rara0894

All about TaeTiSeo and GG

Remember Me (Chapter 16)

16 Comments

Title         : Remember Me

Author    : 4riesone

Genre      : Fluff, Romance, Yuri

remember me

First Date – Chapter 16

Click.

Click.

Click.

Jessica dengan lihai menggerakan mouse dan mengkliknya beberapa kali, memilih website yang berisi informasi yang diinginkan olehnya. Dia membacanya. Scroll. Membaca lagi. Menghela napas. Menutup tab. Berpindah ke tab lainnya. Satu siklus penuh itu. Lagi dan lagi.

Click.

Click.

Click.

Akhirnya dia berhenti dan meneguk minuman dinginnya.

“Kenapa ini begitu sulit?” Dia menghela napas.

“Apa yang sulit, Sica-yah?”

Suara itu membuat Jessica memalingkan wajahnya ke belakang.

“Fany-ah, Taeyeon-ah. Dia tersenyum menyapa kedua gadis itu. “Apa yang kalian lakukan disini.”

“Kami ingin makan siang.” Tiffany menjawab sambil mengambil tempat duduk di seberang Jessica. Taeyeon mengikutinya dan duduk di samping pacarnya itu.

“Apa yang kau lakukan disini sendirian, Sica-yah?” Gadis berkacamata itu bertanya.

“Ah, aku sedang mencoba untuk menemukan beberapa informasi, Taeyeon-ah,” jawab Jessica. “Tentang kondisi Yuri.” Dia menambahkan.

“Apa yang sudah kau dapatkan?” Tiffany penasaran.

“Tidak ada yang membantu.” Jessica menggeleng. “Kebanyakan hanya soal tatalaksana medis, tidak ada yang membahas tentang kehidupan sehari-hari.” Dia kemudian bersandar pada kursi.

“Ada apa, Sica-yah?” Tiffany bisa melihat ada sesuatu yang salah pada ekspresi temannya itu.

“Tidak ada apa-apa.”

“Kau tidak bisa berbohong padaku.”

“Tidak ada apa-apa, Fany-ah.”

“Yeah. Benar. Dan Sooyoung tidak lagi suka makanan,” ujar Tiffany sarkastik.

“Itu mustahil.” Taeyeon berkomentar.

“Tepat sekali. Kau pintar, Tae,” Tiffany menunjukkan eye-smilenya pada pacarnya itu dan kemudian kembali berpaling pada Jessica. “Jadi? Ada apa, Sica-yah?”

Jessica ragu-ragu.

“Kau bisa membicarakan apapun padaku, Sica-yah.”

“Aku juga bisa pergi jika kau merasa tidak nyaman,” ujar Taeyeon.

“Ahh, tidak, Taeyoen-ah. Bukan begitu,” Jessica mencegah Taeyeon meninggalkan tempat duduknya.

“Jadi?”

Jesica menghela napas. “Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk Yuri. Aku merasa bersalah padanya. Rencana kita kemarin bukanlah sesuatu yang bisa kita lakukan setiap saat. Tidak hanya itu membebaninya, aku juga merasa tidak enak pada kalian berdua. Kalian harus menjalani pertemuan yang tidak menyenangkan itu lagi. Tidak mungkin kita memakai rencana itu lagi. Dan kita juga tidak bisa kembali pada rencana pertama kita.”

“Memang mengejutkan tapi kau tidak perlu mengkhawatirkannya, Sica-yah. Yuri adalah sahabatku juga.”

“Yeah. Aku juga menyukainya.”

Empat mata segera tertuju pada si gadis berkacamata dan bukan tatapan menyenangkan.

“Hey, hey, tenang. Aku menyukainya sebagai temanku. Dia itu lucu.” Taeyeon menjelaskan dengan gugup. “Aku sepenuhnya milikmu, Fany-ah.”

Tiffany tersenyum hingga matanya berubah menjadi bentuk bulan sabit. “Aku juga sepenuhnya milikmu, Tae.”

“Aku tahu,” gadis berkacamata itu pun mencium pipi Tiffany.

“Yah, get a room!” Jessica melempar sebuah tisu pada kedua gadis itu.

“Kau juga suka melakukannya dengan Yuri, Sica-yah,” Taeyeon menunjukkan merongnya.

“Aku tidak begitu,” ucap Jessica cepat yang diikuti dengan rona merah di pipinya.

“Akui sajalah, Sica-yah.” Tiffany menyeringai.

“Haiiissshh. Terserah. Tapi Yuri itu milikku. Kau akan berhadapan denganku jika kau melakukan sesuatu padanya.” Dia memandang Taeyeon dengan tatapan dinginnya.

