rara0894

All about TaeTiSeo and GG

Love Between Dreams (Chapter 1)

83 Comments

Title        : Love Between Dreams

Author   : 4riesone

Genre     : Romance, Gender bender

Cast        :

Jessica Jung

Kwon Yuri

Kim Taeyeon

Girls’ Generation members and other

LxD cover

First Call

Jessica meletakkan tasnya dan duduk di ujung tempat tidurnya. Sudah lama sejak terakhir kali dia berada disana. Lebih dari dua tahun yang lalu. Dia meletakkan telapak tangannya di tempat tidur dan menyandarkan tubuhnya.

Suara ketukan pintu terdengar tak lama kemudian yang segera dia jawab, “Masuk.” Pintu terbuka dan terlihat seorang pria dengan dua koper. Dia meletakkannya di samping meja rias.

“Apa ada hal lain yang bisa saya bantu, Nona Jung?”

“Tidak, terima kasih,” ujar wanita berambut coklat itu dengan senyum tipis sebelum dia kembali ditinggal seorang diri di ruangan tersebut. Dia menghela napas dan melihat ke sekeliling ruangan.

Ruangan itu masih sama seperti saat dia meninggalkannya. Setiap perabotan berada di tempatnya berada sebelumnya. Dan juga pernak-pernik kecil miliknya. Boneka anjing husky dan beruang putih duduk dengan damai berdampingan di ranjangnya, seperti seharusnya. Dia bisa melihat foto yang dia tinggalkan di meja samping tempat tidur. Tidak ada yang berubah, bahkan catatan post-it yang dia tempel di samping cerminnya masih menggantung disana dengan aman.

Dia tersenyum tipis.

Jessica senang berada disana. Ruangan itu telah menyaksikan berbagai kondisi dirinya: bahagia, sedih, marah, malu, jenaka, jatuh cinta, patah hati. Ruangan itu dapat memberikan penghiburan dengan ketentraman dan kenyamanannya.

Dia merindukan kamarnya itu. Namun, dia tidak merasa tepat untuk kembali lagi kesana. Tidak ketika hatinya dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak diingininya.

Jessica menghela nafas dan membaringkan tubuhnya di ranjang luas miliknya. Malam itu begitu melelahkan dan segala jenis pikiran yang menyiksa hati di tengah malam bukanlah sesuatu yang baik untuk dirinya, baik secara fisik maupun emosional. Tidak butuh lama sebelum dia akhirnya terlelap. Dia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya lagi dan pergi tidur saja.

Keesokan paginya, dia dibangunkan oleh suara ketukan pintu dari salah satu pekerja rumah tangga, memberi tahunya bahwa sarapan sudah siap. Dia mengerang dan dengan malas mencari-cari handphonenya dengan mata setengah terbuka. Waktu baru menunjukkan pukul 7.30.

Jessica bukanlah tipe orang pagi dan terlebih lagi hari itu adalah hari Sabtu. Dia berhak mendapatkan istirahat yang lebih panjang di akhir minggu. Jadi bukannya bangun, dia bergeliat di tempat tidurnya, memeluk kembali gulingnya dan mencoba untuk tidur lagi.

Begitu dia akan memasuki kondisi terlelap kembali, suara ketukan pintu lagi-lagi terdengar.

“Miss Jung, sarapan sudah siap.”

Jessica mengerang lagi dan menutupi telinganya dengan bantal sambil berharap agar pekerja rumah tangga itu akan segera pergi.

“Apa anda sudah bangun, Nona?”

Dia menarik bantalnya mendekat, mencoba untuk mengabaikan pertanyaan tersebut.

Ketukan lagi. “Maafkan saya mengganggu anda, Nona, tapi Tuan Jung sedang menunggu untuk sarapan bersama anda di bawah.”

Mendengar disebutnya pria tua itu, otak Jessica segera berubah menjadi mode sadar penuh. Dia menyingkirkan bantalnya dan melihat kembali handphonenya. Masih 7.40.

“Saya harus memastikan bahwa anda sudah bangun dan akan turun ke bawah kali ini, Nona.”

Jessica memutar bola matanya sebelum dengan enggan beranjak dari tempat tidurnya. “Iya, iya. Aku sudah bangun sekarang. Aku akan turun dalam beberapa menit. Kau bisa pergi sekarang,” ujarnya.

“Baik, Nona. Terima kasih.”

