidak tahu itu.”

“Itulah mengapa kamu tidak seharusnya menjadi seorang zombie, Yul,” canda Sooyoung.

“Yah!” Yul mengetuk kepala Sooyoung. “Siapa yang kau panggil zombie?” protes Yul.

Sooyoung mengelus kepalanya yang sakit. “Jeez. Meenie zombie.”

“Yah!” Yul menyerang Sooyoung lagi tapi kali ini Sooyoung sudah bergerak dengan cepat dan menghindari ketukan Yul. Pria tinggi itu menjulurkan lidahnya penuh kemenangan pada si penyerang.

“Aku bukan zombie.”

“Kau zombie!!”

“Sshhh,” Yul menutup mulut sahabatnya. Terkadang Sooyoung bisa begitu berisik dan memalukan. “Ada banyak orang disini, Soo. Kita keluar saja.” Yul menarik Sooyoung keluar menuju tempat parkir dan meneruskan percekcokan mereka disana.

“Aku bukan zombie.” Yul berkata lagi setelah melepaskan Sooyoung dari genggamannya.

Sooyoung megap-megap berusaha mendapatkan udara. “Baiklah baiklah. You are not, Yul.”

“Nah, sudah kubilang,” Yul menjawab dengan wajah puas.

“But you were,” Sooyoung menambahkan tiba-tiba. “Apa kau tidak ingin memberitahuku sesuatu, Yul?”

“Huh? Apa?” Yul menjawab dengan gugup.

“Aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu dariku, Yul.”

“Aku tidak menyembunyikan apapun. Jangan bicara omong kosong.” Yul tertawa, mencoba untuk menutupi kegugupannya.

“Jangan bohong padaku, Yul.” Sooyoung menyilangkan lengannya dan menatap lurus pada pria gugup di hadapannya. Dia bisa melihat Yul sudah sangat berkeringat. Yul mengelap keringat di dahinya dan mengambil satu langkah menjauhi Sooyoung.

“Jangan bicara seolah-olah kau tahu segalanya, Soo.” Yul mengepalkan tangannya yang sudah berkeringat.

“Aku tidak tahu segalanya. Tapi aku tahu ketika kau berbohong, Yul. Terakhir kali kita bertemu, kamu tidak pergi ke taman hiburan bersama dengan rekan kerjamu bukan?” Sooyoung mengkonfrontasi.

“Apa? Aku pergi bersama mereka. Bagaimana kau bisa berbicara seperti itu? Apa kau sudah menjadi semacam peramal sekarang?”

“Lalu jelaskan padaku mengapa Sunny bertemu dengan Sica juga disana,” Sooyoung menantang, pandangannya tanpa keraguan sedikitpun.

Yul semakin berkeringat. Dia mengelap keringat dari dahinya lagi dan mengencangkan kepalan tangannya.

“Kenapa kau bertanya padaku? Aku tidak tahu tentang hal itu.”

Sooyoung tidak memberi respon malahan meningkatkan intensitas tatapannya.

Yul merasa sangat tidak nyaman berada dalam pandangannya. Dia merasa seperti dirinya sedang berada di suatu lubang kecil dan sudah siap untuk diterkam oleh Sooyoung kapanpun. “Aku bilang aku tidak tahu. Kenapa kau tidak percaya padaku?!” Yul berteriak.

Sooyoung melembutkan tatapannya. “Baiklah. Tapi aku benar-benar berharap kamu akan membicarakannya denganku, Yul,” kata Sooyoung dengan penuh perhatian.

“Tidak ada yang perlu dibicarakan, Soo. Aku akan pergi sekarang. Sampai jumpa,” Yul berjalan melewati pria tinggi itu.

“Tunggu!” Sooyoung menghentikan Yul dengan menggenggam lengannya. “Masih ada hal yang ingin kubicarakan.”

“Apa?”

“Lupakan dia, Yul.”

“Bicara itu mudah, Soo.”

“Dia sudah menikah dengan orang lain, Yul. Jangan lakukan hal bodoh yang hanya akan menyakiti hatimu.”

Yul mendengus. “Urus saja urusanmu sendiri, Soo,” dia melepaskan tangannya dari genggaman Sooyoung. “Aku akan pergi sekarang.”