Taeyeon merasa tubuhnya gemetar akibat tatapan itu. Jessica Jung memang benar-benar menyeramkan, catatnya dalam hati. Tapi yeah semua cewek memang menyeramkan kalau sudah berurusan dengan pasangan mereka. Tunggu tunggu, tapi aku kan juga cewek. Jadi apa aku juga menyeramkan? Taeyeon tertawa pada dirinya sendiri. Apa sih yang aku pikirkan. Aneh sekali.

“Yes, Ma’am. Mengerti,” akhirnya Taeyeon menjawab.

“Bagus.” Jessica mengangguk dan mengubah tatapannya menjadi lebih bersahabat.

Wow. Dia benar-benar seperti Fany, bisa mengubah ekspresinya menjadi berbeda 180 derajat dalam sekejap mata. Sungguh. Cewek benar-benar menyeramkan.

“Hemm, kembali ke masalah kita?” saran Taeyeon.

“Ah yeah. Sebenarnya, Sica-yah, kami ingin mengatakan sesuatu padamu,” ujar Tiffany.

“Apa itu, Fany-ah?”

“Cara yang lebih baik untuk memberi tahu Yuri soal kondisinya.”

“Benarkah?! Kenapa kalian tidak memberi tahuku lebih awal?” Jessica tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

“Kami baru saja terpikir akan hal ini dalam perjalanan kesini. Ini adalah ide Taeyeon.”

“Jadi apa itu, Taeyeon-ah?” Jessica mengalihkan perhatiannya pada si gadis berkacamata.

“Kita perlu….” Taeyeon pun mulai menjelaskan idenya. Dan mereka bertiga menghabiskan sisa hari mereka itu untuk mewujudkan ide Taeyeon tersebut.

***

“Yuri-yah. Ada paket untuku.” Yoona berteriak dari arah pintu depan.

“Oh, paket apa?” balas Yuri dari dalam rumah.

“Hemm, tidak ada pengirimnya,” jawab Yoona sambil berjalan masuk ke dalam. “Ini, coba periksa.” Dia memberikan paket tersebut. Itu hanya sebuah paket kecil, terbungkus dalam kertas coklat.

“Ini bukan bom, kan?”

Yoona sontak tertawa mendengarnya. “Siapa yang akan mengirim bom pada kita, Yuri-yah? Kita ini hanya murid SMA biasa, bukannya artis terkenal atau semacamnya.”

“Ya, siapa tahu,” Yuri mengangkat bahu. “Atau mungkin surat kaleng? Surat cinta untukku? Secret admirer?”

Yoona tertawa lagi. “Itu tidak mungkin!!”

“Yah, kenapa?!!!”

Tidak ada orang lain selain Sica yang suka dengan seorang kkab seperti dirimu, Kwon Yuri. Aku bahkan tidak mengerti kenapa Sica bisa terpikat denganmu. Tetapi Yoona menyimpan itu untuk dirinya sendiri dan hanya tertawa. “Kau ini berisik sekali, Kwon Yuri. Kenapa kau tidak langsung membukanya saja sih?”

“Tapi bagaimana kalau ini adalah bom?” Yuri masih tetap ragu.

“Geez, kau berlebihan. Biar aku saja yang buka.” Yoona akhirnya mengambil paket itu dari tangan Yuri.

“Tidak, tidak, tidak. Itu milikku. Aku akan membukannya.” Yuri mengambil kembali paket itu. Yoona diam-diam tersenyum saat Yuri mulai merobek kertas pembungkus paket itu.

“Sebuah buku dan sebuah CD?”

“Ayo kita tonton!” Yoona mengambil CD itu dan memasukkannya ke video player.

“Hey hey hey!!!” Yuri memprotes tetapi sudah terlambat. Yoona telah menyetel video tersebut. Dia pun kemudian duduk di samping Yuri.

“Haish, kau melanggar privasiku, choding.” Yuri cemberut.

“Aku hanya membantumu,” gadis itu membalas dengan sebuah merong.

“Membantu apanya.”

Yoona tertawa. “Sudah duduk saja dan nikmati tontonannya.”

Yuri tidak memprotes lebih jauh karena videonya sudah dimulai. Musik latar pun mulai terdengar dengan sebuah tulisan di layar.

Hi, Yuri.

Ini kami. Sica, Fany, Yoona, Sooyoung, dan… Taeyeon.

Kami akan memberi tahumu sesuatu, tetapi sebelum itu…

Ada beberapa hal yang telah kau lewatkan…

Musik latar pun berubah menjadi lagu yang lebih ringan dan menyenangkan.

Girl group favoritmu, Girls’ Generation, sudah comeback dengan album single baru mereka, ‘Party’. Playlistmu sudah diperbaharui dengan album terbaru mereka. Jangan khawatir 🙂

Kemudian music latar berganti menjadi music permainan olahraga.

Pemenang turnamen gulat musim dingin Soona untuk tahun ini adalah…

Im Yoona.