Ini adalah salah satu alasan mengapa dia tidak benar-benar bahagia kembali ke rumah. Jessica tidak suka bagaimana dia dapat begitu mengatur dan memaksakan kehendaknya atau apa yang dia pikir terbaik. Seperti sekarang ini. Saat Jessica masih dapat menikmati waktu santainya di tempat tidur sedikit lebih lama tetapi dipaksa untuk bangun dan sarapan. Hanya karena dia menginginkan Jessica untuk melakukannya.

Walaupun dengan enggan, Jessica akhirnya turun ke lantai bawah untuk sarapan dengan ayahnya. Saat dia memasuki ruang makan, wajah tanpa emosi dari pria tua itu menyambutnya beserta dengan semua makanan yang sudah disiapkan. Dia dengan terpaksa duduk di samping ayahnya dan memakan sarapannya dalam diam.

Sepanjang sarapan itu berjalan dalam keheningan. Tidak ada kata-kata yang diberikan pada satu sama lain, maupun pandangan pada satu sama lain. Hal itu membuatnya kesal. Jessica tidak bisa mengerti mengapa dia begitu bersikeras untuk sarapan dengan dirinya jika tidak ada interaksi sama sekali di antara mereka. Ini seperti membuang-buang waktu, terlebih lagi membuang-buang waktu tidurnya yang berharga.

Ada satu hal yang sangat mengganggunya selama waktu sarapan tersebut. Itu adalah senyum tipis di wajah pria tua itu saat dia berjalan keluar dari ruangan. Jessica yakin itu adalah sebuah senyuman karena dia mengenal senyuman pria tua itu dengan sangat baik. Tetapi Jessica tidak yakin mengapa dia tersenyum seperti itu setelah sebuah sarapan-yang-penuh-dengan-keheningan-mematikan. Jessica benar-benar tidak bisa mengerti sama sekali.

***

Yul sudah selesai mengemasi barang-barang dan menaruh tas terakhir di lantai. Dia sekarang sedang memeriksa sekeliling ruangan apakah masih ada barang yang tertinggal atau tidak ketika pintu terbuka.

“Kwon Yul.”

“Ya?” Dia memutar kepalanya dan tersenyum ketika dia melihat orang tersebut. Perawat Lee sedang menunggunya di pintu. Dia mengenakan seragam putih dan menata rambut hitamnya dalam sanggulan yang rapih. Yul sudah bertemu perawat ini berkali-kali karena dirinya sering sekali bertanggung jawab untuk merawat ibunya.

“Kami membutuhkan anda untuk menangani beberapa dokumen sebelum kalian bisa pergi. Tidak akan makan waktu lama.”

“Baiklah,” Yul membalas sembari dia berjalan menuju ke arah perawat Lee, “darimana aku harus mulai?”

“Anda bisa mulai dengan pergi ke meja utama di lantai dasar. Anggota staff kami akan membantu anda dengan dokumen-dokumennya disana.”

“Aku akan segera kesana kalau begitu.” Wanita paruh baya itu mengangguk sebelum meninggalkan Yul sendirian. Yul berbalik dan berjalan menuju tempat tidur.

“Aku harus pergi sebentar.” Dia menepuk bahu seseorang dengan lembut.

“Mau kemana?” tanya seorang wanita berambut coklat.

“Aku harus menandatangani beberapa dokumen sebelum kita pergi.” Dia berputar untuk menghadap ibunya. “Umma, tunggu sebentar disini bersama Sica ya?”

“Iya. Jangan khawatir, Yul,” jawab seorang wanita yang lebih tua. Setelah Yul meninggalkan ruangan, dia bergerak mencoba untuk bangun.

Sica langsung membantunya untuk duduk di sisi tempat tidur. “Terima kasih sayang,” dia tersenyum sambil mengisyaratkan kepada wanita yang lebih muda untuk duduk di sebelahnya.

“Ya, kita akhirnya pergi juga,” Ny. Kwon bicara sambil memeluk gadis itu dari samping.

“Aku sangat bahagia Umma sudah baikan sekarang,” dia menjawab dengan senyuman terpasang di wajahnya.

Sica merasa lebih dari bahagia bisa merawat ibu pacarnya. Ny. Kwon sangan baik padanya dan sudah seperti ibunya sendiri. Tidak ada hal lain yang diinginkan Sica kecuali melihat dia sehat kembali. Dan setelah sebulan diopname akhirnya ibu Yul mulai pulih. Mereka sangat bahagia ketika dokter memberitahu kalau mereka bisa segera pergi, terutama untuk si pasien.

“Terima kasih Sica. Untuk selama ini,” dia memeluk gadis itu sekali lagi.

