rara0894

All about TaeTiSeo and GG

Sarang (CHAPTER 5)

57 Comments

Tittle    : SARANG

Author : Siscataetae

Cast      : Kim Taeyeon – Tiffany Hwang – Lim Yoona

Genre   : Genben, marriage Life, hurt

1481182254447

Episode Sebelumnya__

“Semuanya….untuk hari ini, biar aku yang akan mentraktir kalian. Arra??”

“Uh? Mm..mr. Soo?”

“Hei, bisa kau jelaskan kenapa kau tidak bekerja hari ini?”

“Yyoo…Yoona..dia….dia kk..kembali”

“Ak..aku baik-baik saja …Tt..Taeyeon-ah..Karena kk..kau ada disini”

“Argggghhhhhhh !!!! Arrrhhhhhhhhhhhhttt!!!! “

“Mengapa…kau begitu membenci ayahmu? Apa yang membuatmu membencinya Yoona? Karena…ayahmu…tidaklah pantas untuk kau benci. Dia begitu mencintaimu”

“Aku……tidak…. suka……jika ibu menyebut namanya lagi”

*****SARANG part 5*****

FLASHBACK__

.
“sudut pandang TIFFANY”

Seoul, sudah lama aku tidak kemari.

      Pagi itu sekitar pukul 08.00 waktu setempat ketika ku tapakkan kaki di Bandara Incheon di Seoul suhu udara lumayan panas sekitar 25 derajat. Perjalanan yang ku tempuh dari Bandara International California ke Seoul sekitar 6 – 8 jam.
    Bandara Incheon ini berada di sebuah dari daratan semenanjung Korea. Mempersatukan keduanya dibentang jembatan yang cukup megah. Tak cukup satu jembatan saja, tapi lebih dari dua jembatan menuju ke kawasan bandara yang menyebrangi selat sekitar 1 km.
     Perjalanan yang ku tempuh dari Incheon menuju kota metropolitan Seoul sekitar 1 jam. Menempuh perjalanan itu, aku dimanjakan pemandangan pulau-pulau kecil di sekitar semenanjung Korea. Pemandangan bertambah asri ketika aku melintasi panorama perbukitan nan hijau. Perbukitan itu ditumbuhi perpohonan hijau tanpa ada penggundulan.

DREET….DREETT…

       Bunyi ponsel dalam sakuku sedikit menyadarkanku dalam menikmati keindahan kota kelahiranku ini. Dan.. apa kalian tau siapa yang menghubungiku saat ini?. Yup, dia adalah ayahku. Tanpa pikir panjang lagi aku pun segera menerima panggilan itu.

“Yoboseyo?”

“Yoboseyo, ayah “ Seruku dengan gembira

“Tiffany, kau sudah sampai di Korea?”

“Iya ayah, dan sebentar lagi aku akan sampai dirumah”

“Kalau begitu hati-hati sayang, katakan pada paman Jae supaya tidak mengebut saat menyetir. Arra?” Aku mengangguk sambil melirik kearah paman Jae, supir yang ayahku perintahkan untuk menjemputku. Aku tersenyum saat melihat paman Jae mengacungkan jempolnya padaku tanda ia mematuhi apa yang di dengarnya barusan di ponselku. Suara lantang ayahku. Heheheh…

          Setelah percakapan singkatku bersama ayah, aku berinisiatif untuk menyandarkan tubuh lelahku sambil mataku tak lepas memandang keindahan Seoul melalui kaca jendala mobil.
      Kini sampailah saatnya di Kota Seoul. Gedung-gedung pencakar langit berdiri kokoh. Ruas jalan-jalan protokolnya begitu lebar. Di pusat kota, aku bisa menikmati Seoul dikelilingi perbukitan yang menambah keelokannya. Suasana kota siang hari bertambah panas dengan suhu mencapai 29 derajat di musim panas. Ada patung Jendral Lee sebagai pahlawan yang dikagumi masyarakat Korea.

And Finally, 

      Kini sampailah aku di penghujung perjalananku. Sebuah mansion milik keluarga besarku. Dengan penuh semangat aku membuka pintu mobil dan segera berlari untuk menemui seseorang yang sudah hampir beberapa tahun ini tak kutemui.

“Selamat datang nona muda”

“’Selamat datang nona” Sepanjang perjalanan aku disambut dengan tangan terbuka oleh para pelayan dimansion ini. Aku menyambut mereka sambil sesekali membungkukkan tubuhku.
Sampai akhirnya aku masuk kedalam ruangan kerja dimana diruangan itulah biasanya ayahku mengahabiskan waktunya.

“Ayah…..” Mendengar suaraku membuat ayahku yang tadinya berdiri membelakangiku langsung membalikkan tubuhnya dan dapat kulihat senyum teduhnya dalam menyambut kedatanganku.
Aku berlari kecil kearahnya dan memeluknya untuk menumpahkan segala rasa rindu yang selama ini kupendam. Sejak kematian ibuku 10 tahun lalu tidak ada yang kumiliki selain ayahku. Aku…sangat menyayanginya.

“Apa kau lelah sayang?” Aku tak menjawab pertanyaan itu, malah saat ini aku memejamkan mataku sambil menghirup bau khas tubuh kekar ayahku. Walau usia ayahku sudah tidak muda lagi, tapi ia masih terlihat mempesona.

Sedikit merenggangkan pelukan kami, dapat kurasakan kini ayahku mengusap wajahku dengan lembut.

“Ayah dengar, kau lulus dengan IP tertinggi di kampusmu.” Aku mengangguk dengan senyum bulan sabitku.

“Ayah bangga padamu.” Dengan penuh kasih sayang ayahkupun membawaku kembali kedalam pelukannya.
.
.