“Yul!!” Sooyoung berteriak kesal akan sikap acuh tak acuh sahabatnya itu. “Sadar, Yul. Kamu tidak seharusnya melakukan ini.”

“Jangan katakan apa yang harus aku lakukan!!” Yul meledak.

“Dia bukan milikmu lagi, Yul. Dia itu istri orang lain!” Sooyoung berteriak menantang.

“Aku tidak peduli!” Yul berteriak balik.

“Kau melakukan perselingkuhan! For godsake, Yul!!” Sooyoung berteriak lagi dengan penuh frustasi.

“AKU BILANG AKU TIDAK PEDULI!!!” Yul berteriak balik.

“Ini tidak benar, Yul,” Sooyoung mencoba untuk memberi akal sehat. “Kenapa kamu seperti ini?”

“Masa bodoh dengan benar atau tidak. Aku mencintainya. Dia juga mencintaiku. Aku akan melakukan apapun untuk bersama dengannya!” Yul mengatakannya tepat di depan sahabatnya. “Dan kau,” dia menunjuk pria di hadapannya itu tepat di dadanya, “jangan campuri urusanku!” Dia mengakhiri dengan pandangan tajam.

Tidak lama kemudian Yul bisa merasakan tenaga yang kuat menerjang pipinya yang membuatnya kehilangan keseimbangan.

Yul menyentuh pipinya dan menatap Sooyoung dengan mata yang membara. “HOW DARE YOU??!!” Dia berteriak.

Pukulan lain kembali mendarat di pipinya.

“WHO DO YOU THINK YOU ARE??!!” Yul berteriak lagi.

Satu pukulan lagi. Kali ini Yul bisa merasakan cairan hangat di bibirnya. Mulutnya berdarah. Yul menyeka mulutnya yang berdarah dan menatap kembali temannya dengan kemarahan yang memuncak.

“WHAT THE HELL ARE YOU DOING, CHOI SOOYOUNG??!!!”

“Aku berusaha memberikan akal sehat padamu, Kwon Yul!” Temannya itu akhirnya membalas tanpa rasa takut. “Sahabatku bukan orang bodoh! Tapi kau bodoh!!”

“Jangan sebut aku bodoh!!” Yul membalas pukulan Sooyoung tepat di rahangnya. “Kau tidak tahu apa-apa untuk menghakimiku!!”

“Aku tahu cukup banyak untuk menghakimimu, Yul. Kau bukan dirimu lagi! Kamu bukanlah Kwon Yul yang kukenal!” Sooyoung berkata setelah menerima pukulan Yul. “Kau sudah dibutakan, Yul. Dibutakan oleh keinginanmu untuk memilikinya.”

Yul meluncurkan pukulan lain pada Sooyoung. Buku-buku jarinya menerjang rahang Sooyoung dengan keras yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke tanah. “Dan memangnya kenapa jika aku menginginkannya? Aku mencintainya. Dia seharusnya menjadi milikku seorang!” Tatapan Yul tertuju dengan tajam pada pria yang terbaring di tanah.

“It’s not love, Yul!”

“Tutup mulutmu!!” Yul mengayunkan tangannya hingga bertubrukan dengan rahang Sooyoung. Dia mendudukkan dirinya diatas pria itu.

“Love is kind and pure, Yul. It won’t lead you to a sin. Otherwise, it is not love.” Sooyoung berkata dengan lemah dari bawah Yul. Rahangnya sudah terasa berdenyut-denyut akibat pukulan Yul.

“Jangan bicara lagi!”

Sooyoung bisa merasakan rasa besi di mulutnya. Mulutnya sudah berdarah akibat pukulan lain yang dilontarkan oleh Yul.

“Pukul aku! Pukul saja aku!” Mata Sooyoung terpaku pada Yul, dengan ekspresi tidak tergoyahkannya. Dia bisa melihat tangan Yul sudah terangkat di udara, bersiap-siap untuk memukulnya dengan keras lagi.

Yul sedang bernafas dengan berat, menahan lengannya tetap di udara.

“Kenapa? Kenapa kau berhenti?” Sooyoung menantang.

“Tutup mulutmu!” Yul berkata sambil menggertakkan giginya di antara nafas beratnya.

“Apa kau takut? Takut untuk mengakui bahwa aku mengatakan kebenaran?”

“Aku bilang tutup mulutmu!!!!” Yul berteriak lebih kencang.

