rara0894

All about TaeTiSeo and GG

Love between Dreams (Chapter 19A)

48 Comments

Title        : Love between Dreams

Author   : 4riesone

Genre     : Romance, Gender bender

Cast        : 

 Jessica Jung

 Kwon Yuri

 Kim Taeyeon

 Girls’ Generation members and other

LxD cover 2

Beginning

Yul POV

“Itu adalah perjanjian besarmu dengan ayahmu untuk menyelamatkan umma…” Aku menarik nafas dalam sebelum melanjutkan, “tapi itu juga merupakan bagian dari kesalahanku.”

Aku bisa melihat ekspresi tegang di wajahnya.

“Aku…”

“Aku mengerti, Sica,” aku memotong ucapannya. “Kamu tidak ingin membuatku merasa bersalah sehingga kamu menyembunyikan hal ini dariku, bukankah begitu?”

Dia mengangguk kecil.

“Tapi bagaimana kau bisa tahu?” tanyanya. “Aku pikir ini hanya antara aku dan dia.” Kebingungan tergambar jelas di wajahnya. “Tunggu…” dia berhenti sejenak. “Apakah Tn. Choi yang memberitahumu?” dia memiringkan kepalanya sembari bertanya.

Aku mengangguk sebagai balasannya. “Aku bertemunya kemarin.”

Memori dari hari kemarin masih begitu jelas dalam pikiranku.

***

Aku sedang menunggu umma di rumah sakit seperti biasa ketika aku melihat pria yang sudah sangat baik kepada keluargaku, terutama di waktu krisis kami, sedang berjalan di lobby. Dia baru saja memasuki rumah sakit. Saat melihatnya lagi, aku sadar bahwa aku belum pernah berterima kasih secara pantas padanya setelah apa yang sudah dilakukannya untuk keluargaku.

“Ahjussi!” Aku memanggil pria itu dan menghampirinya.

“Yul,” dia tersenyum setelah melihat bahwa yang memanggilnya adalah aku.

“Bagaimana kabarmu, ahjussi?”

“Aku baik-baik saja, Yul. Apa kamu disini bersama ummamu?”

“Ah iya, ahjussi. Umma baru saja masuk. Mengapa ahjussi ada disini? Siapa yang sakit?” aku bertanya balik. “Tidak mungkin Sooyoung, bukan?”

Choi Ahjussi tertawa kecil. “Bukan. Sooyoung itu bahkan lebih sehat dari seekor kuda. Jangan khawatir tentang diriya,” candanya. “Dia adalah bosku. Aku harus menangani beberapa hal di perusahaan dan melaporkannya padanya, kira-kira seperti itu.”

Aku menangguk. “Fighting, ahjussi!”

Dia tertawa atas sorakanku dan menepuk pundakku pelan. “Terima kasih, Yul. Ngomong-ngomong bagaimana kabar ummamu saat ini? Aku minta maaf karena tidak bisa mengunjunginya terakhir kali dia diopname.”

“Umma sudah lebih baik sekarang, ahjussi. Tidak perlu merasa bersalah. Aku tahu ahjussi sedang sibuk. Umma pun mengerti. Ahjussi membantu kami pun sudah lebih dari cukup, terutama bagiku,” kataku dengan tulus.

“Ah, baiklah kalau begitu.” Dia tersenyum, tetapi aku bisa merasakan kecanggungan di balik senyumannya itu. “Aku harus pergi sekarang. Bosku akan marah kalau aku terlambat. Sampai jumpa, Yul.”

“Oke ahjussi. Sampai jumpa.”

Aku melihatnya berjalan menuju area VVIP. Dia benar-benar orang sibuk. Dan pastilah tempatnya bekerja adalah sebuah perusahaan yang sangat besar karena jika tidak dia tidak akan bisa menolong umma. Itu membuatku penasaran dimanakah dia bekerja dan bagaimana rupa bosnya. Dari ceritanya, aku bisa membayangkan bahwa bosnya adalah seseorang yang benar-benar tegas. Dengan penuh penasaran aku mengikutinya dari jauh.

Aku merasa seperti seorang detektif sekarang. Akhirnya dia berbelok dan memasuki sebuah kamar. Dengan hati-hati aku berjalan mendekati kamar itu. Adrenalin terasa berpacu dalam tubuhku. Aku tidak tahu mengapa aku harus begitu sembunyi-sembunyi seperti ini. Pintu kamar itu tertutup namun ada sebuah kaca transparan di pintu tersebut. Aku pun berusaha untuk mengintip ke dalam ruangan melalui kaca tersebut.

Aku terdiam.