         Sudah hampir satu minggu aku di Seoul. Tak banyak yang kulakukan selain berjalan-jalan menikmati setiap keunikan dan keindahan yang kulihat dari kota kelahiranku ini. Namun hari ini, aku berniat unutk mengunjungi perusahaan cabang milik ayahku yang masih dalam masa pembangunan.
.
“Hei bodoh !! apa kau tuli?? Aku bilang bawakan mesin bor itu mengapa kau malah membawa yang lain?? Dasar bodoh !!”

“Mmm..maaf…hyung”

“Aiishhh…..mimpi buruk apa aku bisa bekerja denganmu??” Aku melirikkan mataku kearah dua orang pria yang saat ini sedang bertikai. Lebih tepatnya pria yang lebih tua itulah yang tak henti-hentinya melantunkan amarah pada seorang pria dengan rompi kodoknya?.
        Entah kenapa aku sedikit merasa sedih saat melihat kedua mata pria itu mulai berkaca-kaca. Apa ia terluka? Tentu saja, melihat bagimana pria tua yang memakinya habis-habisan didepan para pekerja lainnya pasti membuat ia sedikit malu dan sedih.

“Hei bodoh, kalau tidak bisa bekerja mending pergi saja?!”

“Aa..ani…jj…jangan mengusirku ! Akk..aku nn..nati tidak bisa..mm.makan Hh…hyung”

“Apa?!” Pria tua itu dengan cepat berjalan kearah pria berkulit putih itu lalu dengan sigap memukul wajahnya hingga membuat pria itu tersungkur. Kejadian tersebut sontak membuat beberapa orang yang berada disana menghentikan sejenak pekerjaan mereka lalu beranjak melihat kejadian itu. Sementara aku yang melihat kejadian miris itu dengan segera berlari mendekati mereka.
       Ku lihat pria itu sudah terisak sambil memegang bagian wajahnya yang dipukul oleh pria tua tadi. Ia sedikit bingung saat aku mengulurkan tanganku padanya.

Aku tersenyum saat ia memutuskan untuk menerima uluranku.

“Hei kau? Jika kau tidak bisa memperlakukan rekanmu dengan baik. Maka jangan salahkan aku untuk mengadukanmu pada ayahku.”

“Bb..bukankah dia nona Hwang? Anak dari tuan Hwang Joon Hae?”

“Ii..iya itu dia” Dapat kudengar bisikan-bisikan orang-orang disekelilingku tentang siapa aku. Malah ada diantara mereka yang segera membungkukkan tubuh mereka seraya meminta maaf atas apa yang terjadi saat ini.

“Nn..nona Hwang? Mm..mohon maaafkan saya” Aku tersenyum simpul saat melihat pria tua itu yang mulai ketakutan lalu dengan cepat membungkukkan tubuhnya padaku berulang kali. Benar-benar tak tau diri.

“Hahahahhhahaah….hahahaha….” Aku menyatukan kedua alisku mendengar suara tawa seorang pria di belakangku. Aku sedikit heran saat mengetahui bahwa pria itulah yang tertawa sambil sesekali menyeka bercak darah yang keluar dari sudut bibirnya.

“Hei, kenapa kau tertawa?”
Pria itu menggeleng lalu memandangku dengan tatapan polosnya.

“Ani, aakk..aku bb..baru pertama kali mm..melihat hh..hyung tt..takut seperti itu. Heheeh..dd..dia terlihat lucu” Pria ini benar-benar membuatku bingung. Secepat itukah ia melupakan apa yang ia alami barusan?. Ada apa dengannya? Sekali lagi, dia benar-benar membingungkan.
.
“Ini nona, “ Aku menerima helm pengaman dari asisten ayahku yang saat itu menghampiriku di lokasi

“Ayah anda memerintahkan saya untuk menemani anda kemari”
.
.

          Semenjak kejadian itu, aku kerap kali memerhatikan dirinya. Setiap kali aku mengunjungi tempat ini, tak jarang kulihat ia di bully oleh pekerja lainnya. Namun yang membuatku tak habis pikir ialah dirinya yang masih tetap tersenyum membalas perlakuan mereka, bahkan pernah suatu ketika kulihat ia dengan senangnya membawa sekantung besar makanan dan minuman untuk pekerja lainnya dan apa kalian tahu apa yang ia dapatkan saat memberikan sekantung makanan itu? Para pekerja tak punya hati itu malah mengusirnya tanpa menyisakan satupun makanan dan minuman untuknya.

“Ini” Dengan tampang bodohnya pria itu menolehkan kepalanya padaku.

“Kau belum makankan? Ambillah” Ia tersenyum lebar lalu dengan cepat mengambil pemberianku. Aku tersenyum saat melihat dengan lahapnya ia memakan makanan yang kuberikan saat itu.

“Aku Tiffany” Setelah kududukan tubuhku disampingnya lalu dengan senyum bulan sabit ku ulurkan tanganku kearahnya.

“Tt..Taeyeon. Kim Taeyeon” Aku tertawa saat melihat ia dengan susah payah menerima uluranku bersama mulutnya yang masih dipenuhi oleh makanan yang ia kunyah. Dia…benar-benar lucu.

“Taeyeon-ah, mengapa kau mau bekerja disini? Bukankah kau masih muda? Maksudku.. mengapa kau tidak mencari pekerjaan lain saja?”

“Dd..disini menyenangkan Tt..Tiip..Tippany”

“No … Taeyeon. Bukan Tippany. Tapi Tiffany. Arraso? T I F F A N Y”

“Ti….pp..pany” Aku memutar kedua bola mataku seraya menghela nafas

“Terserah kau saja Taetae..”

“Ttt..Taetae?” Aku mengangguk mantap

“Taetae.. mulai sekarang aku akan memanggilmu itu”

“Hhehehhe..Tt..Taetae…hhehehe..tat..taetae..taetae..taetae….tt…taetae”
“Hei…hei..sudah..sudah hentikan” Kami saling tertawa, sesekali aku membersihkan noda makanan di bibirnya. Dan entah mengapa aku sedikit gugup saat melakukannya.
.
.

“Ehhmm…..” Taeyeon menoleh saat mendengar dehemanku

“Ww…wae Ppany?”