Yoona pun muncul di layar sambil mengeluarkan tawa alligator khas miliknya, sedangkan Sooyoung tampak sedih di sampingnya.

Ngomong-ngomong, dia memenangkannya dengan satu poin.

Selanjutnya…

Musik pun berubah menjadi bernuansa romantis.

Our eye-smiling Tiffany akhirnya memiliki pacar.

Yap, dia adalah si gadis berkacamata a.k.a Kim Taeyeon.

Tiffany dan Taeyeon pun muncul di layar.

“Hei, Yuri-yah,” ujar mereka bersama-sama. “Terima kasih sudah memberiku keberanian untuk memperkenalkan diri pada Taeyeon,” ujar gadis yang lebih tinggi. “Dan terima kasih karena sudah mendukung kami sejak awal,” Taeyeon menambahkan.

Yuri tersenyum melihat sahabatnya dan juga teman barunya itu. Mereka kemudian menghilang dan musik latar pun berubah lagi.

Kau tidak mengingat ini semua karena…

Sebuah gambar halaman koran muncul di layar. Berita itu berjudul ‘Seorang remaja tertabrak truk setelah menyelamatkan temannya’. Dan ada pula gambar dirinya berada di atas tandu, penuh dengan darah.

Yuri terkesiap. Dia bergerak dari tempat duduknya dan memperhatikan layar dengan lebih sungguh-sungguh.

Kau mengalami kecelakaan ini kurang lebih sebulan yang lalu.

Dan kecelakaani ini membuatmu tidak mampu mengingat apapun setelah kejadian tersebut…

Yuri memalingkan wajahnya pada Yoona dan melihat temannya itu menunjukkan wajah sedih. Yuri pun memegangi kepalanya. Sulit dipercaya ada sesuatu yang terjadi pada kepalanya saat dia merasa sama sekali tidak ada yang salah. Perlahan dia pun terisak.

Layar di hadapannya kini berubah menjadi rekaman kamera.

Sebuah suara berdeham.

“Sudah nyala?” Itu adalah suara Jessica dan kini wajahnya juga muncul di layar.

“Iya, kau bisa lanjutkan,” Tiffany menjawab, kemungkinan sedang bertindak sebagai kameramen.

“Hai, Yuri-yah,” Jessica tersenyum ke arah kamera. “Iya, ini aku. Sica. Ada satu hal lagi yang kamu perlu tahu.”

“Se…sebenarnya aku menyukaimu. Dan kita sudah bersama sejak 3 hari setelah hari kecelakaanmu.” Jessica mengucapkannya dengan pipi yang meronan merah.

Yuri menoleh pada Yoona, menanyakan apakah itu benar. Gadis di sampingnya itu hanya tersenyum padanya sehingga Yuri pun kembali memusatkan perhatiannya ke layar.

“Kurang lebih ini adalah apa yang terjadi, Yuri-yah. Fany, putar kameranya.”

“Oke,” jawab Tiffany sambil dia memutar kameranya, tetapi dia kemudian tersandung.

“Jangan sampai jatuh!” teriak Jessica panik.

Untung saja, refleks Tiffany cukup cepat untuk menyelamatkan kamera itu. “Hehe, maaf.”

“Oke, tidak apa. Nah ini dia,” ujar Jessica. Saat ini kamera mengarah pada Jessica dan Taeyeon yang berada di belakang, sedang terbaring di atas ranjang. “Ini semua terjadi di kamar rumah sakit. Aku tahu, itu bukanlah tempat yang romantis, tapi aku sudah tidak sabar untuk memberitahumu bagaimana perasaanku sesungguhnya. Jadi, Yuri-yah, bagianmu pada reka ulang ini akan dimainkan oleh Taeyeon.” Kamera men-zoom ke arah Taeyeon yang sedang tersenyum lebar. “Dan bagianku akan diperankan oleh Fany. Kesini, Fany-ah.” Jessica memanggil temannya itu dan kemudian muncullah Tiffany di layar. Dia melambaikan tangannya. “Hi, Yuri-yah.”

Yuri tersenyum tipis.

“Sudah siap?” tanya Jessica.

“Yeah.”

“Apa itu, Sica-yah?” Taeyeon menunjuk ke arah kotak yang tidak jauh dari tempat tidur.

“Ah, itu bukan apa-apa.” Tiffany bergerak untuk menutupi kotak tersebut dari pandangan Taeyeon.

“Biarkan aku melihatnya!!” Taeyeon dengan cekatan meloncat dari tempat tidurnya dan berlari menuju kea rah Tiffany.

“Tidak!” Tiffany berteriak.

Tetapi Taeyeon tetap saja berlari dan mendorong Tiffany ke arah sofa di belakangnya hingga gadis berambut hitam itu terbaring.

“Yah! Yah! Yah! Apa-apaan itu?! Bukan seperti itu kejadiannya!!”