“Dengan senang hati, umma,” Sica membalas pelukannya dan melanjutkan mengobrol dengan wanita yang lebih tua itu sambil mereka menunggu Yul kembali.

Yul sebenarnya sudah berada disana untuk beberapa menit tapi hanya melihat mereka berbicara dengan bahagia satu sama lain tanpa menyadari kehadirannya. Yul tersenyum akan apa yang dilihatnya. Baginya, ibunya sangat berharga. Dia membesarkannya sendirian setelah ayahnya meninggal dan melimpahkan kasih sayang yang begitu besar kepadanya. Dan menyadari bahwa orang yang dikasihinya, pacarnya, menjalin hubungan yang sangat baik dengan ibunya merupakan suatu kebahagiaan untuk dirinya. Memiliki dua orang yang sangat berharga bagi dirinya adalah suatu anugerah terindah. Dia tidak mengharapkan hal apapun lagi.

“Kau sudah kembali,” suara ibunya mengembalikannya ke kenyataan.

Dia menghampiri mereka. “Apa kalian sudah siap?” Ny. Kwon mengangguk. Mereka akhirnya meninggalkan ruangan dan menuju rumah Yul.

***

Suara dari TV bisa terdengar di sekeliling ruangan karena hanya itulah satu-satunya sumber suara yang ada. TV itu menampilkan drama terbaru yang sedang menarik perhatian banyak penonton belakangan ini. Akan tetapi, satu-satunya orang disitu tidak memberikan perhatiannya sama sekali. Dia hanya bersandar di sofa sambil menutup matanya dan hal itu sudah berjalan selama beberapa menit.

Dia terkejut saat suara lembut memanggilnya. “Sica?” Matanya bertemu dengan sebuah senyuman saat terbuka. Dia balas tersenyum dan mengisyaratkan pada orang di hadapannya untuk duduk di sisinya. “Bagaimana Umma?”

“Dia sudah tertidur.” Yul berhenti sejenak. “Apa ada sesuatu yang salah?” Dia menatap wanita itu.

“Hmm?” Wanita itu mengangkat alisnya.

“Apa yang sedang kau pikirkan?”

“Bukan apa-apa?”

Dia mengernyitkan dahinya, memperhatikan ekspresi kekasihnya itu. “Kau kelihatan tidak sehat.”

“Mungkin aku hanya lelah, Yul.” Dia meyakinkannya dengan senyuman.

Yul menatap Jessica sebentar sebelum kemudian mendesah pelan dan tidak membahasnya lebih lanjut. “Ayo pulang ke rumahmu kalau begitu.” Dia berdiri. “Ayo.”

“Aku bisa menyetir sendiri, Yul.”

“Kamu sedang lelah, Sica.”

“Aku bisa naik taksi saja.”

“Tidak. Aku akan mengantarmu ke rumah. Lebih aman begitu. Aku juga tidak mau hal buruk terjadi padamu. Biarkan aku melakukannya, ya?”

Jessica terlalu lelah untuk berdebat sehingga dia pun memutuskan untuk mengikuti Yul. Dia terdiam di sepanjang perjalanan pulang. Dia berpura-pura tertidur agar kekasihnya itu tidak menanyainya lagi. Yah, memang dirinya lelah, tetapi ada sesuatu hal yang lain yang membuat tubuhnya terasa lebih lelah dari seharusnya dan kenyataan bahwa dirinya tidak bisa berbagi tentang hal ini pada dia yang paling mengerti dirinya membuat semuanya semakin buruk. Jessica berusaha untuk kuat dan menelan semuanya seorang diri.

Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Yul yang akan pulang dengan bus dan memarkir mobilnya di dalam, Jessica dengan berat hati menyeret kakinya ke dalam rumah. Saat dia akan naik ke lantai atas sebuah suara yang berat menyambutnya.

“Dari mana saja kamu?”

Dia melihat ke sekeliling dan menemukan orang tersebut sedang membaca koran, tidak memandangnya sama sekali. Sebenarnya dia sama sekali tidak ingin menjawab pertanyaan itu, tetapi setelah berpikir dua kali dia akhirnya melakukan sebaliknya. “Ibunya baru saja keluar dari rumah sakit sore ini.”

“Bagus.” Suaranya tanpa emosi.

“Seperti kau peduli saja,” Sica memutar bola matanya dan berjalan menuju kamarnya. Hal yang diinginkannya hanyalah mandi yang menyegarkan untuk mendinginkan pikirannya dan tidur yang nyenyak. Tapi malam itu dirinya tidak bisa istirahat dengan nyenyak karena terlalu banyak hal yang berkecamuk di pikirannya.