“Taetae…..ceritakanlah tentang dirimu”

“Mm..mwo?” Aku menepuk jidatku saat melihat ekspresi bodohnya. Sambil menghela nafas, kulanjutkan kembali ucapanku.

“ Ceritakanlah tentangmu Kim Taeyeon. Aku ingin tau dirimu”

“Ak..aku..apa yang iinng…ingin kau tau Pp..panny?”

“Semuanya…Taetae….” Jawabku dengan suara yang begitu pelan bagai sebuah bisikan. Namun, ia masih cukup bisa mendengarnya.

“Ss.sebenarnya…aku tidak punya ss..siapa-siapa disini. Akk..aku tidak pp…pernah melihat kedua orangtuaku. Ss..saat kecil aku tinggal di Pp..panti Asuhan”

“Kau pernah tinggal di Panti Asuhan?” Taeyeon mengangguk.

“Tt…tapi hehehe…ss..saat aku tamat SMA, akk..aku memutuskan untuk bekerja lalu mm..mencari rumah untukku..sendiri. Akk..aku tidak mau merepotkan mm..mereka lagi” Ku tatap ia dengan sendu. Hatiku iba mendengar setiap cerita yang ia lontarkan. Hidup yang ia jalani seorang diri tak pernah sekalipun membuatnya patah semangat dalam menjalani kehidupan ini. Ia tak pernah memandang kerasnya hidup yang ia jalani sebagai suatu ujian yang membebaninya. Namun baginya, hidup yang di jalaninya sekarang merupakan tanda cinta Tuhan padanya, karena dengan ujianlah seorang hamba akan semakin kuat menghadapi dunia ini dan dengan ujian pula lah seorang hamba akan semakin dekat dengan tuhannya. Kim Taeyeon….. aku semakin kagum padamu.
.
.

“Teman?” Ia terdiam saat melihat aku mengulurkan tanganku kembali padanya. Setelah berpikir sebentar ia menyambut dengan senang hati.

“Mulai sekarang kita berteman, otte?” Ia mengangguk lalu tertawa. Aku pun ikut tertawa bersamanya.
.

“sudut pandang AUTHOR”

1 Tahun Kemudian….

           Hari ini adalah hari dimana perusahaan cabang milik ayah Tiffany akan segera diresmikan. Dan itu petanda bahwa Taeyeon tidak akan bekerja lagi disini. Tiffany sedikit sedih saat mengingatnya. Namun tak mengapa. Karena ia bisa menemuinya kapan saja yang ia mau. Itu yang Taeyeon katakan pada Tiffany. Pernah awalnya wanita ber eyesmile itu mendekati pria idiot itu hanya karena ia merasa kesepian, karena di Seoul ia terbilang tertutup tak memiliki banyak teman ditambah ayahnya yang selalu keluar kota karena pekerjaannya. Namun.. tiga bulan ia berteman dengan Taeyeon membuatnya mulai mengetahui akan kekurangan Taeyeon selama ini.
       Taeyeon mengalami Down Syndrom, yaitu suatu kondisi keterbelakangan perkembangan mental yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Menurut buku human development edisi ke-9 karangan Diane e.Papalia, Sally Wendkos Old, Ruth Duskin Feldman. Bahwa terjadi ke-abnormalan pada kromosom 21 ekstra atau translokasi kromosom 21.
      Kromosom merupakan serat-serat khusus yang terdapat didalam setiap sel didalam badan manusia dimana terdapat bahan-bahan genetik yang menentukan sifat-sifat seseorang. Meski Tiffany telah mengetahui bagaimana keadaan Taeyeon. lantas tidak membuatnya malu lalu menjauhi Taeyeon begitu saja. Malah dengan ia mengetahui kondisi Taeyeon membuatnya semakin ingin mengenal lebih dekat lagi pada pria yang saat ini genap berusia 27 tahun.
.
.
           Pernah satu ketika, Tiffany begitu khawatir saat tahu bahwa Taeyeon dikerjai oleh rekan-rekan kerjanya dengan cara mengajak pria polos itu kesebuah bar, dan disana.. dengan mata kepalanya sendiri ia melihat mereka memaksa Taeyeon untuk meminum 3 botol penuh alkohol ditambah dua orang wanita yang sengaja mereka bayar untuk menggoda Taeyeon.
Tiffany makin geram saat melihat salah satu dari wanita itu mencoba untuk meremas alat vital Taeyeon yang berada dibalik celananya. Bukan seperti kebanyakan pria pada umumnya yang akan senang dan menikmati hal seperti itu. Malah sebaliknya, Taeyeon risih dan terus berusaha menghindari tangan-tangan liar dua wanita murahan itu.

“Jj..jangan…ii..ini ttidak…bb..boleh…hikz….hikz..”

“Hei..lihat dia. Dia menangis? Hahahahha..dasar bodoh. Seharusnya kau menik…” Ucapan salah satu rekan kerja Taeyeon terpotong saat dengan tanpa rasa hormat Tiffany menyiram wajahnya dengan segelas alkohol.

“Kalian berlima, beri pelajaran pada ketiga pria bajingan ini” Perintah Tiffany pada lima bodyguardnya yang sengaja ia ajak kemari. Ia berpikir kelima bodyguard itu dapat ia andalkan.

“Baik Nona muda” Sementara kedua wanita bayaran yang sedari tadi berusaha menggoda Taeyeon dengan segera berlari ketakutan melihat apa yang terjadi dihadapan mereka. Dengan gelinang airmata, Taeyeon memandang Tiffany sendu.

Kita pulang…… Taetae”

*****SARANG*****

            Hwang Joon Hae, ia meremas kedua tangannya. Menahan emosi yang bergejolak dalam dadanya. Baru saja ia mengetahui kenyataan bahwa selama ini putrinya tengah dekat dengan seorang pria idiot yang tidak jelas asal-usulnya, ditambah satu kenyataan yang membuat emosinya semakin meledak, yaitu pernyataan putrinya yang mengatakan bahwa ia ingin menikah bersama pria idiot itu. Kepalanya benar-benar pusing dengan ulah anak semata wayangnya kali ini.

