rara0894

All about TaeTiSeo and GG

Love between Dreams (Chapter 9)

44 Comments

Title        : Love between Dreams

Author   : 4riesone

Genre     : Romance, Gender bender

Cast        : 

 Jessica Jung

 Kwon Yuri

 Kim Taeyeon

 Girls’ Generation members and other

LxD cover 2

Date

Sica sedang berbaring di tempat tidurnya yang luas. Dia merentangkan tangannya dan menatap ke langit-langit di atasnya. Hari itu begitu melelahkan baginya. Dia harus memeriksa banyak hal untuk pertunjukan fashion terbaru dari perusahaannya yang akan diadakan minggu depan. Ditambah lagi dengan sikap bosnya yang sama sekali tidak memudahkan dirinya. Jarang sekali Sica mendapatkan teguran dari bosnya tersebut, namun hari itu merupakan hari kemalangan bagi Sica hingga dia ditegur oleh bosnya tersebut. Walaupun sejujurnya sebagian memang merupakan kesalahan Sica karena dia tidak bisa berkonsentrasi dengan baik pada pekerjaannya. Yeah, terima kasih dengan banyaknya tekanan yang dia terima belakangan ini.

Mata Sica terasa begitu berat dan dia baru saja mulai kehilangan kesadarannya ketika dia merasakan getaran yang berasal dari handphone. Sica dengan malas mencari handphonenya dan langsung menjawab panggilan tersebut tanpa melihat identitas penelepon terlebih dahulu.

“Hello?”

“Unnie!” Krystal berbicara dengan antusias.

“Woah, Soojungie. Ada apa?” Sicasegera terjaga kembali setelah mendengar suara adiknya.

“Tidak ada apa-apa, unnie. Aku hanya ingin mendengarkan suaramu. Unnie berjanji untuk meneleponku, tapi unnie tidak pernah melakukannya.”

Sica terkekeh mendengarkan alasan adiknya tersebut. “Maafkan aku, Soojung-ah. Terjebak dengan segudang pekerjaan yang sudah menunggu. Apa yang sedang kamu lakukan sekarang? Apa kamu sedang berada di dorm?”

Dan perbincangan mereka pun berlangsung selama berjam-jam sambil mereka membicarakan hal-hal yang penting hingga hal-hal yang sangat random. Mereka jelas sekali sangat merindukan satu sama lain dan tidak ingin mengakhiri percakapan mereka, tidak sampai akhirnya Krystal sudah merasa ngantuk.

Sica bisa mendengar Krystal menguap dari saluran teleponnya.

“Kamu harus segera tidur, Soojung-ah.”

“Ah, unnie. Masih banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu,” Krystal merajuk.

“Lain kali, Soojung-ah. Aku akan meneleponmu lagi besok,” Sica mencoba untuk membujuknya adik tersebut. Sica pun sebenarnya sudah mengantuk dan merasa lelah namun berbicara dengan adiknya seperti memberikan energi baru padanya.

“Baiklah kalau begitu. Jangan lupa untuk meneleponku lagi, unnie.”

“Yes, my sweetheart. Aku tidak akan lupa.”

“Ah, unnie. Ada satu hal lagi yang ingin aku tanyakan padamu,” Krystal berkata.

“Apa itu?”

“Apa unnie masih marah pada Dad?”

Hening.

“Unnie?”

“Hmm?”

“Yah, dengarkan aku, unnie. Aku tahu kalau ada sesuatu antara dirimu dengan Dad. Terutama setelah makan malam kita yang terakhir.”

Sica ragu-ragu untuk menjawab.

“Unnie?”

“Yeah, kamu benar, Soojung-ah,” Sica menjawab dengan tidak bersemangat.

“Kenapa, unnie? You’ve always been daddy’s favourite daughter.”

Sica menghela nafas. “Complicated, Soojung-ah. Complicated.”

“Aku masih punya waktu sepanjang malam untuk mendengarkan ceritamu, unnie.” Tapi tubuhnya seakan mengkhianatinya. Sica bisa mendengar Krystal menguap lagi.

“Kita bicarakan hal ini lain kali saja. Kamu benar-benar harus segera tidur, Soojung-ah.”

“Unnie!”