***

“Satu non-fat latte ya,” katanya pada barista sambil dia mengeluarkan handphone dari sakunya. Dia mengecek pesan masuk dari temannya yang seharusnya sudah ada disini. Sayangnya dia tidak bisa datang tepat waktu. Sica menghela napas dan langsung membalas pesan tersebut.

“Boleh aku mengubahnya ke ukuran large saja?” Sica memberitahu barista.

“Baik.”

Sica mengetukkan jarinya tanpa sadar pada permukaan kayu dekat mesin expresso sambil menunggu pesanannya.

“Satu large non-fat latte.”

Sica menaruh kembali handphonenya dan mengambil pesanannya. “Terima kasih.” Dia memberikan pria muda di balik meja sebuah senyuman kecil sebelum berpindah untuk membayar kopi miliknya. Dia lalu pergi menuju meja di sudut ruangan.

Dia menikmati minumannya perlahan, memperhatikan orang-orang yang lalu lalang di depan café. Café itu sendiri tidak terlalu ramai, cukup nyaman untuk dijadikan tempat menghabiskan waktu setelah kerja yang padat. Dia menghela nafas lega ketika akhirnya melihat temannya muncul di pintu dan menghampiri mejanya.

“Hey, maaf Sica. Macet luar biasa.” Seorang wanita berambut pirang duduk di depannya.

“Tidak apa-apa. Aku tidak menyangka kamu datang secepat ini juga. Santai.”

“Aku sampai setengah lari untuk sampai disini.” Dia berusaha mengambil napas sambil bersandar.

“Tidak perlu lari, Hyo. Kau sudah terlambat juga kan,” Jessica berbicara acuh tak acuh sambil meminum lattenya lagi.

“Masih saja,” Hyoyeon masih bernafas terengah-engah. “Dirimu dan motto anehmu.” Hyoyeon tertawa.

“Apa sih?? Kau kan sudah telat dan aku juga sudah bilang tidak apa-apa. Jadi apa gunanya menghabiskan energimu untuk lari kesini?”

Hyoyeon tertawa lagi. “Terserah kamu saja. Aku tidak akan pernah mengerti juga.”

Jessica tidak merespons apa-apa, menunggu temannya tenang.

“Aku beli minum dulu deh.” Hyoyeon akhirnya pergi setelah bisa kembali bernafas dengan normal. Dia berjalan menuju kasir untuk memesan pesanannya.

Jessica mengangguk dan kembali melanjutkan meminum lattenya dengan perlahan, menunggu dengan sabar.

“Jadi,” Hyoyeon duduk kembali dengan minumannya, “bagaimana kabarmu?”

Jessica mengangkat bahu. “Seperti biasa. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. The launching is coming soon. Untung saja dia tidak banyak menggangguku belakangan ini.”

“Itu hal baru,” Hyoyeon memperhatikan temannya. Dia melihat sedikit perubahan di wajahnya, entah bagaimana menjadi muram.

“Yeah. Ibu Yul sudah keluar dari rumah sakit.” Ujar Jessica sambil menyandarkan tubuhnya di kursi.

Hyoyeon tidak membalas apa-apa, dia hanya memperhatikan temannya dalam diam.

“Apa kau baik-baik saja?” dia akhirnya bertanya.

Wanita berambut coklat itu mengangkat alisnya. “Tentu saja, kenapa tidak?”

“Apa kau yakin?” dia bertanya lagi.

“Aku selalu ingin dia kembali sehat, Hyo. Dia sudah seperti ibuku sendiri. Jadi sudah seharusnya aku senang bukan?”

“Tentu saja kamu seharusnya senang, Sica. Tapi kamu tau apa yang aku maksud.”

“Aku baik-baik saja, Hyo. Jangan khawatir.”

“Jangan bohong, Sica. Aku sudah tahu dirimu terlalu lama.” Dia mencondongkan tubuhnya. “Kamu selalu bisa cerita apapun padaku,” nada suaranya melembut.

Jessica mengangkat kepalanya dan bertemu dengan tatapan yang bersahabat. Dia mengambil nafas dalam. “Aku mencoba untuk baik-baik saja, Hyo. Aku berusaha.” Temannya bisa melihat ekspresi kesedihan di wajahnya.

“Sica…”

Hyoyeon tidak pernah baik dalam mengekspresikan perasaannya dan sekarang dia tidak tahu harus bagaimana. Tapi sebelum dia bisa memikirkan apa-apa, Sica sudah tersenyum kembali.