Tunggu, kenapa aku menjadi sangat penasaran seperti ini? Aku berbicara pada diriku sendiri dalam pikiranku. Aku tertawa. Mungkin ini semua karena film detektif yang aku tonton bersama Sica kemarin malam. Tanpa sadar aku tersenyum. Sulit sekali untuk meyakinkan Sica untuk pergi menonton di bioskop bersama-sama. Dia mengatakan bahwa hari sudah malam dan seterusnya dan seterusnya. Untung saja jurus rayuanku mampu meluluhkan hatinya. Untuk pasangan lainnya mungkin itu hanyalah sebuah kencan biasa. Namun bagiku, setelah 8 bulan putus dengannya, menikmati setiap momen-momen yang ada, tidak peduli seberapa kecilnya itu, yang kulalui bersamanya adalah sesuatu yang lebih dari biasa. Semua itu benar-benar berharga.

Aku memutuskan untuk mengakhiri aksi detektifku dan berjalan pergi ketika aku melihat papan nama di dinding. Papan itu yang menunjukkan identitas pasien. Disana tertulis ‘Jung Yunho’.

Aku mengernyitkan dahi. Nama itu terdengar begitu familiar. Aku yakin aku pernah mendengarnya di suatu tempat. Akhirnya rasa keingintahuanku memenuhi diriku. Aku berjalan mundur dan mengintip kembali untuk melihat siapakah pasien yang berada di dalam.

Crap.

Tidak aneh jika nama itu terdengar begitu familiar bagiku. Dia adalah ayah Sica. Yeah. Jung. Benar sekali. Jessica Jung. Jung Yunho. Itu berarti ayah Sooyoung bekerja untuknya, di Jeguk Corp. Tebakanku ternyata benar, Choi ahjussi bekerja di sebuah perusahaan yang sangat benar, sebuah perusahaan multinasional lebih tepatnya. Aku berdiri disana tenggelam dalam pikiranku, tanpa menyadari bahwa waktu sudah berlalu dan Choi ahjussi sudah menyelesaikan kunjungannya.

“Yul?” Dia terlihat bingung melihatku disitu.

“Ha..haii.. ahjussi,” jawabku terbata-bata.

“Apa yang kau lakukan disini?” dia melihat kemana mataku tertuju, masih pada papan nama si pasien. “Kau? Apa kau mengikutiku?” Dahinya sudah terlihat mengernyit.

“Tidak, ahjussi. Aku hanya sekedar lewat,” aku tersenyum canggung.

“Oh, oke.” Untung saja, dia tidak curiga.

“Apakah dia adalah bosmu, ahjussi?”

“Iya, kenapa?” tanyanya kembali.

“Ah, tidak.” Aku berhenti berbicara. Membicarakan pria itu bukanlah topik favoritku.

“Kau terlihat tidak menyukainya.”

“Dia tidak terlihat seperti orang baik bagiku,” aku menjawab dengan acuh tak acuh.

Choi ahjussi tertawa setelah mendengar perkataanku. “Don’t judge a book by its cover, Yul.”

“Ahjussi benar. Tapi sejujurnya, aku sudah pernah bertemu dengannya beberapa kali, ahjussi.” Aku memberitahunya.

“Kau sudah pernah?”

“Iya, bukan pengalaman yang menyenangkan juga.” Aku tertawa garing.

“Ah begitu. Tapi dengarkan aku, Yul,” dia meletakkan lengannya di sekitar pundakku. “Dia sesungguhnya adalah seorang pria yang baik. Jika dia bukan orang baik, aku idak akan bekerja untuknya hingga sekarang,” dia tertawa.

“Aku tidak tahu ahjussi. Sulit membayangkan dirinya sebagai seseorang yang baik.”

Choi ahjussi menatapku dengan tatapan heran namun tetap menunjukkan perhatiannya.

“Dia adalah ayah Sica, ahjussi. Dan dia tidak pernah menyukaiku.” Aku berbicara terus terang. Sejak pertama kali aku berjumpa dengannya, dia hanya membuatku menderita.

“Oh, Sica,” dia mengangguk.

“Lagipula aku pun tidak menyukai. Dia adalah orang yang arogan dan hal yang kuterima darinya hanyalah cacian dan rasa sakit.

“Kau tidak boleh berbicara seperti itu, Yul.” Choi ahjussi mengingatkan dengan nada yang tenang.

“Dia selalu menentang hubunganku, ahjussi. Sica bahkan harus melarikan diri dari rumahnya hanya untuk bisa menemuiku.” Aku berkata pahit. “Bisakah aku menyukainya setelah segala sesuatu yang dia lakukan?”

“Aku mengerti. Tapi Yul,” dia menaruh tangannya di lenganku. “Kau tidak seharusnya merasa seperti itu.”

“Kenapa ahjussi?”