Wajah Jessica muncul di layar.

“Maaf, Yuri-yah. Yang terjadi bukan seperti itu.” Dia menangkup wajahnya. “Ini adalah salahku telah memilih mereka sebagai aktrisnya,” gumam Jessica.

Taeyeon dan Tiffany tertawa di belakang mendengar omelan Jessica.

“Lebih gampang seperti ini, Sica-yah.” Taeyeon menunjukkan merongnya.

“Haish, haish,” Jessica tampak putus asa menghadapi dua gadis yang kini tersenyum puas. “Tapi percaya padaku, Yuri-yah. Kejadiannya tidak seperti itu,” Jessica berpaling ke arah kamera lagi. “Intinya kita memperebutkan kotak itu dan berakhir di sofa. Di posisi itu.” Pipi Jessica kembali merona merah.

“Dan kemudian kalian berciuman.” Tiffany berteriak dari belakang.

“Yah!!!”

Taeyeon dan Tiffany tertawa puas.

Pipi Yuri pun ikut merona merah mendengarnya.

“Kita tidak berciuman…belum.” Sica mengklarifikasi. “Ayo, lanjutkan ceritanya.”

“Yes, Ma’am.” Kedua gadis itu memperbaiki posisi mereka.

“Setelah itu, aku menunjukkan padamu apa yang ada di dalam kotak tersebut,” ujar Jessica.

“Waaa, Sica-yah kenapa kau membawa foto-foto kita??” Tiba-tiba saja Taeyon menyahut dengan riang sambil menunjukkan foto-foto tersebut.

“Itu adalah foto-foto kita, Yuri-yah!!” Tiffany menjawab dengan antusiasme yang sama dengan Taeyeon. Dia melompat dan bertepuk tangan dengan gembira.

“Hey, hey, apa-apaan itu?!” Jessica memprotes lagi. “Kita lewati saja bagian ini.” Dia menggeleng.

“Aish, kau tidak seru, Sica-yah.” Tifany cemberut.

“Kalian berdua yang membuat ini tidka seru!!” Jessica sudah dibuat frustasi oleh mereka berdua.

Taeyeon dan Tiffany pun hanya tertawa melihat teman mereka. Jessica yang sedang marah itu menyeramkan tetapi juga lucu.

“Aye aye, madam. Next scene.”

Mereka berdua memperbaiki posisi mereka lagi dan saling bertatapan.

“Yuri-yaaahhh.” Tiffany memanggil Taeyeon dengan suara seraknya.

“Sica-yaaah,” Taeyeon meraih tangan Tiffany dan hendak mencium Tiffany tetapi terhenti di tengah jalan.

“Yah, kalian berdua!!!” Jessica memisahkan pasangan itu dan menggeram. “Hentikan, hentikan.”

“Ceritamu itu terlalu cheesy, Sica-yah. Kami tidak tahan,” ujar Tiffany sambil terkekeh.

“Too cheesy,” Taeyeon menambahkan.

“Geez, kalian berdua,” Jessica mencubit lengan mereka berdua kemudian mengalihkan perhatianna kembali ke kamera.

“Kita sudahi saja reka ulang yang gagal ini. Maaf untuk itu, Yuri-yah. Kau tau kita tidak mungkin seperti itu, kan?”

Yuri tertawa dan mengangguk, menyetujui pernyataan Jessica.

“Yang terjadi adalah aku memintamu untuk menjadi pacarku dan kau menjawab iya. Kau melakukan tarian anehmu setelahnya, supaya kau tahu saja,” Jessica tertawa kecil.

“Ehm, Yuri-yah.” Dia menarik napas dalam. “Aku tahu ini mungkin sulit untuk dicerna dan aku tahu kau pasti ingin agar dirimu bisa mengingatnya. Aku pun berharap demikian. Tetapi kabar baiknya adalah ada banyak orang di luar sana yang peduli padamu. Keluargamu dan kami berempat, termasuk Taeyeon disana.”

Jessica menggeser tubuhnya agar kamera bisa menangkap wajah Taeyeon dan Tiffany yang sedang melambaikan tangan dari belakang.

“Dan ini adalah beberapa pesan untukmu.”

Pesan pertama berasal dari keluarga Yuri. Dan kemudian Yoona, Sooyoung, Fany dan Taeyeon. Yuri sudah berlinangan air mata saat akhirnya video menunjukkan wajah Jessica kembali.

“Jadi kapanpun kamu siap, kami semua akan dengan senang hati bicara denganmu dan menjawab semua pertanyaan yang kamu punya dan kamu adalah yang terbaik, Yuri-yah.” Jessica melambai ke arah kamera yang mengakhiri video tersebut.

“Sudah berapa kali aku menonton ini?” Yuri bertanya pada Yoona dengan suara tercekatnya.