“Tidak, Soojung. Kamu harus segera tidur.” Sica menggunakan autoritasnya sebagai kakak.

Krystal menghela nafas mengalah. “Okay. Tapi janji padaku bahwa unnie akan membicarakan hal ini.”

“Aku janji. Lain kali.”

“Bye, unnie. Love you,” kata Krystal.

“Love you too, Soojung-ah,” Sica mengakhiri percakapan dan meletakkan handphonenya di meja lampu di sebelah tempat tidurnya.

Pertanyaan Krystal membawa kembali kenangan tentang ayahnya. Sudah berlalu 7 tahun sejak pembicaraan Sica dengan ayahnya mengenai keputusan Sica untuk melanjutkan studinya di New York. Tapi mereka masih beberapa kali berbicara satu sama lain atau kadang-kadang ayahnya akan mengunjunginya di New York. Sica pun tidak merasa semarah saat ini dengannya karena pada saat itu dia mengerti bahwa memang ada harga yang harus dibayar untuk meraih cita-citanya. Dan hingga saat itu, dia tidak tahu apa itu cinta. Dia belum mengenal cinta, belum merasakan cinta itu sendiri dan belum memiliki orang yang begitu dia cintai. Sehingga dulu, hubungannya dengan ayahnya tidak seburuk saat ini dan Krystal pun tidak menaruh curiga sama sekali.

Begitu pula dengan segala pertengkaran yang terjadi dengan ayahnya dan dirinya terjadi setelah Krystal bergabung sebagai SM trainee sehingga adiknya itu tidak tahu banyak mengenai situasi di rumah. Sica pun tidak ingin membebani adik kecilnya itu. Sica mengerti tuntutan sebagai seorang singer trainee sangatlah tinggi, tidak mungkin dia menambahkan lagi beban pada adiknya itu dengan persoalan yang sedang dihadapinya. Itulah mengapa Sica bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi. Walaupun pada akhirnya, Krystal bisa merasakan sesuatu yang tidak benar sedang terjadi.

Bagaimanapun juga, seseorang tidak bisa berbohong untuk terlalu lama. Terutama kepada orang-orang yang dikasihinya.

***

“Baiklah, terima kasih semuanya. Rapat kali ini sudah selesai. Kalian sudah bisa pergi sekarang.” Sica menutup rapat terakhir untuk acara fashion show yang akan diadakan minggu depan. Staf-staf yang hadir membungkuk hormat padanya sebelum meninggalkan ruangan rapat. Sica adalah orang terakhir yang meninggalkan ruangan.

Sica mengangkat lengan kanannya untuk melihat jam tangannya. Sudah saatnya untuk pergi. Dia akan segera pergi berkencan dengan Yul. Sica sudah tidak sabar lagi dan bergegas menuju ruangan kerjanya untuk mengambil barang-barangnya.

“Akhirnya kamu tiba juga.” Sica disambut oleh suara yang terdengar berat dan dalam.

Sica tidak menyangka orang tersebut akan datang dan  terkejut untuk beberapa detik. Namun kemudian Sica mengabaikan tamunya itu dan berjalan menuju meja kerjanya.

“Harus kukatakan kalau kamu memiliki ruangan yang bagus juga.”

Sica tidak membalas apapun.

“Tapi tentu saja ruangan milik perusahaan kita jauh lebih baik.”

Sica berhenti melakukan hal yang sedang dikerjakannya dan menghadap tamunya itu. “What do you want? Why do you come?”

“Kita akan makan malam.”

“Apa? Makan malam?”

Dia mengangguk. “Aku akan menunggu di luar.”

Sica menghela nafas. Dia tidak mengerti mengapa dirinya selalu dipaksa untuk melakukan hal-hal yang diinginkan oleh orang itu. Hidup begitu tidak adil.

***

Di bagian lain dari Seoul, Yul sudah menunggu Sica untuk datang. Dia sudah menyiapkan segala sesuatu untuk kencan malam itu. Walaupun dia tidak mampu menyediakan banyak hal, tapi dia berharap agar perasaannya pada kekasih tercintanya itu dapat tersampaikan. Yul pun telah menyiapkan sebuah lagu yang dia ciptakan dan gubah sendiri spesial untuk malam itu. Lagu yang mengandung perasaan yang dia miliki untuk gadis pujaan hatinya. Dia begitu bersemangat sekaligus merasa sangat gugup di saat yang bersamaan.