“Aku sudah bilang. Dia sebenarnya adalah seorang pria yang baik. Hanya saja terkadang cara yang dipilihnya tidak bisa dimengerti. Lagipula sekarang dia sudah sangat lemah. Tidak baik menyimpan dendam pada orang lain, terutama pada orang sakit.”

“Aku tidak bisa mengerti, ahjussi. Ahjussi bilang kalau dia itu baik tapi ahjussi juga tahu bagaimana sikapnya padaku Sulit untuk berpikiran sebaliknya, ahjussi. Bahkan jika dia hanyalah seorang pria yang lemah saat ini. Aku tidak bisa membuang begitu saja segala kesulitan yang sudah kualami dari dalam pikiranku dan memaafkannya.”

Sejenak Choi ahjussi tidak mengatakan apapun dan hanya memandangiku.

“Apa kau punya waktu?” tanyanya.

“Sepertinya.” Aku tidak tahu apa yang dipikirkannya saat itu. Tebakanku dia sedang mempertimbangkan untuk memberitahukanku sesuatu. Jadi aku pun mengikutinya menuju taman di depan rumah sakit. Kami memilih bangku yang jauh dari keramaian.

“Apa kamu ingin mengetahui kebenaran?” tanyanya. Tentu saja kata-katanya itu memacu rasa ingin tahu dalam pikiranku.

“Apa itu, ahjussi?”

“Ummamu. Bukan aku yang membayar tagihannya,” katanya.

“Apa? Apa yang kau bicarakan, ahjussi? Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri bahwa ahjussi lah yang membiayai semua tagihan umma. Jika bukan dirimu, lalu siapa?” Aku bertanya kebingungan.

“Dia. Tn.Jung.”

Aku tertawa mendengarnya. Itu mustahil. Tidak mungkin pria tua menyebalkan itu membantu umma. Itu tidak masuk akal. “Aku tidak bisa percaya itu. Dia tidak mungkin melakukannya.”

“Aku tidak punya uang sebanyak itu dan juga pengaruh sebesar itu, Yul. Kau tahu sendiri seberapa besar biaya pengobatan ummamu dan seberapa sulitnya mencari donor baginya. Aku hanya menolong Tn.Jung. Dia tidak ingin kau tahu.”

“Kau tidak perlu membuatnya tampak baik di hadapanku, ahjussi.”

“Tidak seperti itu. Aku mengatakan yang sebenarnya, Yul.”

Aku menatapnya. Ekspresinya benar-benar serius. “Apa ini serius, ahjussi? Dia melakukannya?”

Dia mengangguk.

Bahuku seketika itu juga terkulai lemas di bangku taman yang sedang kududuki. Jika itu benar berarti aku berhutang padanya. Dialah yang sudah menyelamatkan umma. Tapi tunggu…

“Tunggu…” Aku meluruskan punggungku, “mengapa dia membantuku?”

“Itu…” Choi ahjussi tidak melanjutkan.

“Ahjussi mengetahuinya bukan?” Aku menatapnya tajam.

“Lebih baik kau tidak mengetahuinya.” Dia memalingkan mukanya untuk menghindariku.

“Ahjussi!” Aku berteriak padanya dengan tidak sabar. “Aku tidak peduli. Beritahu saja aku.”

“Aku yakin kamu tidak akan ingin mengetahuinya.”

“Apakah karena Sica?” Aku mengutarakan tebakanku. Namun dia tidak memberikan respons apapun.

“Jadi itu benar.” Aku berkata pela.

Dia menatapku kembali. “Kau benar,” katanya dengan suara yang lembut. “Sica meminta ayahnya untuk membantumu. Dia seuju dan aku diminta untuk membantumu. Agar kau tidak mengetahuinya. Tapi itu semua tidaklah gratis. Aku sudah bilang ini bukan sesuatu yang akan ingin kamu dengar.”

Aku tidak peduli. Aku hanya ingin mengetahui kenyataannya.

“Apa itu? Beritahu aku. Aku ingin mengetahui kebenerannya.”Aku sudah bisa menebak apa itu.

“Lebih baik kau tidak mengetahuinya, Yul.”

“Aku tidak peduli ahjussi. Beritahu aku.” Aku menggenggam lengannya dan menatap tepat di matanya.

“Sica setuju untuk menikahi pilihan ayahnya.”

Semua itu terasa seperti bom yang jatuh tepat di tubuhku, menghancurkan setiap kepingan dari tubuh ini. Genggamanku di lengannya sudah terlepas dan aku tidak lagi mampu menobang tubuhku untuk duduk dengan tegak. Pikiranku bahkan tidak mampu menyambung satu sama lain. Apa ini yang baru saja kudengar. Selama ini aku sudah hidup dalam sebuah kebohongan. Aku pikir aku benar-benar mengalami sebuah keajaiban yang menyelamatkan hidup ummaku. Tapi pada nyatanya tidaklah sesederhana itu.

