rara0894

All about TaeTiSeo and GG

Dear Mom (Chapter 8)

136 Comments

Title        : Dear Mom

Author   : rara0894

Genre     : Family, gender bender

Cast        :
                   Seo Joo Hyun as Kim Joo Hyun

                   Tiffany Hwang/ Hwang Miyoung

                   Kim Taeyeon

                   Jessica Jung/ Jung Sooyeon

                   Kwon Yuri

                   And other cast

 

CYMERA_20120101_195317

” A-akuu.. ” Jessica tidak melanjutkan kata-katanya kemudian menundukkan kepalanya. Menghirup udara sebanyak-banyaknya lalu kembali membuangnya. Apakah ini keputusan yang tepat? Apakah hatinya benar-benar sudah tertutup rapat untuk pria yang dia yakin saat ini terus menatapnya lekat? Hati Jessica terasa bercampur aduk. Dia bimbang, apakah keputusan yang nantinya terucap ini akan membuatnya mendapatkan sebuah ketenangan yang diinginkan atau bahkan semakin membuatnya jauh dalam lingkaran kebahagiaan? Jessica begitu tidak menginginkan untuk mengambil sebuah keputusan dalam hal hubungan cintanya yang rumit. Tapi apa daya, setiap manusia pasti akan memilih sebuah keputusan yang tepat. Sebuah pilihan yang terbaik untuk dirinya sendiri. Dan bagaimana dengan Jessica? Sekali lagi, apakah ini keputusan yang terbaik untuknya?

Tidak berselang lama, Jessica kembali mengangkat kepalanya. Ya, dia sudah mengambil sebuah keputusan yang tepat, keputusan yang terbaik untuk jalan hidupnya. Jessica kembali menghirup udara untuk mengisi paru-parunya. Entah mengapa dadanya terasa sesak, namun dia tetap dengan keputusannya.

” Mianhe Yul.. ” Jessica menatap lekat mata Yuri yang dulu membuatnya merasa nyaman, tatapan yang dulu membuat hatinya merasa tenang. Tapi apa sekarang dia masih bisa merasakan? Entalah.. Begitu banyak rasa yang terasa dihatinya saat ini sehingga dia tidak lagi mengenali rasa.

” A-aku tidak bisa.. ” Ujar Jessica yang membuat Yuri membeku. Tanpa diminta air mata Yuri jatuh begitu saja, dadanya terasa sesak setelah kalimat yang tak pernah ingin didengarnya terucap dari bibir wanita yang dicintainya.

” Apakah benar-benar tidak ada lagi harapan untukku? ” Tanya Yuri lirih, bahkan seperti berbisik. Namun itu masih sangat jelas terdengar oleh gendang telinga Jessica.

” Mianhae yul, untuk saat ini aku tidak ingin menjalin sebuah hubungan. Aku ingin sendiri tanpa ikatan apapun, tanpa ikatan dengan siapapun. Aku tidak ingin kembali merasakan apa yang pernah ku alami. Itu membuatku sangat menderita, begitu menyakitkan ” suara Jessica bergetar, itu mengingatkannya kembali tentang masa lalunya yang pahit. Seketika itu juga Yuri memeluknya dengan erat.

” Aku janji Sooyeon-ah, aku tidak akan lagi mengecewakanmu. Aku tidak akan lagi pergi. Percayalah.. Aku akan berusaha untuk membahagiakanmu mulai saat ini. Berusaha untuk memperbaiki semuanya ” Yuri semakin mengeratkan pelukannya. Menunggu kembali jawaban yang akan terlontar dari bibir Jessica. Namun, tidak ada sepatah katapun yang terdengar olehnya. Yuri menghela napas beratnya. Tidak akan memaksa keinginannya pada wanita yang kini masih dalam pelukannya.

” Baiklah, aku mengerti. Aku tidak akan memaksamu ” Yuri mengusap punggu Jessica dengan lembut. ” Aku akan menunggu sampai kau kembali membuka hatimu. Aku akan tetap menunggu walaupun itu harus membutuhkan waktu yang lama. Aku mencintaimu Sooyeon-ah, sangat mencintaimu ” Yuri semakin mengeratkan pelukannya sebelum kembali melepaskannya. ” Aku hanya minta satu hal.. ” Ujar Yuri dengan penuh keyakinan.

” Apa? ” Jessica menatap Yuri yang juga menatapnya.