“App…apa tt..tidak apa-apa Pp..Panny-ah?”

“Gwanchana Tae, lagipula… ayah yang meminta ku untuk membawamu kemari” Taeyeon menundukkan kepalanya petanda ia masih ragu akan hal ini.

“Taetae….” Genggaman Tiffany pada tangannya membuat ia menoleh kearah gadis cantik itu.

“Tak peduli bagaimana keadaanmu, tapi kau sudah terlanjur membuatku jatuh cinta padamu. Aku….jatuh cinta pada kekurangan dan kelebihan yang kau punya. Maka dari itu, aku ingin selalu berada disampingmu…Taetae” Taeyeon melebarkan kedua matanya saat merasakan bibir tipis Tiffany yang mendarat di bibirnya. Ini pertama kali baginya merasakan hal seperti ini. Ciuman yang Tiffany berikan padanya semakin lama berubah menjadi lumatan yang memabukkan baginya. Karena kekurangannya lah Taeyeon tak mengerti rasa gejolak apa yang ia rasakan dalam hatinya saat ini. Yang ia tahu bahwa ia sangat menikmati perlakuan Tiffany. Tanpa Taeyeon sadari bahwa pernyataan Tiffany barusan membuatnya merasakan kebahagiaan yang tak terhingga. Sampai ia tiba disatu titik dalam hatinya yang menyatakan bahwa ia juga mencintai dan menyayangi Tiffany, ada rasa dalam jiwanya yang tak dapat ia defenisikan melalui akal sehatnya. Yang ia dapat simpulkan hanyalah bahwa ia akan sangat sedih apabila berpisah dengan wanita yang saat ini masih menciumnya penuh cinta.
.
.

       Makan malam hari itu terasa begitu sunyi, hanya suara dentingan sepasang sumpit yang beradu memekakkan telinga. Baik Tiffany maupun ayahnya berusaha untuk makan setenang mungkin. Namun berbeda dengan Taeyeon, pria itu malah kegirangan saat melihat berbagai jenis makanan dan minuman yang tertata rapi di hadapannya. Dengan senang hati ia menyantap makanan itu sampai-sampai sisa-sisa makanan yang ia makan berserakan hingga menyisakan noda di alas kain meja makan.
        Hwang Joon Hae melihat tingkah kekanakan pria didepannya membuatnya kehilangan selera untuk menyelesaikan makanannya. Tingkah pria itu tidak jauh beda dengan anak kecil yang menyantap makanannya dengan cara tak sopan dan itu membuat Hwang Joon Hae semakin tidak menyukai pria itu.

“Tae, pelan-pelan. Kemarilah…biar kubersihkan noda dibibirmu”

“Ehhhmm…..” Hwang Joon Hae berdehem hingga menghentikan pergerakan Tiffany saat tengah mengusap bibir Taeyeon yang belepotan.

“Aku ….. sudah muak” Satu kalimat penuh penekanan di ucapkan oleh ayahnya mampu membuat Tiffany terdiam dengan segala pikirannya.

“Lihatlah pria bodoh yang kau cintai ini Tiffany? Bagaimana dia bisa melindungimu dengan segala kekurangan yang ia punya?. Melihatnya saja membuatku benar-benar jijik”

“Ayah…..”

“Park Joon Sae !!!!!!!” Taeyeon kaget saat mendengar suara lengkingan dari pria tua dihadapannya. Suara itu terdengar begitu menyeramkan.

“Ppp..Panny-ah~” Taeyeon beranjak mendekat kearah Tiffany, ia merasa takut mendengar teriakan dari ayah Tiffany. Di tambah lagi saat pria tua itu tengah menatap tajam padanya.

“Dae, tuan?” Park Joon Sae, salah seorang kepercayaan ayah Tiffany datang mendekat dengan membawa beberapa orang bodyguard dibelakangnya.

“Ayah, apa yang akan ayah lakukan?” Tanpa menjawab pertanyaan anaknya, Hwang Joon Hae segera memerintahkan anak buahnya untuk mengusir pria muda yang saat ini memandangnya penuh ketakutan. Jujur saja, karena mental Taeyeon yang lemah membuatnya tidak dapat menganalisa kejadian yang saat ini tengah terjadi. Yang ia tahu, bahwa ia hanya sedang menikmati makanan-makanan dan minuman yang terasa enak dilidahnya.

“Usir dia dari sini !! Aku tidak ingin melihatnya !!”

“Ayah, hajima !! Jangan ayah… “ Tiffany berdiri saat mendengar perintah ayahnya, ia berusaha mengejar ayahnya yang saat ini mulai beranjak meninggalkan ruang makan itu.

“Ayah…jangan pernah menyentuhnya !!!” Hwang Joon Hae menghentikan kedua kakinya. Ia memejamkan kedua matanya guna meredam emosi yang tengah bergejolak di hatinya. Tiffany, putri kebanggaannya, pewaris harta kekayaannya telah berani menentangnya secara terang-terangan seperti ini. Dan hal itu membuatnya pilu dan kecewa.

“Jika kau tidak suka, pergilah bersama pria itu. Dan ingat Tiffany” Hwang Joon Hae membalikkan tubuhnya lalu memandang tajam kearah anaknya. “Sekali kau keluar dari rumah ini bersama pria bodoh itu. Maka kau bukan lagi anakku. Kau camkan itu baik-baik” Hwang Joon Hae melebarkan kedua matanya saat melihat Tiffany menggenggam tangan pria disebelahnya. Hal tak terduga yang pria tua itu lihat ialah bahwa anaknya sudah menentukan pilihan. Yaitu hidup bersama pria yang tak ia sukai.

