2 Grand (Chapter 14)

February 25, 2017 by seojuhyunieee 34 Comments

Author : XoloveTaeyeon

Cast : Kim Taeyeon-Tiffany Hwang

Original Link : Here!

CHAPTER 14 : SEPARATED

Berjalan di atas trotoar keras di sana dengan bertelanjang kaki, bergandengan tangan saat matahari terbenam, mewarnai langit oranye.

Keindahan di matanya, bagaimana itu melengkung saat dia tersenyum, angin yang meniup rambutnya lagi, keindahan dalam dirinya. Taeyeon mengaguminya, keindahan hidupnya, cinta dalam hidupnya.

Dia meringkuk ke dalam dirinya ketika angin bertiup kencang, Taeyeon melingkarkan lengannya di atas bahunya, wajah Tiffany berada di lehernya. Mereka terus berjalan.

“Ini indah di sini, Tae.” Suara Tiffany merambat melalui lehernya.

“Sama seperti kamu.” Ujar Taeyeon, sebuah kikikan bergetar di lehernya.

“Ingin piggy back?” Dia bertanya pada kekasihnya.

Sebuah senyum diperlihatkan di hadapannya, memberi tahu jawaban ya, Taeyeon membungkuk supaya dia bisa naik.

“Tapi Taetae bajuku-” Tiffany merasakan sebuah jari di atas bibirnya.

Taeyeon mengeluarkan ponselnya, seseorang memanggil.

Tiffany cemberut, ia mengaitan lengannya dengan kekasihnya dan kembali berjalan.

“Aku bisa tinggal di hotel, Umma.”

“Tidak perlu menjemputku Aish, tidak! Aku tidak mau!” Taeyeon membantah sementara pacarnya mengawasinya dengan kekhawatiran.

“Baiklah, katakan kepada mereka untuk menunggu.”

**

“Tae~” Tiffany memanggilnya saat ia selesai berganti pakaian, kekasihnya itu telah terlihat khawatir sejak saat mereka kembali ke hotel mereka.

“Kau sudah selesai? Kita akan pergi ke suatu tempat. Kita tidak kembali kemari…” Taeyeon menarik kedua koper mereka keluar tapi sebuah  lengan menghentikannya.

“Apa yang terjadi?” tanya Tiffany.

“Ibuku …” Taeyeon menghembuskan napasnya, Tiffany mengangguk pelan.

**

Hampir sampai disana, Taeyeon ingat jalan untuk sampai ke villa, meskipun ia belum pernah ke sana untuk waktu yang cukup lama. gigi atasnya yang menggigit bibir bawahnya, apa yang akan terjadi ketika mereka sampai adalah apa yang dia khawatirkan saat ini.

Melihat ke sisinya, sepasang puppy eyes itu menatap ke bawah, menatap kakinya sendiri, tangannya mencengkeram erat pada Taeyeon, apa dia takut? Taeyeon menolehkan bahu kekasihnya dan mereka saling berhadapan, ia bisa melihat kekhawatirannya, mata itu tampak khawatir dan sedih.

“Why so intense, Fany?”

Tiffany segera memeluknya, kepalanya beristirahat di dada Taeyeon, dia mendesah.

“Apa yang akan terjadi, Tae?” Dia bertanya.

Taeyeon menoleh, melirik ke depan, ia melihat pengemudi itu tidak memperhatikan mereka. Dia menempatkan bibirnya di telinga Tiffany.

“Yang terburuk adalah, aku dan kamu tidak akan bisa melakukan seks malam ini.” Dia cemberut, sebuah cubitan, ia merasa gadis itu mencubitnya.

Suasana serius itu mulai melonggar, dia merasa lega.

**

 Mereka dikawal menuju ruang tamu vila, kekasihnya itu tidak menggengam tangannya, dia mengerti, tapi, jika Taeyeon… menggengam tangannya … dia akan merasa sedikit lebih baik.

Seorang wanita tua berpakaian elegan sedang duduk di sofa, membaca sesuatu. Dia menduga bahwa itu adalah Ibu Taeyeon, menggigit bibir, dia sudah siap untuk kemungkinan yang terburuk.

“Umma.” Taeyeon memangggilnya.

“Ah, selamat datang kembali, putriku.” Wanita itu tersenyum, Tiffany merasa lega, setidaknya wanita tidak berteriak sebagai awal permulaannya.