” Izinkan aku untuk tetap berada disisimu. Sebagai teman.. Ya, sebagai teman dekat ” ujar Yuri, sebenarnya didalam hatinya begitu berat untuk mengucapkan kalimat itu. ” Aku akan menjagamu. Aku akan mencoba untuk menghilangkan semua rasa sakit yang pernah kutorehkan dihatimu. Aku akan berusaha mengobatinya dengan perlahan. Aku janji.. ” Jessica bisa melihat keseriusan dalam tatapan itu, seketika itu juga Jessica tersenyum.

” Gomawo Yuri-ah “

– Dear Mom –

               Tiffany saat ini sudah berada dilobby gedung SM. Duduk bersantai sambil menunggu Seohyun keluar dari kelasnya. Setelah meeting dengan clientnya di luar kantor, Tiffany memutuskan untuk langsung menuju sekolah Seohyun. Awalnya Tiffany ingin menunggu dimobil saja. Namun karena bel pulang berbunyi satu jam lagi dan itu pasti akan membuatnya mati bosan jika terus berada didalam mobil, Tiffany memutuskan untuk masuk kedalam. Mungkin saja Sooyoung berada diruangannya dan tidak sibuk dengan pekerjaannya. Tapi saat ditanya pada salah satu staff, ternyata Sooyoung tidak ada. Sooyoung memiliki urusan diluar sekolah dan akhirnya Tiffany memutuskan untuk menunggu dilobby saja.

Kini Tiffany sibuk dengan pikirannya, sesekali mengetuk-ngetukan smarphone yang berada digenggamnya ke dagunya. Untuk menghilangkan kebosanannya akhirnya Tiffany menghubungi Taeyeon.

“ miyoung-ah.. “ Ujar Taeyeon dari seberang telepon.

“ taetae, apa meetingmu sudah selesai? “ tanya Tiffany yang takut menganggu suaminya. Dia tahu kalau hari ini Taeyeon begitu sibuk dengan proyek barunya.

“ ne, wae? “

“ apa kau sedang sibuk? “ Tiffany kembali bertanya.

“ saat ini tidak, aku sedang istirahat makan siang. Tapi sebentar lagi aku akan kembali menghadiri meeting yang belum selesai. Kau sudah makan? “

“ belum, aku akan makan diluar dengan Joohyun. Apa yang kau makan tae? “

“ yang pasti bukan makanan yang akan membuatmu memarahiku “ ujar Taeyeon terkekeh. Tiffany memang begitu memperhatikan apa yang dimakan anak dan suaminya. Tiffany begitu cerewet jika itu menyangkut dengan kesehatan keluarganya.

“ baguslah kalau kau tidak melanggarnya “ Tiffany tersenyum walaupun Taeyeon tidak akan bisa melihatnya.

apa Joohyun belum pulang? Kau dimana? “ tanya Taeyeon. Tiffany bisa menebak jika Taeyeon sedang mengunyah makanannya saat ini.

“ ya! Bisakah kau menelan makananmu dahulu baru kau berbicara? Kau bisa tersedak seperti itu tae “ nasihat Tiffany yang membuat Taeyeon terkekeh.

“ arraseo.. “

“ Joohyun belum keluar, mungkin beberapa menit lagi. Aku sedang dilobby gedung untuk menunggunya. Hmm.. Taetae? “ panggil Tiffany.

“ hmm? Wae? “

“ apa kau ingat sesuatu? “

“ sesuatu? “

“ ne “

“ hmm.. aaah aku ingat dengan apa yang kita lakukan semalam diranjang. You’re so hot baby “ goda Taeyeon yang membuat Tiffany membulatkan matanya.

“ Ya! Byuntae! “ teriak Tiffany yang membuat Taeyeon tertawa lepas. Wajah Tiffany kini bersemu merah mendengar apa yang dikatakan suaminya. Tiffany segera menggelengkan kepalanya teringat apa yang dilakukannya bersama sang suami tadi malam.

“ miyoung-ah.. apa kau sedang mengingat sesuatu? Dan apa kau merasakan sesuatu? “

“ mengingat sesuatu? “ tanya Tiffany dengan polosnya. Pertanyaan Taeyeon membingungkan.

“ pasti kau sedang mengingat apa yang kita lakukan semalam dan aku yakin tubuhmu pasti terasa panas saat ini “ ujar Taeyeon dengan kekehannya.

“ Ya! Kim Taeyeon! Kalau kau terus membahasnya, lebih baik aku tutup sambungan- “

“ andwe! “ Taeyeon langsung memotong kalimat Tiffany. “ aku hanya bercanda sayang. jangan marah ya “ ujar Taeyeon lembut. Dia tidak ingin membuat istrinya marah dan mendapatkan hukuman yang akan membuatnya tersiksa. Dia pasti akan kekurangan jatah jika membuat istrinya marah karena ulah kekanakannya.