“Aku sudah menentukan pilihanku ayah… aku, mencintainya. Mianhae..Mianhae..hikz..” Tanpa terasa butiran-butiran kristal jatuh membasahi kedua mata pria tua itu, walau masih dengan tatapan tajamnya Tiffany tahu bahwa saat ini ayahnya menangis karena kecewa pada pilihannya. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti kata hatinya.

“Selamat tinggal…..ayah……” Tiffany menarik tangan Taeyeon meninggalkan mansion megah keluarga besarnya.
         

          Melihat anaknya sudah tak nampak di depan mata membuat Hwang Joon Hae duduk tersungkur menahan perih dihatinya. Bukan ini yang ia mau, bukan ini yang ia inginkan. Tiffany…. ia tidak ingin anaknya meninggalkannya karena ia masih sangat membutuhkan dan menyayanginya. Tidakkah ia tahu? Hwang Joon Hae hanya ingin yang terbaik untuk Tiffany. Namun, bukan bersama pria bodoh itu.
           Dengan tubuh gemetar pria tua itu meremas dadanya yang terasa sakit. Sakit karena menahan perih dihatinya. Apakah ini adalah akhir dari hubungannya bersama anaknya? Apakah ia tidak akan pernah lagi bertemu dengan anak kebanggannya itu? Sepesial itukah pria bodoh itu dihati anaknya ketimbang dirinya?.

“Tuan….apa perlu kami menahan kepergian nona Tiffany?” Hwang Joon Hae mengisyaratkan sebelah tangannya untuk menahan keinginan yang dilontarkan oleh Park Joon Sae. Orang kepercayaannya itu. Lalu dengan tajam ia memandang pria bermarga Park tersebut.

“Aku ingin menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan pria brengsek itu. Waktu …. yang….tepat…”

FLASHBACK end___

Tiffany tersenyum sambil terus mengusap kepala Taeyeon dengan sayang. Setelah menyantap makan malam bersama, kini Taeyeon tertidur di pangkuannya. Saat ini mereka berada di ruang tamu. Walau kini Tiffany memandang televisi yang sedang menyala, Menayangkan program-program yang terlihat membosankan. Namun, pikirannya tengah melayang kemana-mana termasuk saat ia mengingat kejadian dimana untuk pertama kalinya ia melihat amarah anaknya saat ia menceritakan tentang suaminya. Cara berbicara Yoona dan cara bersikapnya persis seperti sosok yang selama ini menentang hubungannya dengan Taeyeon. Siapa lagi kalau bukan Hwang Joon Hae, mendiang ayahnya.

“Aku……tidak…. suka……jika ibu menyebut namanya lagi” Tatapan mata anaknya saat ia mengucapkan kalimat itu persis sebagaimana tatapan ayahnya saat menentang hubungannya dengan Taeyeon. Tiffany menutup mulutnya, ia berusaha meredam suara tangisnya. Ia tidak ingin membangunkan Taeyeon. Tubuhnya bergetar menahan tangisnya, hatinya bertanya-tanya apakah ini karma akibat kesalahannya dimasa lalu yang menentang ucapan orangtuanya? Apakah kini Tuhan menampakkan murka-Nya pada dirinya? Dengan memberikan seorang anak yang begitu membencinya? Ani, lebih tepatnya ‘membenci’ suaminya.

         Pergerakan Taeyeon dipangkuannya membuat Tiffany segera menoleh dengan perlahan ia mengusap airmata mengalir di pipinya yang sudah mulai keriput dimakan usia.

“Jaga dirimu Taetae….Aku mencintaimu” Setelah mendaratkan kecupan singkatnya di kening suaminya. Tiffany pun tanpa membangunkan Taeyeon mulai beranjak meninggalkan rumahnya yang ia tempati selama ini bersama suaminya.

*****SARANG*****

“Apa? Jadi ibuku pergi menemui pria itu?” Yoona tampak geram saat mengetahui bahwa ibunya masih menemui pria yang tak pernah ia anggap sebagai ayahnya itu.

         Well, sebenarnya Yoona telah mewanti-wanti bahwa hal ini akan terjadi. Untuk itu ia memerintahkan salah seorang kepercayaannya mengintai setiap gerak-gerik dari ibunya. Mungkin hal itu terkesan berlebihan. Namun, bagi Yoona dengan cara seperti itulah ia dapat memisahkan Tiffany dari ayahnya sesuai permintaan kakeknya dahulu.

‘Pria bodoh itu…beraninya dia….’ Geram Yoona dalam hatinya.
.
.

        Terik panas matahari pagi menyadarkan Taeyeon dari tidur panjangnya. Dengan malas ia membuka matanya dan perlahan mendudukan tubuhnya. Ia mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan, berharap melihat sosok wanita yang tadi malam mengunjunginya. Namun ia tak menemukan sosok itu. Apa mungkin ia telah pergi?.

“Pp…panny~~….Pp..Panny-a~~…” Ia mengusap kasar airmata yang tanpa izin keluar dari kedua matanya. Untuk kedua kalinya, wanita itu meninggalkannya lagi.
.
“Hei, hati-hati dengan itu ! Kau bisa mematahkan tulang punggungmu.”

“Dan kau, aigo… bisakah kau lebih berhati-hati?”
Pagi itu Sooyoung tampak sangat sibuk mengatur cara kerja para pekerjanya. Entah kenapa hari ini semangatnya kian menggebu-gebu untuk bekerja.

“Annyeonghaseyo Mmm..mr.Soo”

“Oh? Kid? Kau sudah datang?” Sooyoung melebarkan senyumnya saat melihat pekerja ani .. adik angkat kesayangannya telah kembali bekerja.

“Mm..maafkan aku mm..mr.Soo. Aku tt..terlambat”
Sooyoung merangkul pria pendek itu dan megusap kepalanya sayang

“Hei Kid, mau kau datang kesianganpun aku tidak akan marah padamu. Hhehehe…” Taeyeon ikut tertawa bersama Sooyoung. Tanpa mereka sadari, beberapa pekerja lain yang melihat keakraban mereka merasa iri dan semakin membenci sosok Taeyeon. Diam-diam mereka mencibir memandang keharmonisan antara Taeyeon dan juga Sooyoung.
.
.