Semua yang dikatakannya sama saja artinya bahwa aku sudah membuat Sica menikahi pria lain.

Itu semua karena diriku.

Aku mengenyahkan pacarku sendiri.

Aku membuat Sica meninggalkanku.

Untuk menyelamatkan ummaku.

***

“Dia memberitahu bahwa sebenarnya ayahmulah yang membayar biaya pengobatan umma. Atas permintaanm. Tapi hanya jika kamu setuju untuk menikahi pria lain yang merupakan pilihannya.” Aku memberitahunya apa yang kuketahui.

“Yul, maafkan aku.” Dia menundukkan kepalanya.

“Jadi itu memang benar.” Aku berkata ringan.

“Aku minta maaf, Yul. Aku tidak memiliki pilihan lain. Itu satu-satunya hal yang dia inginkan.”

“Maka kamu tidak perlu melakukannya, Sica. Kamu tidak seharusnya melakukan hal itu. Dia adalah ummaku. Tanggung jawabku.” Aku berkata dengan tegas padanya.

“Dia sedang sekarat, Yul!! Demi tuhan. Itu adalah satu-satunya kesempatan kita untuk menolongnya. Aku tidak bisa membiarkanmu kehilangan umma. Aku tidak bisa. Aku tahu betapa berharganya dirimu bagiya. Aku tahu seberapa besar kau mencintainya.”

Aku tidak tahu harus bereaksi apa. Benar-benar sulit. Memang benar umma sedang sekarat saat itu dan aku benar-benar bahagia ketika tiba-tiba saja Choi ahjussi datang dan menolong kami. Namun mengetahui kebenarannya sekarang, betapa mahal harga yang harus dibayar, aku tidak tahu harus merasakan apa.

“Aku benar-benar minta maaf, Yul. Kau tahu perasaanku padamu. Dan aku tidak bisa melakukan apapun tentang hal ini. Dia benar-benar bersikeras mengenai pernikahanku,” dia berkata penuh kepahitan. “Jika saja kamulah orang yang dia pilih. Aku akan sangat bahagia,” dia tertawa garing.

Aku menatapnya. Yeah. Jika saja, Sica.

“Itu adalah kesalahanku,” kataku.

“Bukan, Yul. Jangan salahkan dirimu.”

“Tidak. Ini benar-benar salahku.”

“Hentikan, Yul.”

“Ini semua karena diriku, Sica. Apa kamu ingat apa yang aku katakan padamu tentang perjumpaan pertamaku dengan ayahmu?”

“Huh? Iya, kenapa?” dia terlihat kebingungan.

“Aku tidak memberitahumu segalanya.”

“Apa?!”

“Maafkan aku, Sica. Pada saat itu, aku tidak pernah berpikir pertemuan itu akan mempengaruhi hubungan kita sejauh ini.”

“Apa yang tidak kau katakan padaku?”

“Sebenarnya ayahmu ingin menerimaku sebagai pacarmu.”

***

Aku benar-benar bahagia. Segalanya terasa begitu tepat bersamanya. Aku masih ingat dengan jelas pertama kalinya aku melihat Sica di pinggiran sungai. Dia sedang berdiri disana menatap ke arah sungai, mengamati arusnya. Terkadang dia akan menggerakkan mulutnya, bicara pada dirinya sendiri menurut perkiraanku. Dan terkadang juga dia akan mencoba melempar batu. Namun hal itu gagal walaupun setelah berusaha berulangkali.

Aku melihatnya beberapa kali disana, hingga aku memberanikan diriku berbicara padanya. Dia tidak terlihat senang dengan interupsiku, tetapi dia terlihat manis, walaupun sedang marah. Aku terkejut ketika dia memperkenalkan dirinya terlebih dahulu padaku dan bahkan menanyakan namaku. Aku tidak menyangka hal itu.

Semuanya berjalan dengan lancar setelah itu. Kami bertemu lagi di pinggiran sungai itu, terutama ak mengajarinya tentang melempar batu. Dia dingin. Begitu dingin pada awalnya. Tapi es bisa mencair. Begitu pula dirinya. Sikapnya semakin lama semakin hangat padaku. Kami mulai menghabiskan waktu di luar pinggiran sungai itu, berbicara, tertawa, mengenal satu sama lain dengan lebih baik. Aku tahu aku menyukainya. Aku ingin dirinya menjadi milikku.

Momen terindah dalam hidupku adalah ketika dia mengucapkan tiga kata yang begitu berharga itu padaku. Kami sudah official satu sama lain. Aku bahagia dan begitu juga dirinya. Kami tidak mengalami banyak masalah dalam hubungan kami. Kami mampu memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing. Walaupun kami tidak menghabiskan banyak waktu bersama karena pekerjaan kami, tapi setiap waktu yang aku lalui bersamanya merupakan saat-saat terbaik di hari itu. Aku tidak bisa memikirkan hal lain yang lebih indah dari bersama dengan dirinya.