“Jangan khawatir, Hyo. Aku bisa mengatasi ini,” Sica berusaha untuk tersenyum. “Jadi apa kabar baikmu?” Sica bicara dengan antusias, mencoba melupakan perasaan muram sebelumnya.

Hyoyeon terkejut melihat perubahan mood yang terjadi pada temannya, tapi kemudian ikut tersenyum. Aku tahu kamu kuat, Sica. “Kamu tahu kan aku baru saja memenangkan kompetisi dance minggu lalu?” Hyoyeon berusaha sama antusiasnya dengan Sica.

Jessica mengangguk. “Dan?”

“Kali ini ternyata mereka tidak hanya memberi hadiah uang saja. Aku juga diberi kesempatan untuk bekerja di tempat mereka.”

“Mereka itu siapa?” Sica mengangkat alisnya dan mengambil gelasnya untuk kembali minum.

“Mereka itu SM.” Hyoyeon tersenyum bahagia.

“Benarkah? SM yang itu?” Sica hampir tersedak minumannya karena berita mengejutkan tersebut.

“Tenang, Sica,” Hyoyeon memberikannya beberapa tisu. “Iya. SM yang itu. SM Entertainment yang terkenal itu. Dan juga SM yang sama dimana adik kamu bekerja sekarang.” Hyoyeon tersenyum bangga.

“Ini benar-benar berita yang luar biasa, Hyo. Aku bangga sekali,” Jessica tersenyum dengan tulus. “Kapan kamu mulai kerja kalau begitu?”

“Mereka bilang aku bisa datang besok.”

“Kamu benar-benar beruntung, Hyo. Tidak semua orang bisa masuk perusahaan itu.”

“Yeah, aku tahu.” Hyoyeon tersenyum.

“Dan mungkin suatu hari nanti kamu juga bisa kerja sama dengan Krystal.”

“Aku harap begitu, Sica. Tapi aku masih harus membuktikan diri aku dulu. Mereka bilang masa percobaanku selama 6 bulan.”

“Kamu penari terbaik yang aku tahu dalam hidupku. Aku yakin kamu pasti bisa.”

“Kamu tidak tahu penari sebanyak itu, Sica.”

“Yah,” Sica cemberut. “Itu pujian tahu.”

“Aku tahu. Senang saja menggodai dirimu.” Hyoyeon tertawa.

Jessica melempar balik tisu ke Hyoyeon dan langsung berdiri untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah. “Tidak ada tumpangan untuk hari ini, Kim Hyoyeon,” katanya sebelum meninggalkan temannya dalam keadaan bingung.

“Yah, Jessica Jung!!”

***

Ding dong.

“Ya.” Ny. Kwon berteriak dari dapur. Dia sedang memotong sayuran untuk makan malam ketika bel berbunyi. Dia meletakkan pisaunya dan menuju pintu.

“Hello, umma.” Ny. Kwon disambut dengan senyum yang lebar. “Aku membawa beberapa makanan untukmu,” Jessica tersenyum lebar sambil mengangkat kotak kue di tangan kanannya dan beberapa buah di tangan kirinya.

Ny. Kwon pergi ke dalam diikuti oleh Sica. “Terima kasih, Sica. Apa kamu udah makan malam?” Dia sudah kembali menyiapkan makan malam.

Jessica meletakkan barang bawaannya di atas meja dan menghampiri Ny. Kwon. “Sebenarnya belum. Ada yang bisa dibantu, Umma?”

“Tidak apa-apa. Sudah mau selesai juga.” Ny. Kwon tersenyum. Jessica membalas senyumannya dan memperhatikan ibu kekasihnya memasak. Dia suka dengan bau dapur ini. Selalu mengingatkannya pada memori bertahun-tahun yang lalu. Walaupun kemampuan memasaknya termasuk berada di batas ambang, sejujurnya dia sudah menghabiskan banyak waktu di dapur, terutama saat dia masih kecil. Dia suka menonton ibunya memasak atau memanggang. Bau yang diciptakannya selalu sedap. Dan karena dia terlalu terpaku untuk mengamati dibandingkan membantu aktivitas ibunya, dia harus cukup puas dengan kemampuan memasaknya yang pas-pasan.

Sebuah pelukan dari belakang menyadarkannya kembali. “Sedang apa wanita cantik ini disini?” Yul menciumnya di pipi. Dia mengambil sebuah stroberi dan langsung memakannya.