Sooyoung tidak bergetar sedikitpun tetapi malah tertawa. “Lihat! Kau sudah membuktikannya. Kau begitu marah karena kau tahu kalau aku benar dan kau memang benar-benar salah!”

Kemarahan menyusup ke dalam tubuh Yul, mengambil alih pikirannya. Dia tidak tahu kapan itu terjadi, tetapi dia sudah memukuli pria yang terbaring di bawahnya, lagi dan lagi. Hingga hidungnya berdarah, wajah membengkak dan memerah.

“Jangan pernah bicara padaku lagi.” Yul berkata dengan nada yang sangat dingin sambil menatap pria yang sudah tidak berdaya itu sebelum meninggalkannya disana seorang diri.

Sooyoung mulai tertawa melihat situasinya. Bagaimana ini bisa berakhir seperti ini. Tawanya perlahan berubah menjadi isakan. Dia hanya tidak ingin Yul hancur dan terluka lagi. Tapi niatnya berakhir seperti ini.

Yul sudah berubah. Hatinya sudah berubah.

Sooyoung hanya berharap agar Yul tidak akan hancur berkeping-keping lagi nantinya.

I hope you will be okay this time, Yul.

To be continued…

“Haduh haduh haduh apa-apaan ini????!!!! Kenapa jadi begini?? Ini authornya udh gila ya??!! !@#$@$#@$”

Adakah yang berpikir seperti itu? hahahaha

Taeng udah kembali dari liburannya dan mulai syuting lagi nih hahaha cuma belum syuting taengsic ya 😛 tapi kayanya tuntutan taengsic bercerai meningkat tajam nih sejak chapter  kemaren, apa bakal meningkat ato menurun di chapter ini ya? ya mari dilihat sajaa… btw, kok ga ada yang minta yulsic pisah sih? apa kalian semua udah seiya sekata ga mau taengsic lagi? hmm, untuk chapter sebelumnya, pria yang di akhir cerita itu bukan taeng ya, jd tebak sendiri siapakah dia? 😛

Oh ya, mau ngingetin lagi aja, ini cerita emang genrenya angst ya, dan memang plotnya sedikit kejam, jadi mohon dibaca atas kehendak sendiri aja ya, risiko ngga ditanggung author 😛

Btw, maaf2 ya kalo semakin hari bahasa semakin gado2 hahaha ya sudah, akhir kata jangan lupa dikomen ya reader2 yang baik hati. author mau kabur dulu, babai~

Author: 4riesone

SONE. Follow me on Twitter @4riesone for updates and questions

73 thoughts on “Love between Dreams (Chapter 21)

  1. Kalau kak yah mank lebih baik taengsic bercerai soalnya mereka menikah tanpa ada perasaan apa2 apalagi neng sica nya.. Dari pada saling menyakiti lebih baik kan bercerai… Kak mau yulsic cukup mrk bercerai d dunia nyata jangan lagi d pisah kan di dunia ff… Hhahahahahhahah

  2. YULSIC jangan di pisahin thor biarkn mereka bahagian, tae sama fanny aja

  3. Pengen jga sih jadi taengsic tpi entar yul sama siapa dong klo taeng beneran sama sica kan kasian dia,, klo taeng sendirian sih nggak apa” gw nggak kasian…

  4. GUE MAU TAENGSIC THOOOORRRRRR…. #CAPSLOCK jebol…
    please bgt please…..hhahahahah gue pengen taengpa sama sica. setuju banget sama omongan sooyoung. TAENGSIC…..KANGEN GUE THOR. PLEASE.

    GOMAWO…~ *bow

  5. Yulsic harga mati dr awal mereka saling mencintai kalo soal taeyeon dapat munculin tiffany biar dia bahagia thor,author fighting

  6. Kesian taeng pasti taeng liat yulsic yaa
    Tae udh lah sma fany buruan
    Wkwkwkk
    Tpi pengen taengsic sih au ahh
    Lanjut aja

  7. yulsic aj thor lagian dah telat jg klo taengsic..tpi taeng na d bikin mati aj ya biar dy ga sakit hati ngliat kelakuan sica yg bgtu jahat na