“Siapa-“

“Tiffany-“

“Annyeonghaseyo, saya Tiffany, teman Taeyeon.” Dia membungkuk.

Taeyeon melihat ke arahnya dengan wajah bersalah, dia tidak akan memperkenalkan dia sebagai kekasih, untungnya Tiffany segera mengerti.

“Baiklah, duduklah kalian berdua.” Wanita itu tersenyum kecil tapi terlihat lebih serius dari sebelumnya.

“Jadi Taeyeon, aku sudah memanggilmu kembali karena suatu alasan, aku akan langsung ke poin utamanya.” Dia berhenti, mengambil secangkir teh sebelum menyesapnya.

Taeyeon mengangguk.

Lengannya, di balik punggungnya, dia mencoba untuk mencapai lengan Tiffany, diam-diam, dia mengambil tangan gadis itu, senyum terbentuk pada kedua wajah mereka.

“Kau sudah 24 tahun, cukup dewasa, aku telah menentukan kencan yang sempurna untukmu, dia berasal dari sebuah perusahaan yang akan bermitra denganku, sehingga kalau-“

“Umma, berapa kali kukatakan, aku tidak tertarik.” Dia memotong ucapannya.

Tiffany menunduk, dia mencoba untuk menarik tangannya, Taeyeon malah menggengamnya kembali lebih erat.

“Jika kamu berkencan dengannya, itu akan bermanfaat bagi kita, dia juga tidak jelek”

“AKU. TIDAK MAU.” Taeyeon menyatakanya dengan jelas, matanya menyipit, dia berdiri, menarik Tiffany dengannya.

“Siapa bilang kamu dapat melakukan apa yang kau inginkan?” Dia memperingatkannya.

“Tiffany-ssi, bisakah kamu tinggalkan kami sendirian?” Wanita itu berkata saat Taeyeon menarik kekasihnya menuju pintu.

“Tae.” Tiffany mengusap lengannya menenangkan sebelum berjalan keluar.

Taeyeon berdiri dalam diam, kemarahan memuncak di dalam dirinya, ia berharap untuk tidak pernah melihat ibunya lagi.

“Jika kamu ingin tetap memiliki apa yang sudah kamu miliki, jangan menentang kata-kataku, dan mengapa juga kamu membawa temanmu ke rumahku? Aku meminta kamu untuk datang sendirian.”

“Karena dia kekasihku dan aku tidak bisa meninggalkannya sendirian.” Jawab Taeyeon.

“Apa?”

“Kekasihku. Aku punya kekasih.” Dia mengatakannya tak acuh bersandar di dinding.

“Well, itu perlu untuk segera diakhiri karena kamu akan bertemu dengan purta dari mitra bisnisku.”

“Bagaimana jika aku tidak mau?”

“Apakah kamu ingin kehilangan semua yang sudah kamu miliki sekarang? Aku tidak pikir kamu tidak mau kan? Lebih baik dengarkan apapun yang aku katakan padamu, Kamu sudah cukup tua, jadilah dewasa.” Ibunya membuka buku dan mulai membaca.

Ibunya tahu lebih dari siapapun jika Taeyeon tidak akan ingin terlihat miskin, ia akan tidak ingin pergi kemana pun jika dia tidak berada dalam mobil mewahnya. Dia akan selalu terlihat terhormat. Itu Taeyeon, dan ibunya yakin dia akan mendengarkan kata-katanya. Taeyeon menyempitkan alisnya, Tiffany sedang menunggu di luar, dia tidak akan pernah membiarkan pacarnya menunggu seperti itu, ini seharusnya menjadi malam yang menyenangkan bagi mereka, berubah menjadi seperti ini, kacau.

Taeyeon mengambil langkah maju, dua penjaga datang di depannya, mencegah dia untuk pergi.

“Apa maksudnya semua ini?” Dia berteriak.

“Kamu tidak bisa meninggalkan rumah ini.”

“Tapi Tiffany!” Para penjaga mengangkatnya dan membawanya ke sebuah ruangan.

Saat para penjaga mengunci pintu, Taeyeon berlari ke jendela, ia melihat keluar, Tiffany tidak berada luar, koper mereka juga tidak berada di sana.

Fany-ah…

Dia duduk dengan berat dan airmata mengalir deras dari matanya.

To be Continued…