Tetapi kemudian temanku memperingatkanku mengenai dirinya. Dia adalah seorang konglomerat, putri dari Jeguk Corp. Dan aku hanyalah seorang anak dari seorang janda. Aku tahu akan hal itu tapi aku tidak peduli. Aku mencintainya dan hanya itu yang penting untukku.

Tepat pada bulan ke 6 setelah kami bersama-sama, ayahnya ingin menemuiku. Aku benar-benar gelisah. Apa yang akan dipikirkan ayahnya mengenai aku, apa yang akan dikatakannya, akankah dia menyetujui hubunganku dengan putrinya. Semua pemikiran negatif terus berputar di dalam pikiranku. Akhirnya kami berjumpa pula, tanpa sepengatahuan putrinya.

Aku terkejut ketika dia menyambutku dengan ramah. Aku kira dia akan menerkamku seperti seekor binatang buas. Namun walaupun sikapnya yang baik itu, aku masih bergetar dan berkeringat sangat banyak. Bagaimanapun juga dia adalah ayah dari pacarku.

“Tidak apa. Santai saja. Aku tidak akan mengigitmu,” candanya.

“I..iya, Sir.” Aku tergagap yang membuatnya tertawa.

“Kau bilang tadi siapa namamu? Kwon Yul, benar?” katanya ramah.

Aku mengangguk. “Iya, Sir.”

“Jadi Kwon Yul,” dia mencondongkan tubuhnya ke depan. “Tampaknya kau memiliki hubungan dengan putriku. Apakah aku benar?”

“Iya, anda benar, Sir.”

Dia mengangguk dan menaruh tangannya di dagunya. “Beraninya kau?”

“A…aku..” Aku masih saja belum bisa mengatasi kecemasanku.

“Jawab aku layaknya seorang pria,” katanya.

“Iya, Sir. Maaf.” Aku mengumpulkan semua keberanianku dan menegakkan tubuhku. “Aku mencintainya, Sir. Putrimu adalah kebahagiaan bagiku. Karenanya aku ingin membuatnya bahagia di sepanjang hidupnya.”

“Benarkah begitu?”

“Aku tidak tahu apa yang anda pikirkan mengenai diriku, Sir. Tapi putrimu adalah segalanya bagiku.”

Dia mengangguk. “Kau mencintainya, huh?”

“Aku mencintainya, Sir.”

“Baiklah kalau begitu. Aku tidak melihat ada yang salah dengan jatuh cinta. Selama putriku bahagia bersamamu,” katanya ringan.

Aku hampir saja melompat-lompat seperti anak kecil. Aku sukses. Dia menerimaku. Aku tidak bisa percaya hal ini. Ini seperti mimpi saja.

“Oh, aku hampir saja lupa. Aku dengar kamu tidak melanjutkan studimu, kenapa?”

“Aku tidak mampu, Sir. Biayanya terlalu mahal untuk keluargaku,” aku menjawab dengan jujur. Umma hanyalah seorang pedagang dan dirinya pun sedang sakit. Appa juga meninggalkan beberapa hutang yang harus kami bayar. Tidak ada uang yang tersisa untuk kuliahku. Aku pun memilih untuk membantu umma saja.

“Jika kamu diberikan kesempatakn, akankah kamu menerimanya?”

“Maaf, Sir?”

“Aku ingin kamu melanjutkan studimu. Aku tahu prestasimu di sekolah dulu. Kamu pasti bisa melalui kuliah dengan baik juga. Aku akan membiayai sekolahmu.”

“Apa anda serius, Sir?” Aku tidak bisa mempercayai apa yang dia katakan.

Dia seperti seorang malaikat.

“Yeah. Selain itu aku juga tidak ingin putriku memiliki hubungan dengan seorang pria tidak berpendidikan. Aku percaya dengan pendidikan yang tepat kamu bisa mengurus perusahaanku,” dia menjawab.

“Tunggu, Sir. Apa maksud anda dengan perusahaan?” aku bertanya dengan bingung.

Gambaran seorang malaikat seketika itu juga hancur berkeping-keping.

“Ya. Jeguk Corp. Kamu masih sangat muda juga. Kamu bisa mulai mengambil pelajaran bisnis segera. Ah, tapi kamu harus meninggalkan semua pekerjaan yang kamu lakukan sekarang. Semua itu tidak akan berguna juga pada akhirnya,” dia melanjutkan.

“Sir, tunggu. Apa yang anda maksud adalah anda ingin saya mempelajari bisnis, bekerja untuk perusahaanmu dan berhenti bekerja, termasuk menjadi seorang penyanyi café?”