Yul mengecek kembali segala sesuatunya sekali lagi untuk memastikan bahwa semuanya sudah sempurna. Setelah dia yakin kalau semuanya sudah sempurna, dia pun duduk dan mencoba menenangkan dirinya. Dia menatap jam tangannya. Setengah jam sebelum waktu janjian mereka.

Dia mengeluarkan handphonenya dan mulai mengetik pesan. Sica, jangan lupa kencan kita malam ini. Tapi kemudian dia menghapusnya. “Ah, dia tidak mungkin lupa. Mengapa aku harus begitu khawatir?” Yul menaruh kembali handphonenya di saku dan mulai bergumam sendiri sambil menunggu kedatangan kekasihnya.

***

“Baiklah, itu saja,” Taeng menyerahkan menu sebelum pelayan mengundurkan diri untuk pergi. Taeng memandang orang di hadapannya. Walaupun orang tersebut berusaha untuk menutupi perasaan tidak senangnya, Taeng masih bisa merasakan bahwa dia sedang tidak memiliki mood yang baik saat ini. Dan Taeng tahu bahwa itu, atau setidaknya sebagian, karena dirinya.

Tn. Jung membawa Sica untuk pergi makan malam dengan keluarga Taeng, kecuali ayah Taeng yang sedang sibuk bekerja. Sica sebenarnya sudah setengah menyangkanya, karena sangatlah tidak mungkin kalau ayahnya akan makan malam berdua saja dengan dirinya. Jadi saat dia melihat Taeng dan ibunya ada di restoran ini, dia tidak begitu terkejut. Hanya saja dia tetap merasa sedikit jengkel.

“Sica,” Ny. Kim memanggilnya sembari mereka menunggu makanan untuk datang.

Sica yang sedang melamun segera memandangnya.

“Apa yang sedang kamu pikirkan? Apa kamu merasa tidak nyaman?” Ny. Kim menanyakan kekhawatirannya, tidak menyatakan maksud lain.

Sangat. Sica berharap dia bisa mengatakannya dengan lantang.

“Ah tidak, Mam. Bukan apa-apa. Hanya banyak pekerjaan akhir-akhir ini.”

“Dia benar-benar pekerja keras, umma.” Taeng menambahkan.

Ny. Kim tertawa kcil. “Ah yeah. Aku bisa melihatnya. Like father like daughter.”

Sica memaksakan senyuman. Itu begitu ironis.

“Bagaimana dengan putraku? Apakah dia baik padamu?” Ny. Kim mengalihkan kembali perhatiannya pada Sica.

“Umma!” Taeng memprotes.

“Dia seorang pria yang baik, Mam. Tidak ada yang buruk untungnya.”

“Ah, baguslah. Aku akan memarahinya jika dia bersikap buruk padamu.” Ny. Kim tertawa kecil lagi.

“Hentikan, umma.”

“Mengapa kamu begitu malu-malu, Taeng?”

“Umma!” Taeng memprotes lagi.

“Oh, Taeng. Aku hanya menanyakan pertanyaan sederhana padanya. Jangan terlalu sensitif.”

“Umma!” Taeng menatap tajam pada ibunya agar dia segera berhenti.

“Baiklah, baiklah.” Ny. Kim akhirnya berhenti menanyai Sica. Untung saja makanan akhirnya datang dan menyelamatkan Sica dari ramah tamah lebih lanjut dengan pihak keluarga yang lain.

Selama makan malam itu Sica tidak bisa berhenti memikirkan Yul. Dia menyesal tidak memberitahu Yul lebih awal. Sekarang, handphonenya pun sudah mati dan dia tidak tahu bagaimana dia bisa memberitahu Yul bahwa dia tidak bisa datang ke kencan mereka malam itu. Sica khawatir kalau Yul akan tetap tinggal dan menunggunya meskipun sudah larut malam.