“Ini adalah pertama kalinya, Yuri-yah.” Jessica menjawab dari belakang. Sebenarnya dia telah tiba sejak video itu diputar, tanpa sepengetahuan Yuri tentu saja. Dia hanya ikut menonton dalam diam dari belakang.

“Sica?”

“Iya, ini aku,” Jessica tersenyum sambil berjalan mendekat pada Yuri.

“Ehm, guys. Take your times here. Aku akan pergi,” ucap Yoona.

“Terima kasih, Yoona,” ujar Jessica pada Yoona yang sudah berjalan pergi. Dia bersyukur roommate Yuri adalah Yoona, yang sangat mengerti dengan keadaan mereka.

“Apa itu semua benar?” Yuri bertanya setelah Yoona telah pergi.

Jessica mengangguk pelan.

“Kau pacarku?”

Jessica mengangguk lagi.

“Aku tidak bermimpi, kan?”

“Tidak, kau tidak bermimpi, Yuri-yah. Aku benar-benar pacarmu.” Jessica duduk di samping Yuri.

“Wow!” Yuri tertawa. Sebuah senyuman lebar terulas di wajahnya. Dia pun berdiri dan mulai menarikan gerakan anehnya.

Jessica tertawa melihat pacarnya itu. “Tarianmu benar-benar sama.”

“Rasa senang yang kurasakan pun sama kalau begitu,” Yuri tersenyum lebar.

“Anyway, Yuri-yah. Ada sesuatu lagi untukmu.”

“Apa itu?”

“Buku ini,” Jessica mengambil buku yang terletak di sofa. “Kau bisa menulis apapun disini.” Dia memberikan buku itu pada Yuri. “Jika menonton video tersebut terasa seperti kau mendengarkan cerita tentang hidupmu dari perspektif orang lain, maka membaca jurnalmu sendiri akan terasa lebih dari perspektifmu sendiri.”

“Ah, kau benar juga.”

“Dan jam ini juga untukmu.”

“Ooh jam tangan?”

“Jamnya sudah dimodifikasi untukmu. Berkat Taeyeon. Beruntung juga memiliki seorang techno-geek di kelompok kita sekarang,” Jessica tertawa.

Yuri melihat jam tersebut. Itu adalah sebuah jam pintar dengan lambang Mickey Mouse di bagian atasnya. Yuri tersenyum. “Mickey Mouse!!!”

Jessica terkekeh. “Iya, dia juga yang menambahkan itu.”

“Dia benar-benar canggih, ya?”

“Sangat. Fany memilih orang yang tepat.” Jessica terkekeh lagi.

“Lalu apa lagi.”

“Jam itu akan menunjukkan beberapa hal penting padamu di layarnya.”

Yuri menyalakan jam itu. Dia tersenyum seketika.

“Posesif, ya?” Dia menyeringai. Kalimat pertama yang muncul adalah ‘Kau milikku! –Sica’.

“Kau milikku seorang,” Jessica menjulurkan lidahnya.

Yuri terkekeh dan mencubit hidung Jessica. “Tentu, tuan putri. Aku sepenuhnya milikmu.”

Pipi Jessica pun berubah merah.”

“Kau juga bisa menambahkan catatan lainnya. Jamnya tersambung ke handphonemu.” Jessica bicara lagi.

Yuri mengangguk.

“Membuat catatan sangat penting untukmu. Handphonemu bisa sangat membantu. Dan sekarang, jam itu bisa mengingatkanmu tentang hal-hal penting setiap saat.”

“Terima kasih, Sica-yah. Kau sudah melakukan banyak hal untukku.” Yuri meraih tangan Jessica dan menggenggamnya.

“Aku senang bisa melakukannya. Di samping itu, aku juga mendapatkan manfaatnya. Kau tidak akan lupa lagi kalau kau adalah milikku,” Jessica tersenyum lebar.

Yuri terkekeh. Dia takjub melihat sisi baru Jessica ini.

“Bagaimana kalau sekarang kita makan siang? Aku belum makan apapun sejak pagi,” Yuri terdiam sejenak. “Tunggu, aku tidak tahu pasti sih. Tapi aku lapar,” dia menyeringai.

“Oke, oke, big baby. Ayo pergi.” Jessica menarik Yuri berdiri dan mereka pun pergi untuk makan siang. Mereka memilih restoran Jepang yang biasa mereka kunjungi. Jessica sangat senang melihat kemajuan Yuri. Dia bisa merasakan kalau Yuri sudah mulai memperlakukannya sebagai seorang pacar, bukan sekedar sahabatnya lagi. Oleh karena itu, dia pun tidak bisa menahan senyumannya sepanjang makan siang itu.

“Yuri-yah, senyum.”

Jessica mengangkat handphone Yuri dan berpose bersama Yuri. Yuri bergeser mendekat pada Jessica dan tersenyum.