Dia mengangguk.

“Ya. Aku tidak ingin putriku hidup bersama seseorang yang hanya seorang penyanyi café seperti yang kamu lakukan sekarang ini. Tapi jangan khawatir, aku akan membantumu menjadi seseorang. Kamu masih punya banyak waktu.

“Maafkan saya, Sir. Tapi saya tidak bisa menerima tawaranmu.”

“Apa?!”

“Saya adalah seorang musisi, Sir. Musik adalah passion saya. Saya tahu saya hanyalah seorang pria miskin, tapi saya berjanji saya akan menjadi seseorang dengan talenta saya. Saya akan menjadi seseorang yang pantas untuk putrimu tersayang.”

“Apa kau bercanda? Apa kau pikir kamu bisa hidup dengan menjadi seorang musisi?” Dia berkata penuh ketidakpercayaan.

“Saya serius 100%, Sir. Saya pasti bisa.” Aku benar-benar yakin. Itu adalah mimpiku. Itu adalah passionku. Tidak peduli apapun aku akan mewujudkan mimpiku itu.

Dia tertawa. “Benar-benar anak muda. Jadi kau menolak tawaranku, hanya untuk menjadi seorang musisi miskin? Begitu?”

“Maafkan saya, Sir.”

“Tidakkah kau tahu apa yang terjadi pada musisi sepertimu? Lihatlah ayahmu. Bagaimana dirinya? Apakah dia menjadi seseorang? Tidak. Pada nyatanya, dia hanya meninggalkanmu dengan begitu banyak hutang. Bangun dari mimpimu itu, anak muda,” dia berkata mencemooh.

Kemarahan mulai timbul dalam diriku mendengarnya menghina appaku. Semua yang dia katakan memang benar, tapi ada satu yang salah. Appaku menjadi seseorang. Dia menjadi seseorang yang hidup dalam passionnya Dia menjalani kehidupan yang bahagia. Dan dia adalah seorang appa yang begitu hebat bagiku, mengesampingkan semua masalah yang dia tinggalkan untuk umma dan aku.

“Lihat? Kau tidak bisa berkata apa-apa,” dia menatapku. “Aku akan bertanya satu kali aku. Apa kamu ingin belajar bisnis atau tidak?”

Aku menghirup nafas dalam-dalam. Aku sudah tahu apa jawabanku bahkan sebelum dia bertanya padaku.

“Thank you, Sir. But with all due respect I’ve chosen my own dream.”

Itu adalah awal mula dari ketidaksukaannya padaku. Dia benar-benar marah padaku dan mengusirku keluar. Sehari setelahnya, Sica dijaga ketat dalam sangkar emasnya. Aku tidak bisa bertemu dengannya, bahkan tidak sekalipun. Aku tahu sejak saat itu, akan membutuhkan banyak pengorbanan untuk mempertahankan hubunganku dengan Sica.

***

“Dia melakukannya?!”

“Yeah. Tapi dengan satu syarat.”

“Bekerja di perusahaannya, benarkan?” Sica menebak.

“Bagaimana kau bisa tahu?” Aku menatapnya.

“Dia adalah ayaku, Yul.”

“Ah yeah. Dia memintaku untuk mempelajari bisnis dan bekerja di perusahaannya, meninggalkan semua pekerjaanku termasuk menjadi seorang penyanyi café.” Aku menjelaskan.

“Lalu apa yang terjadi?”

“Aku menolaknya,” aku menjawab.

“Kau menolaknya?” Suaranya sedikit meninggi.

Aku mengangguk. “Atau kita tidak akan seperti ini sekarang,” aku menjawab dengan penuh penyesalan. “Saat itu aku masih mudah dan sangat terobsesi akan mimpiku. Aku juga tidak bisa berpikir dengan baik karena dia begitu meremehkan mimpiku itu. Musik adalah passionku, Sica.”

“Aku tahu. Kau tidak perlu menjelaskannya, Yul. Hanya saja ini begitu…” Dia hanya menghela nafas pada akhirnya.

“Maafkan aku. Aku berharap aku bisa kembali ke masa lalu. Aku akan menerima tawarannya tanpa ragu-ragu,” kataku.

“Kau tidak perlu melakukannya, Yul.”

“Huh, kenapa? Aku pikir kamu juga ingin kita tetap bersama.” Aku menaikkan alisku.

“Memang benar. Tapi musik adalah passionmu, Yul. Kau adalah seorang prodigy. Tidak seharusnya kamu menyia-nyiakan talenta luar biasamu itu hanya untuk setumpukan kertas. Di samping itu semua sudah terjadi di masa lalu.”

“Aku tahu itu. Tapi ini benar-benar membuatku kesal, Sica.”