            Sudah 2 bulan berlalu, selama itu pula hampir setiap harinya Tiffany mengunjungi Taeyeon kerumah. Namun sungguh sangat di   sayangkan, Tiffany tidak mengetahui bahwa selama itu juga Yoona mengetahui kegiatan sehari-hari dirinya yang menemui Taeyeon.

“Ppp..panny-ah, Apa kk..kau tetap akan pp..pulang? Tt..tak bisakah kau malam ini tt..tidur disini?” Tiffany membawa Taeyeon dalam pelukannya, ia sungguh pilu saat melihat bagaimana berharapnya Taeyeon supaya ia tinggal lebih lama lagi dengannya.

“Mianhae Taetae, tapi Yoona pasti akan mencariku”

“App..apa Yoona mm..membenciku?” Terdiam, itulah yang dilakukan Tiffany. Ia tidak tahu harus menjawab seperti apa pertanyaan Taeyeon kali ini. Haruskah ia membenarkan pertanyaan suaminya dengan pria itu yang akan merasa terluka dengan jawaban tersebut ataukah tidak?. Untuk menutupi bagaimana perasaan Yoona sebenarnya pada pria malang itu. Akhirnya, ia memilih untuk diam.
Tiffany merenggangkan pelukannya. Iya memandang Taeyeon penuh cinta dan rindu. Lalu dengan lembut ia mengusap bulu-bulu halus yang tumbuh semakin lebat di area dagu dan atas bibirnya.

“Kumis dan jenggotmu semakin lebat Tae… kau mau aku mencukurkannya untukmu?” Taeyeon menggeleng.

“Tt..tidak perlu Panny. Mm..mr. Soo bilang, aku tt..terlihat tampan jj..jika seperti ini. Hhehhehe…” Tiffany tertawa kecil mendengar ucapan polos suaminya. Tampan? Tanpa kumis dan jenggotpun Taeyeon tetaplah pemuda tampan untuk Tiffany. Walau pria imut itu sudah tak muda lagi.

Chuuu…..

         Taeyeon memejam matanya saat merasakan manisnya bibir Tiffany yang mendarat dibibirnya. Sudah lama mereka tidak seperti ini. Walau mereka sudah tak dikatakan muda lagi, namun Tiffany tetap berusaha untuk menjadi istri yang menyenangkan bagi suaminya. Meski ia tahu jika dirinya sudah tidak secantik dulu lagi.
.
.

“Sooyoung-ah….”

“Ada apa Sunny?” Sooyoung menghampiri istrinya yang berada didapur rumah mereka. Terlihat Choi Sunny sedang membungkus beberapa kotak makanan yang kemudian ia arahkan pada Sooyoung, suaminya.

“Igo, tolong antarkan makanan ini kerumah Taeyeon. Aku khawatir jika ia belum makan seharian ini” Sooyoung tersenyum lembut pada istrinya. Ia begitu terharu akan kebaikan dan ketulusan Sunny pada adik angkatnya. Sunny mau menerima Taeyeon apa adanya, bahkan tak sekalipun istrinya melontarkan cacian atau hinaan pada Taeyeon. Dan hal itu lah yang membuatnya semakin mencintai istrinya itu.

“Baiklah istriku. Dengan senang hati aku akan mengantarkan makanan ini. Aigo…ckckck…ku yakin sibodoh itu tengah kebingungan untuk makan apa..”

PLETAK

       Sooyoung mengusap kepalanya yang di jitak oleh istrinya. Dengan kesal ia memandang wajah istrinya. Namun saat melihat kedua mata indah itu melotot padanya membuat ia segera mengalihkan pandangannya kearah lain.

“Sebaiknya kau jangan banyak bicara ! dan segeralah pergi Choi Sooyoung !!”

“Arra..arra…aku akan pergi”

“Khhhaaaahhhh….” Wanita bertubuh pendek itu menghela nafas seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sedikit tertawa melihat tingkah konyol dari sang suami.
.

.

           Di sebuah lingkungan perumahan penduduk yang terletak di pertengahan kota Seoul, salah satunya di area Daehangno. Di area ini terdapat Ihwa Village, salah satu kawasan pemukiman penduduk lama yang berada di bagian atas kota Seoul tepatnya di kaki barat gunung Naksan yang terletak di sebelah timur kota Seoul.
Unik, klasik, menarik, retro, eksentrik, dan artistik…. itulah sejumlah kesan yang bisa disimpulkan tentang kawasan pemukiman ini. Ihwa Village terletak di Daehangno distrik Ihwa-dong, jongno-gu, Seoul. Tempat ini adalah salah satu kawasan pemukiman yang dijuluki sebagai Dangdolnae atau Moon Village atau pemukiman miskin karena biasanya pemukiman seperti itu letaknya berada di lereng gunung sehingga lebih dekat dengan bulan. Kawasan ini ditandai dengan adanya tangga-tangga kecil yang curam dan tinggi yang menghubungkannya dari jalan utama ke gang-gang kecil yang dikelilingi rumah-rumah tua penduduk yang ukurannya kecil-kecil. Selain itu juga merupakan kawasan pemukiman padat penduduk dimana pengaturan jarak antara rumah yang satu dengan lainnya cukup rapat. Dan disinilah Kim Taeyeon dan istrinya Tiffany Hwang bertempat tinggal selama puluhan tahun mereka menikah.
Tepat disebuah gang kecil, Taeyeon melangkahkan kedua kakinya menuju arah pulang. Namun tanpa diduga olehnya didepan telah berdiri beberapa orang pria lengkap dengan pakaian formal mereka yang serba berwarna hitam. Yang membuat Taeyeon berhenti bukan karena pria-pria itu. Tapi yang membuatnya berhenti adalah … diantara pria-pria tersebut ada seseorang yang sangat ia kenal, seseorang yang sangat ia rindukan, dan ia kasihi. Namun seseorang itu pulalah yang juga menggoreskan luka dihatinya. Walau luka itu tak pernah sekalipun membuat ia benci pada sosok tersebut. Seseorang itu ialah Yoona, Kim Yoona anaknya.
.
.
.
.
.
.