Click. Click. Click. Click.

Wanita berambut coklat itu segera melihat hasil potretannya dan merasa puas. Dia kemudian menambahkan tulisan pada foto yang menurutnya paling bagus.

“Kencan pertama dengan Sica di restoran Jepang favorit kami.” Jessica tersenyum dan mengembalikan handphone itu pada pemiliknya.

“Satu lagi kenangan bersamamu,” Yuri tersenyum.

“Betul.” Jessica terkekeh.

Mereka melanjutkan kencan pertama mereka itu dengan berjalan ke taman terdekat.

“Apa ini benar-benar kencan pertama kita?” tanya Yuri.

“Anehnya memang benar.”

“Memang aneh.”

“Tapi itu tidak masalah. Selama kau bersamaku,” ujar Jessica malu-malu.

Yuri tertawa kecil mendengarnya. “Wah, wah, aku tidak tahu kalau kau ini cheesy.”

“Hanya untukmu,” gadis itu terkekeh. “Tapi kau lebih cheesy daripada aku.”

“Baiklah, aku akan mencatatnya.” Yuri mengeluarkan handphonenya dan mulai mengetik. “Pacarku ternyata cheesy, tapi tetap, aku yang paling cheesy.” Yuri membacakannya hingga membuat Jessica tertawa.

Yuri menatap pacarnya dan tersenyum. “Andai saja aku bisa mengingat waktu kita bersama-sama sedikit lebih lama.”

Jessica membalas tatapan Yuri dan tersenyum. Dia melingkarkan lengannya di lengan Yuri dan memeluknya. “Sebenarnya, kau sudah mengingat lebih lama.”

“Hemm?”

“Dulu saat kau baru saja keluar dari rumah sakit, kau hanya bisa mengingat sebentar saja. Kau bahkan tidak bisa mengingat percakapan yang baru terjadi beberapa menit yang lalu.”

“Eh, itu parah sekali.”

“Yeah, kau hampir saja membuatku mendapat serangan jantung waktu itu,” Jessica tertawa. “Dan pikiranmu mudah sekali teralihkan. Dokter bilang kalau itu semua karena kau baru saja mengalami cedera sehingga kapasitas ingatanmu sangat terganggu. Aku senang saat ini kondisimu sudah menjadi lebih baik.”

“Kurasa begitu. Aku masih bisa mengingat soal video itu,” balas Yuri.”

Jessica tersenyum. Itu sudah cukup baginya saat ini. Setidaknya Yuri bisa menyadari hubungan mereka untuk waktu yang lebih lama.

“Apa kau kedinginan?” Yuri menyadari kabut yang terbentuk di depan mulut Jessica dan juga tangan dingin yang melekat di lengannya.

“Sedikit,” jawab Jessica malu-malu sambil sedikit bergetar ketika angin menerpa mereka. Dia membenamkan setengah wajahnya di jaket miliknya dan mengeratkan pelukannya pada lengan Yuri, sedikit menyesal karena tidak membawa sarung tangan ataupun syalnya.

Yuri pun meraih tangan Jessica dan memasukkannya ke dalam kantung jaket miliknya, menyatukannya dengan tangannya sendiri. “Supaya kau lebih hangat.” Dia tersenyum pada gadis di sampingnya.

Jessica sudah sepenuhnya merona merah saat ini, tidak lagi merasakan dinginnya cuaca kala itu. Kupu-kupu bergejolak dalam perutnya dan darahnya terpacu dengan sangat cepat.

Oh, Sica. Kau benar-benar menyedihkan. Kalian hanya genggaman tangan dan kau sudah seperti ini.

Yuri menarik tangan mereka jauh lebih dalam.

You’ve been totally whipped by her now, Jessica Jung.

“Sica-yah.”

Ya, tapi aku tidak peduli. Selama suara itu masih akan tetap memanggilku seperti itu.

Mereka pun duduk di kursi taman, tangan mereka masih saling bergenggaman.

“Y-ya?”

“Jalan-jalan denganmu seperti ini, aku sangat menyukainya.” Yuri menatap Jessica yang merona. “Aku tahu kita sudah sering melakukannya dulu. Berjalan-jalan bersama. Tapi ini terasa berbeda. Tanganmu dalam genggamanku. Kau di sampingku, begitu dekat. Ini benar-benar luar biasa.” Yuri mengalihkan pandangannya ke langit. Salju putih mendarat di wajahnya.

“Dan lihat langit disana.” Yuri bicara kembali.

Jessica mengikuti kata-kata Yuri dan melihat ke atas.

“Apa kau bisa melihat langit yang cerah itu?”

“Ya, kenapa?”

“Lihat, ada seekor kelinci disana. Dan juga seekor kuda di sebelah sana.” Yuri menunjuk beberapa awal dengan tangannya yang bebas.