Dia bergerak mendekat padaku dan menggenggam tanganku. “Kau tidak melakukan kesalahan apapun, Yul. Akulah yang pertama kali memulainya. Alasan pertama mengapa kita seperti ini sekarang adalah karena mimpiku.”

To be continued…

Wah ternyata chapter ini ga jadi dipassword berhubung hari ini hari terakhir di tahun 2014, hitung2 kado akhir tahun hahahaha ya udah jadi gimana sekarang?? udah terungkap 2 rahasia nih. kesel, bete, kecewa, seneng, bingung? silahkan dikomen~~

untuk chapter 19B tunggu tahun depan ya ^^ annyeong!

Author: 4riesone

SONE. Follow me on Twitter @4riesone for updates and questions

48 thoughts on “Love between Dreams (Chapter 19A)

  1. bkalan yulsic dah ini thour
    hmm trlalu bnyk rahasia yg msh hrs di ungkap kyk ny

  2. Bingung ‘-‘ ,yah ga jadi TaengSic nih??? 😦 .Ditunggu lanjutannya ya,tetep berkarya
    Fighting

  3. Aishhh taon dpn wkwkwkkw
    Jdi gtu yaa rahasianya wkakakaa
    Tae gimna kesian munculin fany lah akakakaa
    Lanjut2

  4. Skrang hub yulsic udh mulai membaik lg tp syang mreka msih blum bsa bersatu . .

    Happy New Year 🎆🎇 🎺🎷 2015

  5. yah gak jd taengsic kayanya nih ya thor 😦
    kayanya terlalu banyak rahasia antara yulsic dan makin complicated banget. ditunggu lanjutannya thor

  6. hahhh dasar anak muda :3 runyem smua
    udh enak” dksih plihan tapi malah pentingin ego

    next chap bongkar smua thorrr
    ga sabar taon dpn wkwk

  7. Waah kayaknya mau selesai nih cerita, lanjut thor (: berharap yulsic kembali seperti dlu lgi (bersama) hehehe

  8. Yaaah ky’nya gk bakalan taengsic nih,,,
    Tae kok gk ad kabar sm sekali, hilang ditelan bumi y thor?…
    Sekarang di aff ma versi indo samaan y di update,,,syukurlah ^^
    Jd gw gk usa baca yg versi english ^.^

  9. yulsic pada bongkar2an (?). tapi gue masih setia nunggu taengsic moment kok, walaupun cuma secuil wkwk

  10. oke gue sekarang semakin penasaran akan hubungan yulsic kedepannya. next part di tunggu thor 🙂

  11. agak sedikit bingung berarti ngga akan jadi taengsic niih kasian taeng

  12. Ah thor makasih yah gk jd d ptotect 😀
    Oh jdi yul udh tau klo yg nolong ummanya itu ayahnya sica..
    Ya ampun yul klo aj kmu terima tawarannya tuan jung,pasti kmu skarang udh jd suami sica,tpi kmu hrus relain mimpi kmu hufft emg sulit sih
    Aaa penasaran ama ceritanya sica thorr
    Mkin greget aj ni ff
    Ya udh thor gpplah yah aq tungguin ampe thn dpan,orang besok jga udh ganti taun ko 😀 yg penting yulsicnya hrus brsatu..
    SEMANGATT authorr

  13. Annyeong …..
    Wah rahasia sudah terungkap ….aduh
    Jahat gak sih pngen yulsic berstu meski ada penghalang nya ,bisakah mreka bersamaaaaa ???????
    Tpi meski agk susah ,sica gak mu balik ya .. ><
    Dtunggu rahasia apalgi yng bkal terbongkar …??
    Ok klo d pw ak d ksh ya …. ku dah kirim lewat email kemaren ….kkke
    Ok
    SEMANGAAAAAAAT

  14. Yey yulsic hore hore th0r munculin fanny .

  15. complicated banget thor , makin penasaran sama lanjutan nya ..
    btw berarti bsok update lg dong kn bsok udh thun depan HAHA. . 😀

  16. Annyeong,,
    Yeahhhh akhirnya update jga nech ff,,,,,yulsic sdh sling bongkar rhsia nech,,,,yul jga smkin smngat dkat lgi dngan sica,,,ayo donk cuy mnculkn fany ksian taeng nya jdi biar adil yulsic&taeny hahahaha
    Ok siiippp
    Next d tunggu
    Ttap smngattttt
    Gomawo,,,,

  17. Sekali2 taengsic dong thor

  18. oh jadi begitu awalnya.. duh kesel tp ga tau mesti kesel ke siapa.
    nunggu chapter selanjutnya sampe setahun masa -_-

  19. Wah bener nih thor? Wah makin seru dong hahah

  20. Huh gw bingung thor klo udah begini,, gw kasian Taeng yg udah baik,, baik banget sma sica tp kebaikanha ga prnh di anggap 😣😒