To Be Continued. . .

Oke, guys…. karena banyak dari readers yang penasaran banget ama kisah flashbacknya Taeny, maka dari itu diawal cerita aku suguhin terlebih dahulu falshbacknya, ya…mungkin kesannya agak kecepetan alurnya atau masih kurang jelas ceritanya. SABODO lah…. yang penting udh ku suguhin tuh. Karena inti dari ff ini bukan gimana kisah Taeny terjadi, namun hubungan antara seorang anak dengan orangtuanya lebih tepatnya sang ayah.
Udah deh, sampai disini cuap-cuap gue

Seperti biasa, tolong klo abis baca biasakanlah untuk like dan komen. Komennya pun yang membangun kek. Biar aku semakin semangat nulisnya.

Wkwkwkkkw…… oke deh

BYE….

Author: siscataetae

Lo semua bisa panggil gua dengan author Sisca aja atau Author boo. Yahh.. gua klepek2 gmna.... gtu pas denger nyaak gua Tapatini manggil babe gua Taetae dgn sebutan Boo. Hohoho... jd kepengen di panggil gtu juga. #PLAAK Gua salah satu orang yg punya segudang imajinasi yg gua coba salurin melalui tulisan. Salah satu tokoh ff yg paling gua demenin ialah TAENY, maka dari itu gua akan dgn senang hati selalu menciptakan karya dgn menggunakan TAENY sebagai bintang utamanya. #senyumcool Oh iya, gua juga sangat berharap sekali para reader yg baeek hatinya agar mau ninggalin jejak yg indah #ahhaaayy di ff yg gua buat. Terserah mau berupa pujian kek, cacian kek, desakan pgn cepet update kek. Pokoknya kalian udh mau komen dan like d ff gua, gua udh seneng bgt. and about my privasi? Sorry, just ALLAH yg tau. see u. #tebarbunga

57 thoughts on “Sarang (CHAPTER 5)

  1. weee ternyata awalnya panny hanya merasakan iba sama tae tapi lama kelamaan justru panny malah menyukai tae.. appa Panny bener2 jahat tega mengadu domba yoong sama tae.. dan yoong kenapa juga tega memperlakukan tae seperti itu .. durhaka bgt sih jadi anak.

  2. yoong jangan jdi anak durjana donk ya elah pake acara salah ketik lgi durhaka mlah jdi durjana…..hehehe😆😆
    Apakah ini salah satu contoh cerita keajaiban/ketulusan cinta yg sering gw dengar klw cinta itu gk mandang fisik ataupun status sosil seperti cinta pany ke tae di cerita ini…
    Tae SEMANGAT

  3. yoong jahat akibat d hasut kakeknya…tp knp jg dia ga mo berusaha buat dengarin cerita dr ibu nya… tega bner yah …
    o ..iya salam kenal aku reader silent .. yg sllu jd reader setia …

  4. kisah cinta Taeny sungguh mngharukn n indah.
    ini bnr2 cinta krn Tuhan,fany mncintai Tae krn kekrgn n hatiny bkn krn fisik n hartny…
    smg Yoona g akn mnyesal ats ap yg akn dia lkukn,klo lht btp bsr rasa cinta Tae ayahny pd Yoona ank yg sll dirinduknny…
    ditggu bgt nih updatanny..

  5. Bikin terhura bacanya, yoona tobat pliis itu appa mu

  6. Tae Mao berjenggot atw kga pun tetep cute ko.. Yoong durhaka Eh jahara sama bpk ny.. D kutuk lho.. Sedih bgt yak flashback ny.. Fany Angel bgt.. Berani ngambil resiko meninggal kn semua kemewahan Demi tae.. Beruntung ny Tae.

  7. Wkwkwk mantepp
    Fany bnr2 sayang tae
    Yoong jht bnr u
    Bapak sendiri pdahal
    Wkamkaakaaa
    Mkin penasaran
    Lanjut

  8. Jadi begitu awal taeng dan fany ketemu, awalnya dari rasa iba jadi rasa cinta yang mendalam wkwk
    tapi kenapa yoong masih ga suka banget bahkna kayanya nambah benci sama taeng padahal taeng ayah yang baik terus sayang banget sama anaknya huuh 😧
    ditunggu next chapnya thor apa lahi yang dear mom haha

  9. Wahhh… Deabakk..
    Fanny cinta mati ma tae appaku.. Hehe ^^
    Wooooo…. Great

  10. Ksian tae dri muda mpe tua’a bnyk yg gak suka…yg lbih skit hati mah anak’a sndri yg membencinya…thor bkin yoong nyesel npa dah kya gtu ma appa’a

  11. Kasian amat deh hidupnya si taeyeon di buli sana sini untung aja ada tiffany dulu yg cinta sama dia apa adanya

  12. Tiffany mengambil resiko sangat tinggi meninggalkan semuanya demi satu pria idiot dimana pria itu dgn kekurangannya bisa memberikan kebahagian pada tiffany😀 kapan yoona akan mengakui taeyeon adalah appanya.

  13. Fany sgtu cinta nya sma tae smpe rela ninggalin bapak nya n hidup apa adanya sma tae. Yoong knp jg nge dengerin Kakek nya, plg ga cari tau gmn masalalu taeny. Atau tanyain k fany gmn kehidupannya. Bikin Yoong sadar dong thor klu tae sayang sma dia.