“ kau benar-benar suami yang menyebalkan! Jadi bagaimana? Apa kau tidak mengingat sesuatu sedikitpun? “ Tiffany kembali membahas topik sebelumnya.

“ apa yang kau maksud miyoung-ah? saat ini aku memikirkan untuk meetingku nanti. Apa sesuatu terjadi? Kau baik-baik saja? “ tanya Taeyeon dengan nada khawatir.

“ ani, aku baik-baik saja tae “ Tiffany berhenti berkata karena mendengar bel pulang berbunyi.

“ sepertinya itu bunyi bel “ ujar Taeyeon yang bisa menangkap bunyi bel dari ponselnya dan riuhnya teriakan murid-murid dari setiap kelas.

“ ne “ jawab Tiffany yang menghela napasnya. “ apa dia tidak mengingatnya? “ Batin Tiffany. “ Ugh! Kau menyebalkan taetae! “ rutuknya.

“ oh ya, apa ada yang terjadi denganmu? “ Taeyeon kembali mengulangi pertanyaannya.

“ tidak ada terjadi sesuatu tae “ jawab Tiffany dengan lesu. “ Ya sudah jika kau tidak mengingatnya. Aku akan menghabiskan siangku hari ini bersama Joohyun. Pasti akan menyenangkan “ Tiffany tersenyum, membayangkan dirinya pergi berjalan-jalan dengan Seohyun berdua saja. Itu pasti sangat menyenangkan karena Tiffany dan Seohyun belum pernah melakukannya.

“ lalu kenapa kau bertanya seperti itu?kau membuatku bingung miyoung-ah “

“ ani, lupakan saja. Sebenarnya itu tidak penting “ Ujar Tiffany sambil menoleh kearah dimana para murid berbondong-bondong menuju pintu utama gedung. “ kenapa Joohyun belum juga keluar? “ batinnya. Namun tidak lama kemudian matanya menangkap sesosok yang dicarinya. Kemudian dia melambaikan tangannya dan melihatkan senyumannya yang cantik pada Seohyun yang kini melangkah pelan untuk menghampirinya. Namun seketika matanya membulat melihat baju Seohyun yang sudah berubah warna dari warna yang semestinya dan terlihat basah.

“ tae, aku tutup dulu. Joohyun sudah keluar “

“ baiklah, setelah itu kalian langsung pergi makan siang ya? Aku tidak ingin mendengar istri dan anakku terlambat makan. Arraseo? “ Tiffany tersenyum.

“ ne appa.. “ Ujar Tiffany dengan suara aegyonya yang membaut Taeyeon tertawa kecil.

“ ya sudah, aku juga harus kembali ke ruang meeting. Saranghae.. “

“ nado.. “ Taeyonpun memutuskan sambungannya terlebih dahulu setelah Tiffany membalas kata-kata cintanya.

“ mianahe miyoung-ah.. sebenarnya aku tau apa maksud dari pertanyaanmu. Aku tidak akan mungkin melupakannya “ batin Taeyeon yang tersenyum sendiri setelah memutuskan sambungannya.

– Dear Mom –

“ kau pulang dengan siapa Joohyun-ah? tanya Hara yang sudah bersiap-siap untuk keluar dari kelas.

“ aku dijemput “ jawab Seohyun yang masih membereskan barang-barangnya.

“ ya sudah, aku duluan ya. Aku sedang terburu-buru. Anyeong.. “ Hara melambaikan tangannya yang dibalas oleh Seohyun. kemudian Seohyun kembali memasukkan barang-barangnya. Namun saat Seohyun menggenggam dua buah buku yang akan ditaruhnya ke dalam tas, tiba-tiba saja buku itu terjatuh dari tangannya.

“ Ya! “ ternyata seseorang menyenggol lengannya hingga membuat buku-bukunya mendarat ke lantai. Siapakah orang itu? Seohyunpun menoleh, ternyata masih si gadis angkuh yang terus saja mencari masalah dengannya.

“ Ups.. sorry “ Hyuna langsung keluar dari kelas dengan langkah cepat saat Seohyun ingin mengeluarkan kata-kata tajamnya.