  21. oh jd gt toh,,tp wad saya kep yul udh bnr krn klo kita mlakukan sesuatu yg tk kita inginkan g bkalan bs brjln lncr,,,hmm kira-kira gmn y klo appa jung tw trus bgaimanakah nasib taengo,di tunggu tahun depan

  22. Ini kenapa yulsic saling salah salahan sih??

  23. Rahasia yulsic udh pada kebongkar. Benang merah dh mulai keliat. Yulsic bersama thor;) Hehe=D. Happy new year.

  24. jadi begitu ya alasan tn.jung gk suka ma yul.???
    jadi intinya semua salahnya yul..
    wajar seh tn.jung nyari penerus perusahaannyaa..

  25. hai aku reader baru. meskipun terlambat tapi ijin baca ya Rara..

  26. Okee sekarang semuanya udah mulai jelas…
    Tapi yg masih gue pikirin itu apakah appa jung mau nerima yul lagi dan ngebiarin sica hidup sama yul. Kasian sama taeng juga jadinya. Ada malaikat lewat kek gitu biar appa jung ngerestuin yulsic…hmm…

  27. T.T bingung gue, semakin ksni taeng gak muncul… huaaaaaa sedih juga, berharapnya taengsic. tapi….. yaudahlah yg pntng sica bahagia 🙂

  28. ooohhhh jd gitu tho critanya, lega dngrnya akhirnya yulsic udh tau smuanya
    ya mudah2an jg ntr yulsic jd brsatu bneran, dn appanya sica bs nerima yul
    tp kyknya gak mungkin ya soalnya kn sica udh sm taeng
    lagian jung yunho psti gak suka sm yul
    tetep brharap yulsic brsatu thor

  29. ah jadi yul udh pernah dapet tawaran tapi malah di tolak ,okay thor lagi lagi gua ngarepin ini taengsic iya kalau gk taengsic seenggaknya taeny lah yesss wahahaha..

  30. jadi tn. jung sempat nerima yuri ya, ah kayanya tau knpa tn. jung pilih taeng, itu cuma buat ngejaga + nerusin perusahaan nya, kan katanya tn. jung cma bsa bertahan satu tahun lagi :”v
    andai yull dulu nerima tawaran itu, btw Happy New year thor ~ hehe

  31. gak tahu mau berkometar apa ama hubungan yulsic bergarap ada tiffany biar tae ama fany kasian tae di sakitin terus

  32. mudah-mudahan yulsic hehe , thor adain tiffany biar nanti tae ama fany (Y)

  33. berharap nya yulsic 😦
    tp sepertinya sejak Yoona hadir ,mgkn bkal menjadi YoonYul ..

  34. Yahhh sial gw telat bacanya krn hp lg dservice minggu ini jd br bz dbaca ff nya skr huhuhuhu 😦
    ahh tuan jung bae krn dy pgn sica menikah dg org lain yg sekiranya udh mapan dg kerjaannya jd maaf y author g trll simpati dg kebaikan tuan jung it 🙂
    Jd wajar klo yul menolak permintaan tuan jung utk melepas mimpinya yg secara g lgsg meremehkan pekerjaannya yg hny sbg musisi
    hwaiting author krn readersnya sll nungguin klanjutan ff nya

  35. owh jadi bigitu ceritanya…
    akan berakhir dengan yulsic kan thor…???

  36. Bxk plesbek,kbxkan q skip,q kurang minat,msh sbel ma mrk

  37. Oh seharusnya yulsic menikah sekarang padahal appa jung udah memberi restu tp yul tetap dgn tekatnya yaitu menjadi penyanyi

  38. End yulsic ya..
    Tapi masih penasaran banyak bngt nih rahasianya

  39. Ne ff genre mistery ya thor banyak kali rahasia terselubung ddalamnya. taeng apa kabarnya?
    Taesic taesic taesic and taesic…!!!

  40. satu persatu semakin jelas,tp q hrp sica jg hrs bijaksana kn udh ad taeng.lanjut makin seru aja nih…

  41. benar” menyimpan banyak mistery banget ni ff, yulsic ga direstuin cuma gara” yul nolak tawaran appa sica, terus nasib taeng gimana nih?

  42. chapter ini adlah flashback dari yg sudah terjadi..gk nyangka trnyra sbnrarx yuri gak di tolak tpi krn yuri sndri yg menolak..

  43. yulsic sama2 saling menyesal. yul bilang ini salah nya. krn menentang keinginan ayah nya demi mempertahankan kan mimpi nya.
    dan sica juga bilang kalau dia yg paling bersalah krn alasan yg sama seperti yul, mempertahankan mimpi nya. hhhhh. ……

Leave a reply to kwonratna Cancel reply