  8. Iy authornya gila krn udh maenin emosi readersnya hhhh arghhh
    Owhh jd it bkn taeng y.pa it c Tn. Jung terhormat???tp yg gw g ngrti knp org it nangis????kynya mzh da sesuatu yg blm djabarin nh dsni
    Ahhh gw jd bingung hrz bela sp tp kynya feeling gw ff ni bkl berakhir k taengsic krn u thor bqn side sica m taeng yg gw sndr jg bingung wkt bacanya y tp smua it bz brubah sesuka authornya sndr hahahaha jd klo gt u hrz bqn ni yoonyul hahahaha 😀 *maksa bgt nh readers

  9. YULSIC please…
    taeny dan yulsic itu harus..
    emang salah sih perselingkuhan yulsic tp lebih salah lagi pernikahan taengsic..
    mending menyakiti 1 hati daripada 2 hati…
    YULSICYULSICYULSICYULSICYULSIC

    • suka nih: “emang salah sih perselingkuhan yulsic tp lebih salah lagi pernikahan taengsic..”

      udah lah ya, sica serba salah XD

  10. Thor jadiin yulsic aja thor no taengsic no more

  11. udah thoor pisahin aja yulsicnya kasian taengnya elah tooorrrr,

  12. Bukannya mau taengsic bubar thor ,malah maunya tuh taengsic bakal jadi keluarga bahagia tapi kalau di liat dari siai sica kayanya gk bakal terjadi secara dia benci taeng & dia sangat sangaaaat cinta yul. Gua kaga mau taeng tersakiti T.T

  13. udh lah taeng cerein sica aja, lagian udh slingkuh jg dbelkng taeng, biar aja sica sm yul n taeng cari yg lain aja deh, prcuma klo dpaksa jg, nti taeng malah sakit hati, taeng cerai titik

  14. bikin taengsic aja thor biar yulsic ngerasain sakitnya taeng, kalo jdnya yulsic tar keenakan donk dia bahagia diatas perselingkuhan cuih kesel aja kalo ada orang bahagia diatas perselingkuhan. emang sih taengsic nikah bukan atas dasar cinta tapi kn taeng ikhlas sayangnya belum telat thor bikin taengsic ya.

  15. Annyeong ………
    Arghhh Kwon yuriiiiiiiiiiiii,gk tau mau conmet ap ah .. ak bingung ,stresss dah ah galoo pula …… ><
    Dtunggu next chp nya aja ..
    SEMANGAAAAAAAAT

  16. Taengsic ceraicerai aja deh khan yulsic masih saling cinta,Taengsic CERAI!!! Ehm yul koq tega deh bikin choi shiksin babak belur ntar Sunny Bunny sedih loooohhhh. Pokoknya taengsic cerai deh cerai

  17. Buat tuthor, tolong di buat jelas ni cerita -_-
    Kalo yulsic yah yulsic,
    Kalo taengsic yah taengsic,

    jgn bkin yulsic shipper smpe bentrok sma taengsic shipper,

    Tuthor gah mw kan di sebut tukang pengaduh domba -_-

    Cuman gara2 ni ff, beberapa shipper dri ys & ts saling melontarkan kata2 gah masuk akal.

    klo menurut saya pribadi,
    Saya lebih memilih yulsic,krn mereka berdua saling mencintai,

    biarkanlah taeng menderita :v
    Dari harus membiarkan yul dan sica menderita,

    Kan 2 nyawa lebih dri 1 nyawa :v

    • pertama2, makasih komennya ^^ tapi sayang sekali, ngga ada yg bisa diperjelas. karena emang ff ini adalah ff yulsic x taengsic. silahkan diinterpretasikan sendiri.
      well, author ga menganut prinsip utilitarianisme (2nyawa lebih baik dari 1 nyawa) dlm ff ini. jadi, biarlah ceritanya mengalir sesuai arus saja ya… hehehe

  18. annyeong,,,,,,
    Hadeuuuhh knpa jdi action gni yul sm soo,,,
    Yulsic emng slh knpa slngkuh,,,tp taengsic lbih slah nikah tnpa ad rsa cma taeng aj,,tp sica ngak dia lebih cinta sm yul yang mna dri awal yulsic sling mncntai,,,
    Sdlh cuy slingkuh itu emng slah,,tp lbih skit klw taengsic brstu,,sica cma trpksa ksian taeng nya,,lbih baik taengsic pisah,,yulsic brstu dngan indah di jalur yg sah#plakkkkkkk
    Dan please mnculkn fany biar taeng bsa move on dri sica,,,#hahahaha jiwa LS&RS abadiiiiiiii
    Next dech d tunggu
    Ttap smngatttttt
    Gomaomao

  19. baru juga bahagia udh ada badai lagi. Thor happy end buat yulsic kasian hr s relain mimpi..