“Dan seekor unicorn,” tambah Jessica.

“Oh benar. Di sebelah rumah awan itu.”

“Betul.” Jessica tersenyum.

“Bukankah semua itu indah?”

“Sangat, Yuri-yah.”

Yuri kembali memandangi Jessica. Dia memanggil gadis itu pelan, “Sica-yah.”

“Hemm?” Jessica menoleh dan melihat tatapan lembut dari pacarnya itu.

“Aku ingin memberitahumu hal ini,” Yuri menarik napas dalam. “Sama seperti bagaimana langit bisa tetap cerah meskipun saat ini sudah turun salju dan angin bertiup kencang, aku percaya cerita kita pun bisa menjadi indah.” Dia meraih tangan Jessica yang lainnya dan menyatukannya dengan tangan satunya. Dia menggenggamnya erat.

“Aku tahu hubungan kita tidaklah seperti hubungan normal lainnya, dengan ingatanku yang seperti ini. Dan aku sangat bahagia karena kau tetap berada di sisiku meskipun tahu tentang kondisiku. Aku sangat bahagia.”

“Yu—“

“Sssht, biarkan aku selesai bicara dulu, Sica.” Yuri meletakkan jari tengahnya di bibir Jessica untuk menghentikannya bicara. Dia menariknya turun setelah Jessica mengangguk.

“Seperti yang kau tahu, hubungan ini juga tidak akan mudah. Akan ada banyak rintangan yang kita hadapi. Tapi, Sica,” Yuri menatap lembut mata Jessica. “Akan selalu ada pelangi setelah hujan dan begitu pula dengan cerita kita. Aku juga percaya, usaha tidak akan pernah mengkhianati kita. Jadi,” dia menarik napas lagi. “Aku memintamu untuk tidak kehilangan harapanmu. Pasti ada cara agar hubungan ini bisa berhasil untuk kita berdua. Dan aku berharap kau akan terus mengingatkanku akan hal itu. Karena, Sica. I really really really like you.”

Yuri tersenyum saat melihat wajah Jessica berubah merah disertai dengan senyuman indah di wajahnya. Senyuman yang paling disukai oleh Kwon Yuri.

“Aku tidak tahu apakah ini cinta atau bukan karena aku belum pernah merasakan hal seperti ini sebeumnya. Tapi aku juga tahu ini bukanlah perasaan suka karena ini lebih dari perasaanku pada girl group favoritku. Dan aku tidak bisa membendungnya. So I concluded that I really really really like you, Sica-yah.”

Setetes air mata jatuh membasahi pipi Jessica.

“Yuri-yah…aku…”

Yuri menghapus air mata itu dari pipi Jessica.

“Kenapa kau harus begitu ahli, Yuri-yah?”

“Ahli?”

Jessica mengangguk. “Iya. Ahli untuk membuatku lebih menyukaimu lagi.” Jessica tersenyum. “I really really really like you too, Yuri-yah.”

Kalimat itu membuat senyuman Yuri merekah.

“Aku tidak pernah membayangkan aku bisa merasakan hal seperti ini sebelumnya. Tetapi bersamamu, aku semakin jatuh lebih dalam, lebih menyukaimu dari hari ke hari, hingga aku tidak bisa lagi menghentikan diriku. Walaupun terkadang ini sulit, tapi entah bagaimana aku bisa bertahan dengan adanya kau di sisiku, Yuri-yah.”

“Jadi kurasa perasaan ini berbalas?”

“Kurasa begitu.” Jessica tertawa kecil. “Jujur saja, rasanya menyenangkan menjadi yang ditembak.”

“Jadi kau menyukainya?”

“Tentu saja aku suka. Selama ini, selalu aku yang menyatakan perasaanku.”

“Wow, kau pasti penembak yang ahli.”

Jessica tertawa. “Penembak apanya. Kau membuatnya terdengar aneh, Yuri-yah.”

Yuri menjulurkan lidahnya.

“Sejujurnya tidak juga. Biasanya aku akan tergagap-gagap seperti orang bodoh. Terkadang aku bersyukur kau tidak bisa mengingat sehingga kau tidak akan punya ingatan tentang versi bodohku.” Jessica pun tertawa mengingat hal itu.

“Ini tidak adil. Aku juga ingin mengetahuinya.” Yuri cemberut.

“Kenapa kau ingin tahu? Itu sangat memalukan, Yuri-yah.”

“Aku ingin tahu semua hal tentang dirimu, Sica. Aku baru saja tahu betapa menggemaskannya versi cemburuanmu. Sekarang aku juga ingin tahu versi gagapmu.”

“Tapi, Yuri-yah…” Jessica tampak enggan mengikuti kemauan pacarnya itu.

“Hanya sekali, Sica-yah. Toh aku juga tidak akan mengingatnya, kan?”