Makan malam itu pun berjalan begitu lambat. Entah karena memang berjalan lambat atau hanya karena Sica begitu tidak sabar untuk segera pergi dari tempat itu. Beberapa kali dia memeriksa jam tangannya. Taeng menyadari hal itu, namun dia tidak dapat melakukan apa-apa dan  bagaimanapun juga dia menikmati makan malam tersebut. Sica bersikap ramah dan sopan di depan ibunya walaupun Taeng tahu kalau Sica sama sekali tidak nyaman saat itu.

Setelah hampir satu setengah jam menghabiskan waktunya di tempat itu, akhirnya Taeng dan ibunya mengucapkan selamat tinggal. Sica tahu bahwa dirinya sudah telat, namun dia tidak ingin membuang waktu lebih banyak lagi. Mungkin saja dia masih memiliki kesempatan.

***

Yul menekan tombol kirim. Itu sudah pesannya yang kedua puluh saat ini. Dia juga sudah menelepon handphone Sica namun tidak juga tersambung.

“Dimanakah dirimu, Sica?”

Yul merasa sangat khawatir, lebih dari merasa sedih atau marah. Dia sudah menunggu selama 3 jam namun tidak juga ada tanda-tanda kehadiran Sica. Dia tidak meneleponnya ataupun mengirim pesan yang membuatnya semakin khawatir. Sica tidak pernah seperti ini sebelumnya.

***

Taeng sedang bersama dengan ibuya ketika tiba-tiba dia melihat Sica berlari keluar dari restoran. Sica sekarang sedang berdiri di pinggir jalan, kemungkinan sedang menunggu taksi. Taeng tahu bahwa akan sulit untuk mendapatkan taksi di daerah itu.

“Umma, apakah tidak apa-apa jika umma pulang sendiri bersama Mr. Jang? Ada hal yang harus kulakukan.”

Ibunya mengangguk.

“Sampai jumpa di rumah,” Taeng mengecup pipi ibunya dan berlari menuju mobilnya. Dia penasaran apa yang akan dilakukan Sica. Taeng menekan klakson mobilnya dan membuka jendela setelah menghentikan mobilnya di depan pandangan Sica.

“Masuklah, Sica. Aku akan mengantarmu,” Taeng menawarkan.

“Tidak, terima kasih. Aku bisa menggunakan taksi.” Sica menolak tawarannya dan masih tetap menunggu kedatangan taksi.

“Akan sulit untuk menemukan taksi disini.”

Sica sedang mempertimbangkan tawarannya tetapi Taeng sudah membukakan pintu mobil untuknya. “Aku tahu kamu sedang terburu-buru.” Taeng menggerakkan kepalanya ke arah mobil. Sica pun akhirnya setuju dan masuk ke dalam mobil. Taeng tanpa sadar tersenyum.

Sica memberitahunya kemana dia akan pergi dan Taeng pun segera menyetir mobilnya ke tujuan tersebut. Mereka mengemudi dalam diam pada awalnya. Jelas Sica tidak ingin memulai pembicaraan sehingga akhirnya Taeng lah yang memecah kesunyian.

“Dimana ayahmu? Mengapa kamu sendirian?”

“Aku memiliki urusanku sendiri. Dia memiliki urusannya sendiri.”

“Oh. Siapa yang ingin kamu temui?”

Sica tidak menjawabnya.

“Baiklah. Maaf sudah mencampuri urusanmu. Hanya saja aku penasaran mengapa kamu begitu terburu-buru.”

Sica tetap terdiam dan hanya menatap keluar jendela. Taeng menangkapnya sebagai isyarat agar dirinya menutup mulutnya. Dia mengendarai mobilnya sambil beberapa kali mencuri pandang pada gadis di kursi sebelahnya. Itu adalah pertama kalinya dia berada di mobil yang sama dengan Sica, dan juga pertama kalinya dia mengendarai mobil bersamanya. Taeng tidak bisa menahan rasa bahagianya. Walaupun Sica masih belum menghangat padanya tapi membuat kenangan baru bersama gadis itu sudah cukup bagi Taeng.

Perjalanan mereka memakan waktu hampir satu setengah jam untuk sampai ke tujuan. Lalu lintas malam hari Seoul penuh dengan kemacetan, yang membuat Sica semakin gelisah.

“Kita sudah sampai,” kata Taeng.

“Terima kasih untuk tumpangannya.”

“Sama-sama, Sica.”