“Menunggumu, silly.”

“Dan kamu mencintai si silly ini bukan?” Dia menjulurkan lidahnya yang membuat Jessica tertawa. Yul mengacak-acak rambutnya. Dia tidak tahan dengan suara Jessica yang terdengar seperti melodi di telinganya.

“Makanan sudah jadi, anak-anak”

“Kari ayam favoritku!!” Yul berteriak dengan semangat sambil menghirup aroma sedapnya dalam-dalam.

“Taruh tasmu dulu, Yul.” Ibu Yul melihat tasnya yang tergeletak di meja.

Yul tersenyum kekanakan. “Iya, Umma. Laksanakan,” dia mencium pipi ibunya dengan cepat dan pergi.

“Putraku yang kekanakan,” wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya dan Jessica hanya tertawa kecil melihat percakapan ibu dan anak tersebut.

“Bagaimana makanannya, Sica?” tanya Ny. Kwon saat mereka akhirnya menyantap makan malam mereka.

“Seperti biasa, Umma. Aku menyukainya,” Sica mengangkat kedua jempolnya.

“Dia tertular seleraku, umma.” Yul mengedip pada Sica.

“Hentikan, Yul,” Sica menyenggol Yul.

Ny. Kwon tertawa melihat pasangan di hadapannya. “Jangan malu-malu, Sica. Umma tahu kalau kamu juga suka,” dia tertawa kembali.

“Umma!” Sica menyembunyikan wajah merahnya.

Si anak lelaki dan ibunya tertawa karena tingkah lucu Jessica dan mereka senang sekali menggodanya. Menarik sekali bagaimana wanita muda itu selalu menunjukkan reaksi yang sama setiap kali tim ibu-anak itu menggodainya walaupun mereka telah menghabiskan banyak waktu bersama beberapa tahun terakhir ini.

Tapi suara dering handphone mengentikan tawa mereka. Jessica melihat ke layar handphonenya. Matanya membulat selama beberapa detik sebelum dia mendapatkan ketenangannya kembali. “Aku permisi sebentar,” dia berjalan menjauh dari meja makan dan menjawab teleponnya.

“Umma, sepertinya aku harus pergi sekarang. Maaf aku tidak bisa menyelesaikan makan malamnya,” Jessica memberitahunya dengan wajah yang terlihat sedikit sedih.

“Tidak apa-apa, sayang. Hati-hati ya.”

“Iya, umma,” Jessica mengangguk dan mengambil barang-barangnya. Yul mengikuti di belakangnya.

“Ada apa, Sica?”

“Panggilan kerja,” kata wanita itu.

“Oh,” Yul mengangguk. “Hati-hati ya.” Katanya dari balik punggung Jessica.

Wanita itu tidak membalas ucapannya malah memberinya sebuah ciuman. “Iya, Yul. Jangan khawatir.”

Yul tersenyum. “Baiklah.”

“Aku harus pergi sekarang. I love you, Yul,” Jessica mencium Yul sekali lagi sebelum menghilang ke balik pintu.

“Apa dia sudah pergi?” tanya ibu Yul. Yul mengangguk dan melanjutkan makan malamnya. “Apa yang terjadi?”

“Panggilan kerja, sepertinya rapat dadakan,” Yul mengangkat bahu.

Yul tidak terlalu peduli dengan hal itu, tetapi apa yang dilihat Yul di mata Jessica ketika dia mengucapkan tiga kata tersebut lah yang mengganggu pikirannya. Matanya meredup meskipun dia berusaha untuk menunjukkan senyumannya.

Apa yang terjadi, Sica?

 

To be continued…

 

Anyeong readers *bow*

ini ff baru dari author 4riesone.. say hi untuk author barunyaaa…

bagaimana dengan chapter awal ini?? ada yang penasaran?? okee tunggu aja chapter selanjutnyaa.. gue ga banyak cuap hari ini hehe.. jangan lupa tinggalkan komentar setelah baca ya..

Dikarena authornya baru pertama kali buat ff, jadi si author sangat membutuhkan kritik dan saran 🙂

byebye..

Author: 4riesone

SONE. Follow me on Twitter @4riesone for updates and questions

83 thoughts on “Love Between Dreams (Chapter 1)

  1. Kya’x jessica nyembunyiin sesuatu dari yul tpi apaan yah, ini bner” blum jelas ceritax di tunggu aja deh next chaptx, tpi gw penasaran bnget sama jessica…

  2. Annyeong …
    New reader ,akhirnya ak nemu jga YulSic nih stelah cari ksana kmari… kkee
    Ceitanya bkin penasaran,dan juga sbnernya msih smar” jga ..lol
    YulSic nya pacaran ,tpi kyaknya ada bnyak rahasia nya sica ? Dtunggu next chap nyah ..
    SEMANGAAAAAT !!!