  20. w jg g setuju seh yul berubah ky gtu.kshan taeng tau.mnding ma yoona j dh… yul yg w suka itu tdk egois,please thor sdarknlah yul spy g ky skrg

  21. pisah kan yulsic yeahhhhhhhhhhhhhhhhh
    satukan taengsic
    satu suara mewakili seribu suara thour

  22. Bener tuh kata soo,, jatohnya jd obsesi,,,,
    Duuhhhj Sunny bakal ngamuk liat keadaan soo kya gtu,,
    Daammnnn sakiitt banget tuh TAENG dengan mata kepala sendiri liat ISTRI nya SELINGKUH,,

    • hmm hmm #manggut manggut
      ya mungkin sunny bakal mecat yul kali ya kalo tau hahahaha
      ya, sakitnya tuh disini, DISINI #tunjukdada

  23. kok firasat bilang ini bakal berakhir taengsic :”
    Semoga yulsic, semoga taeng bisa lepas jessica, btw omongan soo semua bner, yg yulsic lakuin salah, tapi taengsic gw kagaa rellaaaaaa xDD hehe
    munculin pany aja, taeng ama fany, yul ama sica :”

  24. Ciee yang lagi rajin update, Gile dah yul sama sooyung kek gitu.. Okelah, lanjut thor 😀

  25. Komen nya pd ribut ia thor.. Krna gue Royal Shipper.. Udh jls gue brharap yulsic

  26. yah taenya dikit banget tp gpp deh yg penting ada
    mudah”an ada fany biar tae ama fany aja dari pada ama sica sakit hati terus wkwkwk

  27. Taengsic emang udah takdirnya buat cerai kayanya. Yang berusaha buat bikin rumah tangga nya baik2 aja cuma disatu pihak sedangkan sica nya selingkuh terus sama yul. Kan kesian juga taengo kalo mesti secara gak sengaja ngeliat yulsic selingkuh. Taengsic ceraikan sajalah. Persatukan yulsic. Dan pertemukan taeny!!yeaayy 😀

  28. please thor jgn pisahin yulsic lg, yulsic tuh udh hrga mati gak bs di tawar2 lg
    prcuma jg taeng memprthankn prnikahannya, nah wonk sica aja gak prnh cinta sm taeng
    tuh taeng psti ngeliat yulsic ya
    haduh soo sm yul jgn brantem donk, moga2 yul gak knp2
    sukses bwt kwon yul ya

  29. lanjut thor!!… sama dear mom nya lanjutin ya?!?!

  30. Gak tw hrus ngmong pa lagi mlihat chap ini,bner2 mnyedihkan

  31. yulsic jgn pisah thor, kan kasian yul bru jg dah mulai senang lagi.
    tpi d satu sisi jg kasian taeng nya…
    mending taeng ma fany aja thor

  32. Nah kan ketahuan jg akhirnya taeng pasti melihat yulsic tadi.

  33. Loh loh loh.. koq jadi ribet lagu..
    Haduh…
    Jadi goyah nih.. bakal yulsic apa taengsic..

  34. Taesic thor Taesic..gue pengen taesic thor please, jebal taesic harus bersatu thor, tolong ngertiin gue napa thor. ntar gue nangis ne thor…,,,

  35. tuh kn bnr sooyoung aj mrh atas kelakuan yul.yulsic tlg sdr ini bkn cinta to nafsu.seru thor asik..

  36. apa yang dibilang soo itu bener, seharusnya yul tidak boleh tunduk padak keinginannya saja. yang dia lakuin sama sica emang udah salah sejak sica nikah. sica udah punya orang, dan yul harus tahu itu.

  37. waduhh sooyul berantem..tapi apa yg di katakn soo itu bener..yul nya aja yg gak mau..
    taeng udah lihat yulsic kencan tuh..

  38. aku ga tau mau koment apa.
    arghhhh……….

Leave a reply to 4riesone Cancel reply