“Aku akan pergi sekarang.” Sica mengambil tasnya dan keluar dari mobil. “Hati-hati di jalan ya,” dia berkata sebelum menutup pintu.

“Tentu saja,” Taeng tersenyum pada Sica.

Dan untuk pertama kalinya, Sica tersenyum padanya. Jessica Jung tersenyum pada Kim Taeng.

To be continued…

Haloo, akhirnya aku update juga nih. 10 hari sudah aku puasa FF semenjak shocking news itu. Untung aja sih mood nulis ff aku bisa balik lagi dengan cepat, walaupun ga nyangka bsa secepet ini, thanks to my sone & non-sone friends ^^ Hemm, aku ga akan ngmg banyak, cm sedikit pesan aja paling. SNSD starts as 9. SNSD shines as 9. SNSD ends as 9. Mungkin ngga dlm 1 grup “komersial” lagi, tp tetap percaya kalau “Forever 9” itu bukan sekedar omong kosong. “Soshi bond” itu bukan cuma kepura-puraan tapi memang apa adanya. And I believe, most of us being a sone is because their amazing and wonderful soshi bond. So stay strong, keep believing and support them as one alias OT9. Apapun keputusan mereka, apapun yang mereka lakuin, itu ga akan merubah kenyataan kalau SNSD adalah Taeyeon, Jessica, Sunny, Tiffany, Hyoyeon, Yuri, Sooyoung, Yoona dan Seohyun. Ga ada yang namanya OT8 apalagi OT1 (what is that -_-). Okay??? Right now, From Now On, Forever SNSD!!! 🙂

Btw ada pesan dr pemilik wp kita tercinta ini.. Kita, author2 ga akan hiatus kok apapun yang terjadi. Kita akan tetep terusin DM, LBD dan juga RSL sampai tamat. Jadi jangan khawatir… There’s gonna be more updates soon ^^

Author: 4riesone

SONE. Follow me on Twitter @4riesone for updates and questions

44 thoughts on “Love between Dreams (Chapter 9)

  1. Ksian Yul ish …><
    Ini kncan yng sbnernya mlh sperti ini .. iya ini smua ujian deh ….
    Pngen cpt smua trbongkar(? .. aknkah gmna nsib msing" …. ini complicated bngt … dtunggu next chap nyah …
    SEMANGAAAAAAT
    Forever#ot9 ….

  2. yaaaaa kasihan sama kwon yul thorr yulsic yulsic yulsic yulsic yulsic happy ending yulsiiiiiiiic pokonya yulsic thor

  3. Kagak tau kenapa gue nge bgt dah ma taeng ,apapun tuh gue tetep milih taengsic .haha
    Sipp deh thor terus lanjutt dah ma ff’a jgn ngilang” tiba 😀

  4. Kasian gw sama yul, sica jga sih klo dia emng nggak bsa nolak dijodohin hrusx putusin aja yul skrng..

  5. aduh thor kata2 lo mengingatkan gue untuk yg namanya berbesar hati.. yaa, selamanya OT9 itu selalu ada. hanya saja sekarang jalannya berbeda… walaupun gue masih sone tp jalan gue skrg brsama jessica. semoga semuanya tetap sama seperti sebelumnya 🙂 OT9

    wuiih tertekan bgt nih hidupnya sica..apa jangan2 mr.jung tahu hubungan sica dgn yul makanya sica gak bisa ngebantah kata2 tuan jung walaupun dy benci bgt. yulsic lagi didera praha. kekeke bahasa gue -_-
    semoga next chap, yulsic jadi ya makan malamnya

  6. wafmduh gantung lg gntung lg…lnjuuuuuutt

  7. Pokoknya YulSic harus happy ending!! Titik! #maksabanget wkwkw :v

  8. Yul kasian, siapa coba yg gak marah dan kecewa udah nunggu sampe 3 jam apalagi itu buat perayaan anniversary mereka. Tapi sica juga gabisa berbuat apa2. Udah lah sica jujur aja sama yul kalo lo dijodohin, kalian selesaiin semuanya berdua….