    • hai hai! thank you komennya 🙂
      lg krisis yulsic kah belakangan ini? hahaha
      ya bner, emg masih samar2, bayang2, masih bnyk rahasia lah. wkwk
      see you in next chapter~ semangat jg!!

  3. Always yah yulsic slalu romantis,,, dr sini udh bisa kebaca kalau hubungan yulsic gak d restui ma ortu sica atau ada yang lain yah?????

    • always selalu tidak pernah never ka kalo yulsic sih hehe
      tebakannya bener ka, dan emg masih ada yg lain ^^
      thank you ka komennya.. see youn in next chapter 🙂

  4. Haii thorr ^^
    Disni sica nyimpen rahasia apa yaa
    Tae lom muncul apa udh muncul wkwkw
    Lanjut

  5. Ceritanya kurang panjangggggggg thorrrrrrrr
    Gw penasaran dengan apa yg d bicarakan sica ama hyo,
    Awalnya masih belum ngerti sih,,
    D tunggu next chap nya,,gw berharap yulsic ga terpecahkan,hahahahhaah

    • ga sanggup nulis panjang2 ka wkwk
      iya masih samar2 di awal, masih bnyk rahasia hehe
      semoga next chapter bsa lebih ngerti ya ka ^^
      thank you komennya and see you in next chapter~ annyeong!

  6. Ceritanya msh blm jelas jdi bikin penaran. Next part ditunggu

  7. jujur ceritanya itu msh abstrak ..blm ada konflik. krna bru part 1 mgkn.. jd kyk pengenalan tokoh gtu kali.
    mudhan nti critany tdk mengecewakan.

  8. hallo author gw pnasaran apa yg di smbunyiin sica ya

  9. sepertinya sic menyembunyikan sesuatu.curiga sama umma sica gk ngerestuin hubungan yulsic,taeng apa bakalan jadi penggangu yulsic?.next chapter di tunggu thor kalau bisa lebih panjang.

  10. Keren cerita’ny
    Okk next thor

  11. Msih bingung dgan skapy sica…
    Lnjut dah…

  12. Hi thor, new reader nih 😀
    Ditunggu lanjutan ceritanya 🙂

  13. Berhubung yul ngak membalas ungkapan cinta sica, biar gw aja yg balas I love you tu sica
    Masih abu-abu thor hehehe moga capt 2 udah tau bayangan jalan ceritanya seperti apa

  14. Jessica kenapa tuch?kayaknya sica nyembunyiin sesuatu dari yul

  15. halo author.. salam kenal 🙂
    huwaaaa yulsic. makasih udah bikin fanfic yulsi. semuanya serba perdana buat gue disini.

    senang ya liat yul sama sica adem ayem kayak gini, momentnya mereka tuh sweeeeet bgt. tp agak was2 sama sikapnya sica yg kyk nyembunyiin sesuatu apalg di cover ada si taeng. biasanya ada cinta segitiga, kbñyakan yg trjadi sih sica bakal terpaksa nyakitin yul tp brharap sih disini jangan. huhuhu kasiañ yulpaa. semangat ya thor lnjutin next chapnya. ditunggu, hwaiting!! 🙂

    • hai hai salam kenal jg.. asik yulsic shipper \m/
      hihihihi ya itulah drama ya,kalo adem ayem aja ntar bkan drama lg dong..
      tepat sekali.. pairingnya yulsic x taengsic ^^
      chapter 2 udh update kok, baca ya. see ya

  16. Anyeongg thor gw reader baru nie,
    ceritany keren
    ditunggu chap selanjutnya

  17. apaka 3 kt itu
    oiy da yg antagonis g di ff ini ky ny seh appa jung hehe

  18. masih blm mudeng sama critanya tp ditggu ya next chap nya.. kya nya bakalan seru ni
    slam kenal thor, trs berkarya ya

    • halo salam kenal jg.. iya sih, di chapter 1 masih sgt sgt sgt sedikit yg diungkap, sdgkn misterinya masih banyak hehe chapter 2 udh update kok, baca ya. see ya~

  19. Belum ngerti karna masih chap 1..
    Tapi agak was-was karna di cover Yul-Sica-Tae :v
    takutnya endingnya tar taengsic :3 jangan deh thor :3