“Tapi…” Jessica menghela napas. “Baiklah kalau begitu. Hanya sekali, oke?”

Yuri tersenyum. “Deal.”

Jessica menarik napas dalam. “Yu…Yuri-yah…a…ap…apa…kau tidak…tahu…betapa memalukannya…ini?”

Yuri tertawa. “Oke, oke, aku mengerti.”

Jessica mencebil. “Lihat kan? Kau bahkan menertawakanku.”

“Karena kau cute, Sica-yah.” Dia mencubit hidung Jessica yang membuat gadis itu tanpa sadar merona. Jessica berusaha keras untuk tetap mencebil meskipun bibirnya sangat inging membentuk senyuman.

Click. Click. Click.

Jessica terkejut ketika dia melihat Yuri mengambil beberapa foto.

“Yah, Yuri-yah, kenapa kau tidak memberitahuku?” Jessica memukul lengan Yuri.

Yuri tidak menjawab apapun dan hanya tertawa. Malahan dia mengetikkan sesuatu di handphonenya. “My first real confession is a success. It’s a mutual feeling. A smile emoticon,” Yuri membacakannya. Dia kemudian mengetik sesuatu lagi. “Stuttering Sica is too cute, that I can’t hold my laughter of fluffiness. She pouted as a result. Still cute as ever.”  Kali ini Yuri membacakan tulisan untuk foto yang dia baru saja ambil.

Wajah Jessica kini hanya dipenuhi senyuman.

“Terima kasih, Yuri-yah, sudah membuat kencan pertama kita ini menjadi kenangan yang indah,” ujar Jessica tulus.

“Kencan ini indah karena aku menjalaninya bersama gadis cantik sepertimu.” Yuri tersenyum lebar.

“Cheesy, Yuri-yah.” Jessica terkekeh.

“Cheese at your service, my princess.”

“Sudah hentikan.” Kekehan Jessica kini sudah berubah menjadi tawa lepas.

Yuri ikut tertawa dan memeluk Jessica setelah itu.

“Tolong ingatlah kenangan ini. Untukmu. Dan untukku.” Yuri berkata pelan sambil menatap mata Jessica.

“Tentu, Yuri-yah. Untukmu. Dan untukku.” Gadis itu tersenyum.

Yuri pun ikut tersenyum sebelum mendekatkan dan memiringkan kepalanya untuk mencium bibir Jessica. Itu adalah cuman yang lembut dan polos, tetapi sudah cukup untuk menyatakan seberapa besar mereka saling menyukai satu sama lain.

Sebuah ciuman yang sempurna untuk sebuah kencan pertama yang sempurna.

To be continued…

Author: 4riesone

SONE. Follow me on Twitter @4riesone for updates and questions

16 thoughts on “Remember Me (Chapter 16)

  1. ow ow ow oww.. yulsic manissss bangettt
    terharu deh baca nya.. perjuangan sica gk sia2
    gk sabar nunggu lanjutan nya.. hihii
    semangatttt thor…^^

  2. ahayyy thnks taeng
    yulsic so sweet sweet sweet haha

  3. apaa penyakit yuri tdk bisa di sembuhkan? keajaiban gtu.. kasian x….

  4. Akhirnya ada kemajuan si kwon. Memori otaknya udah gak ukuran KB lagi, tapi udah naik jadi MB
    😝😝😝😝

  5. Woah yulsic bikin diabetes nih, , 😁😁😁😁
    Semangat pantang menyerah sica kayaknya udah mulai ada hasilnya 👍👍👍

  6. Whoaaa senengnya kl yulsic udh mesra2an kyk gitu, akhirnya yulsic kesampean jg nih ngedate😊😊
    Wah boleh jg tuh idenya taeng, emng gk salah ppany pilih tae, good job
    Halah si taeny malah bikn skenario sndiri 😩😩
    Moga aja yuri cpt sembuh ya

  7. So sweet momentnya😊😊
    Semoga yuri cepet sembuhh

  8. Wkakaakakaka yulsic unyuu sweet gtuuu dahh

  9. Manteppppp demen2 😍😍😍😍
    Wkkaakakkakaa
    Ahayyy

  10. Unchhh yulsic…..kencan pertama yg bener2 manis, yg ngebaca jadi mupeng inii wkwk. Semoga yuri cepet sembuh biar bisa bikin moment sweet lagi atau bahkan lebih2 sweet dr yg ini ihiyyy
    Terimakasih buat taengoo krn udh bikin rencana macem gitu, pacarmu memang yg terbaik tiff😘

  11. sweet banget kencanx yulsic…
    taeny ya emang bener2 mesum.

  12. Jejak (egen) 😁

  13. awh, ciuman diakhir cerita itu daebak hhehehee..
    yuri bakal kaya gini terus nih, ah kasian sica😔

Leave a reply to fitri226 Cancel reply