  14. Kisah cinta yg manis, fany yg bergelimang harta rela meninggalkan itu semua demi Taetae yg hdp dlm kekurangan. Knp fany mau hdp dgn yoona yg notabene bgt benci ama taeyeon. Mdh2an kesabaran fany bs melunakkan ht yoona biar bs nerima appanya. Ceritanya Taeny uda tua jd byunnya berkurang yaw? Taetae ndk dpt jatah dong thor?

  15. Dosa apa si taeyeon sampe dia harus menerima ujian yg begitu berat??? Jadi gk tega kalo dia di gituin sma anaknya sendiri.

  16. Pengorbanan Fany bener2 luar biasa 😭😭
    Itu TY lulus SMA yah O.O?

    Yoong buru2 tobat km nak..

  17. Yoong abis durhaka baru tobat ini kyk ny…
    Kl Taetae bonyok d pukulin ntar mak Ppany sedih loh

  18. Sedih ya liatnya, mana tae udah ga punya siapa siapa lagi selain Sooyoung sama sunny itu juga keluarga angkat yang tinggalnya ga bareng. Sedih jadi bacanya. Yoong mau ngapain itu taeng lagi? Masa bapak mau di pukul in kan ntr jadinya durhaka yoong.

  19. Jadi gitu toh awal kisah cinta taeny….lucu yaa…wanita secantik dan sekaya tiffany jatuh cinta sm pria idiot dan miskim spt taeyeon. Namanya jg cinta, cinta iti buta. Dan kita ga bs memilih siapa yg akan kita cintai.
    Ceritanya makin seru thor. Semangat utk selesain smpe akhir yoo….

  20. Awalnya fany cuma kasihan plus penasaran ke taeng tapi akhirnya malah jatuh hati…
    Pengorbanan fany buat sama taeng besar banget sampe ngerelain kehidupannya yg mewah…
    Kasihaan taeng yg gak punya siapa2 dan untungnya sooyoung sama sunny mau menerima taeng yg punya keterbatasan mental, juga lagi ditinggal sendiri sama fany yg dipaksa sama anaknya yg durhaka.

  21. Sedih bwgd ngebaca flashback nya Tae ^^ 1000 banding 1 jika cwe secantik itu mau nerima kekurangan tae😐 sedih qu.. ngeliat anak sekejem itu sm ayahnya Yg notabenya idiot.. 😐😐

  22. Fany yang awalnya cuma iba jadi jatuh cinta sama taeyeon yg berbeda dari yg lainnya. Kasian juga sih dari dulu taeyeon selalu dibenci sama orang-orang yg gak suka sama kekurangannya.
    Cepet sadar lah yoona biar dia tau kalau taeyeon sayang banget sama dia 😭

  23. kyknya yoong bakalan ngasih pelajaran sma tae. kasian bngt sedih gue baca kehidupan tae yg malang. untung aja ad fany yg mau nerima tae apa adanya.

  24. ntar mncul soebaby,ank yulsic

  25. ohohoho ternyata begitu….
    euhm ka.. untuk masalah penulisan mungkn aku komen di LINE atau WA aja ya
    selebihnya bagus sih.

    Semangat ya nulisnya

  26. Ohhhh bgtu tuhan memng maha segala nya dan aku jga salut bnget sma fany, jaman skarang mna ada orang yg jatuh hati sma seseorang krna kerendahan hatinya itu ga ada yg ada cma krna fisik aja sma materi ..

  27. Orang sesempurna tiffany aja bisa cinta sama taeyeon. Bener2 dah ah udah kek malaikat tak bersayap. Klo mr hwang udh biaa nerima kehadiran taeng aja, bakalan sempurna dan bahagia bgt tuh hidupnya taeng. Sayang aja gara2 mr hwang, yoong jadi ikut2an. Cepat sadarkan lah kim yoona, jgn sampe aja taeng meninggal terus yoong baru nyesel. Gue unyeng2 tuh yoongie wkwkwk

  28. Woaaahhh flashback awal kisah TaeNy nih.
    Memang, cuma di dunia fanfiction atau cerita bergenre romance kita bakal nemu kisah cinta yang di alami TaeNy. Coba deh author bayangin, di dunia nyata, mana ada cewek cantik dan kaya mau ninggalin keluarganya demi cintanya pada cowok miskin dan ‘terbelakang mental’ pula? Jangankan begitu. Yang sesama orang kaya aja belum tentu mau kalo salah satunya ada yang memiliki kekurangan.
    Yoong bener2 deh. Tega2nya misahan TaeNy. Tapi, gue tahu kok kalo itu bukan kesalahan Yoong sepenuhnya. Yoong tuh udah terlanjur ditanami benih2 kebencian buat Tae oleh kakeknya yang ga bisa menerima kalo Fany ternyata lebih memilih Tae. Semoga aja Yoong nantinya ga akan menyesal kalo sesuatu terjadi ama Tae yang justru malah akan bikin Fany ngamuk2 atau down

  29. semoga saja yoong cepat sadar kalau tae sangat mnyayangi yoong..

  30. Fany emang ya punya hati yg baik dan lembut, mau menerima dan mencintai taeyeon apa adanya 😊😘
    Trus itu apa yg akan dilakukan yoona ke taeyeon ya? 😱😨

  31. Pengerbonannya pany mah keren bangett 😀
    mau sama tae yang punya penyakit down syndrom

    masih kesel sama yoona -..-
    gara gara mr.hwang itu

    tapi untung ada soosun jdinya tae ada yang ngurusin selain tipany

  32. Sip sip.. U emang keren thor
    Gw juga ga perduli kok kecepetan ato gimana karna menurut gw ff nya bagus n rasa penasaran gw tentang taeny bertemu itu gimana mulanya

  33. KESIAN SEKALI TAENG MENDAPAT UJIAN BERAT NYA.APA DOSA TAENG SAMPAI ANAK NYA SENDIRI TIDAK MEMAAF KAN AYAH NYA….

  34. Mr.hwang udah mati masih aja punya dosa wkwk
    Yoong kapan sadar nya sih astaga-_-

Leave a reply to siscataetae Cancel reply