  20. 3 kata yg menganggu pikiran yul itu pas sica ngucapin i love you bukan??
    Masih gangerti jalan ceritanya sih di part ini mungkin karna masih awal kali yaa, banyak pertanyaan yg muncul karna perannya sica disini. Dia tuh kenapa?kenapa hyo pas ketemu sica langsung nanya apa sica baik2 aja

    Ditunggu chap selanjutnya dehh…

  21. Yulsic kyknya akan bnyk badai nh? Hyo di traine sama SM? Chukkae:)

    • ya lumayan banyak sih sepertinya hahahaha
      bukan trainee jg sih sbnernya, dy lebih kaya choreographernya, tp masa percobaan gitu loh. hehe
      thank you ya

  22. hi gw new di sini..
    sica kek na bnyak pikran neh…kyak mo di jdohin aja

  23. apa yg terjadi dg sica ya??

  24. Jangan jangan sica selingkuh sama tae wkwk

  25. bagus nih critanya, bikn pensran tingkat kronis:-D:-D
    sica sebnarnya knp ya?kyknya ada yg disembunyikn sica dr yul
    ok thor di lnjut

    • aduh kronis ato akut nih? 😛
      ya itulah sica main sembunyi2an, bkin pusing aja hahaha
      sip, chapter 2 udh update kok. thank you 😀

  26. sweet yulsic, tp ada apa sbnrnya sm sica, yg tlp sica siapa tuh.. penasaran ada apa dgn sica?

  27. hi aku new reader ka hahaa
    ok.. ini kayanya ada sesuatu yg sica sembunyiin
    please bring taengsic out author-shi… hehee
    jujur penasaran sama taengsicnya sumpsh

  28. Di chap pertama sica ma yul msih kurang romantis mungkin krna keadaannya kali yahh . .
    Hmmm kyanya sica udh mulai main boong2an nih sma yul, mdah2an aja mereka bisa terus bertahan . .

    Nexttt

  29. wahh,, such a happy family… tapi apa yang terjadi pada sica ya? hope she will be alright ya 😉

  30. Sica knp tuh?
    Penasaran ma ni cerita
    Ijin baca ya thor

  31. Appa nya sica knp?kynya g sk bgt m hub yulsic?n sica knp c?ky da sesuatu yg ia sembunyiin
    aq tnggu kelanjutannya y thor

  32. Annyeong new reader,,,
    Sicca bnyak nympen rahasia kayanya,,,

  33. baru baca part 1 lngsng suka n penasaran
    ijin lnjut ya thor n lam kenal^^

  34. Sprtinya jessica mnyembunykan sesuatu dngn yul

  35. Oh di chap awal my taetae blom muncul,yah hyo np gak jd namja dsni,

  36. Wow yulsic walaupun gak terlalu feel karna aku locksmith tp oleh ceritanya menarik ya dibaca

  37. Sica merahasiakan sesuatu dari yul oppa ya..
    Mudah2an itu hal baik dan gak buruk..
    Seneng banget liat keakraban sica sama calon mertuanya. Hehehe sweet bngt..izon lanjut baca ya thor.. eh iya salam kenal ya saya New readers.

  38. sica misterius,, apa yg disembunyikannya ya. , ,,,???
    smoga bkn hal yg merugikn, .,kepo kepo….:-) :-)!!

  39. Slam kenal thor…
    aq reader baru…
    Pasti ada sesuatu yg disembunyiin sica dari yul…
    Yulsic sweet banget ya…
    hihi…
    Ijin baca selanjutnya ya thor…

  40. berhubung part awal blom jelas cuss lh part selanjutnya 😀
    yakin nih ff bgus.. yulsic jjang 😀

  41. Annyeong slm knl reader baru.crtny menarik,kykny siap bc yg part 2.

  42. sedikit membingungkan, sica kenapa? trus yang dirumah sica itu siapa? penasaran deh.

  43. owww yulsic langsung sudah pacaran di chapter pertama .. suka banget .. belum muncul konflik yg serius nih , adem ayem trus aja yulsicnya .. hahhaha .

  44. penasaran nih..ada sesuatu kah yang sica sembunyikan..

  45. hai author saya reader baru ,saya dari malaysia .salam kenalan ni.gomawa…

  46. masih part awal jadi masih banyak yg di penasarin. tapi kaya nya daddy jung ga setuju ama hubungan yulsic. mungkin krn itu jessi terlihat sedih dan banyak pikiran.

Leave a reply to Echoplus Cancel reply