    Yulsic ya thor, semoga aja yulsic. Taeyeon nanti ketemu sama fany aja. Jadi balik ke jodoh masing2 deh hahaha 😀
    #OT9Forever #BelieveinSoshi ❤

  9. yeeeahhh me too thor gue percaya sama Soshi bond, mereka udah kenal lama, udah lama bersama ga mungkin kalo itu cuma pura2, gue tetep dukung mereka apapun bentuknya walopun kalo liat foto mereka yg bareng2 nyeseknya masih pake banget. author jjang makasih masih mau aktif buat ff, tapi jangan cuma sampe tamat dong thor kalo udah tamat bikin lagi yg baru, semangat!

    akhir2 ini baca ff kebanyakan Yul yg menderita 😦 endingnya Yulsic aja ya thor, Taeng emang baik tapi Sica cm milik Yul, Yul milik Sica 😀 abang Yul kamu yang sabar ya

    • iya nyeseknya tuh disini #tunjukdada
      makasih jg masih mau baca ff ya 😀
      doain aja supaya authornya punya waktu luang, makin hari makin sibuk aja hiks T.T

  10. Kasian yulnya nungguin tpi sicanya dianter tae:-(, Udh jatuh tertimpa tangga yul.

  11. jungsis so sweet….

    duuuh binggung , plh yul pa tae…
    mreka sm” punya cinta yg tlus buat sica’…
    pokonya yg terbaik deh buat yulsic n taengsic

    always here for snsd 0t9
    semangat thor!!

  12. mksh ya thor dah mw lanjut update..
    snsd ttp ot9 ga akan pernah berubah…
    kshan yul tp mw gmn lagi jdiin taengsic please..

  13. haduh taeng stop ganggu sica kenapa sih? kegatelan amat jadi cowo..
    ini lagi kenapa kencannya jadi berantakan banget kayak muka authornyaa 😥

    • please no offence words to author wkwkwk
      enak aje, bukan salah mukaku kalo kencan yulsic berantakan, salahnya mr jung tuh, dateng tiba2 ga ada angin ga ada ujan haha
      lagian taeng ga kegatelan tau, dia bersih, bebas kuman, bebas jamur, bebas bakteri, bebas virus. ga ada gatel2 haha lagian itu kan dia cm diajak makan sm mr jung,, huuu nyalahin aja taeng mulu wkwk

  14. pst telat sica nemuin yul, taeng cari yg lain aja, sica ud py yul

  15. yul msh nungguin sica, haduh kasian bngt sm yul:-(
    moga aja yul msh nungguin sica
    biarin yulsic brsatu ya thor, pokoke yulsic kudu happy ending
    the power of9 gak akan prnah hilang, slamanya OT9

  16. Kasian bgt yuri nunggu berjam2 😦
    aq jg sedih bgt dg pa yg trjd m SNSD

  17. Mimpi apaa kau taeng di kasi senyuman sma sica,,, hahahah

  18. Bca chap 10x bsok ja,pegel

  19. Aish makin seru aja nih kayanya yulsic tidak akan terpisahkan jika end nya jadi yulaic its ok

  20. Sica kasian yul oppa.. aslinya kamu kencan sama siapa sih.. pngn juta daddy jung rasanya..

  21. hadohhhh jjung… teganya qm menyakiti opppa tampanku… 😦 huhuhu… apakah yull msih menunggu???

  22. ksihan yul,sica mending jujur aj.btw taeng,sica give you a beautiful smile.jujur q lbh suka taengsic,hbs yulsic udah bnyk bgt ff nya.so thor smg happy ending taengsic.

  23. complicated banget nih cerita, kasian yul mesti nungguin sica berjam-jam, tapi sica ga datang karena harus makan malam keluarga. jungsis bener” bikin iri ke’akrabannya. lanjut lah.

  24. Makin greget

  25. hubungan sica mmg complicated..
    duhhh yuri pasti nungguin sica bnget tuh..

  26. jessi tersenyum untuk pertama kalinya pada taeng. aku yakin itu ga di sengaja jessi tersenyum pada taengoo. krn perasaan jessi sdg khawatir tercampur bahagia krn akan bertemu kekasih nya.
    hiks…. hiks…. taengie ga tau kalau dia mengantar wanita yang di cintai nya pada kekasih nya. 😭😭

Leave a reply to maretnohadi Cancel reply