“ ugh! Dasar gadis menyebalkan! “ Rutuknya sambil memungut buku-bukunya yang berada dilantai. Setelah semuanya selesai, Seohyun dengan langkah pelan keluar dari kelas. Tidak lagi menggerutu karena ulah Hyuna, seolah dia sudah kebal dengan apa yang dilakukan Hyuna padanya. Setelah menuruni tangga, dia bisa melihat Tiffany duduk dibangku lobby yang begitu besar. Sepertinya ibu tirinya itu sedang berbicara dengan seseorang ditelepon. Saat itu juga Tiffany melihatnya dan melambaikan tangan sambil tersenyum kearahnya. Seohyun tidak membalas, namun dia terus melangkah untuk mendekati Tiffany.

“ nado.. “ ujar Tiffany yang sudah selesai dengan teleponnya, kemudian berdiri dari duduknya.

“ oh my god! Apa yang terjadi denganmu sayang? kenapa baju seragammu bisa seperti ini? “ tanya Tifany yang terlihat khawatir. “ aiigoo.. kenapa harus menungguku sampai dilobby? Semuanya pasti menganggap jika aku anak yang manja “ rutuk Seohyun dalam hati. Seohyun mengitari padangannya dan benar saja, semua orang sedang memperhatikannya. Memang banyak sebagian orang tua yang menunggu anaknya mereka dilobby gedung, namun sepertinya dirinya dan Tiffanylah yang menarik perhatian. Sesaat kemudian, matanya tertuju pada Hyuna yang duduk disalah satu bangku yang juga memperhatikannya. Seohyun kembali menggerutu sambil menghentakkan kakinya.

“ apa kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? “ tanya Tiffany mengusap pipi chubby Seohyun dengan lembut. Menatap Seohyun dengan tatapan yang masih terlihat khawatir.

“ kwenchanayo ” Seohyun berusaha menjauhkan tangan Tiffany di pipinya dengan lembut. Tiffany menyadarinya, tapi berusaha untuk tidak terganggu dengan sikap yang dilihatkan Seohyun.

” Bisakah kau jelaskan pada mommy kenapa bajumu seperti ini? “

” tadi ada salah satu teman sekelasku yang sangat ceroboh tersandung oleh kaki meja dan minumannya tumpah dibajuku “ jelas Seohyun yang sedikit mengeraskan suaranya agar Hyuna bisa mendengarnya, dia kembali menatap kearah Hyuna yang kini menatapnya dengan penuh kekesalan. Bisa dilihat oleh Hyuna senyumanan kemenangan dari wajah Seohyun.

” Poor my baby ” Tiffany memeluk dengan sayang sambil mengecup pipi Seohyun yang begitu menggemaskan untuk dicium. Seohyun membulatkan matanya dengan perlakuan Tiffany padanya. Pasti Hyuna melihatnya dan akan menertawakannya. Tapi Seohyun salah, malah Hyuna begitu iri melihat Seohyun yang begitu disayangi dan dimanjakan oleh ibunya. Hyuna berpikir, ibunya tidak pernah melakukan seperti apa yang dilakukan Tiffany pada Seohyun. Ibunya tidak pernah mengantar atau menjemputnya disekolah, dia selalu dijemput oleh supir pribadinya. Sang ibu selalu sibuk. Bukan sibuk karena pekerjaan, tetapi sibuk kesana kemari untuk bersenang-senang menikmati uang sang ayah yang juga begitu sibuk dengan pekerjaannya. Hampir setiap hari pergi berbelanja, membeli ini itu untuk kepentingan sendiri. Mungkin hampir semua mall  yang berada di Korea Selatan sudah dijelajahinya. Kalau mereka pergi bersamapun sang ibu tidak pernah menggandeng tangannya. Mereka terlihat tidak akrab sama sekali sebagai ibu dan anak. Ibunya selalu sibuk dengan smarphone terbarunya yang sedang berteleponan bersama teman-temannya hanya untuk melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat tertunda.

Hyuna terus menatap Seohyun yang sudah melangkah untuk keluar dari gedung. Seohyun balik menatap tajam, seolah menantang Hyuna.

” Hei, apa yang kau lihat sayang? ” Tanya Tiffany yang melihat Seohyun terus menatap kearah belakang.

” Aniyo.. ” Seohyun kembali menghadap kedepan.

” Apa hari pertamamu disekolah ini menyenangkan? ” Tanya Tiffany dengan semangat.

” Biasa saja ” balas Seohyun yang membuat Tiffany menghela napas. Sesampainya dimobil, Tiffany membukakan pintu untuk Seohyun kemudian melangkah menuju pintu kemudi. Ibu yang begitu perhatian bukan?

” Apa kau lapar? Ah, apa yang kau makan saat jam istirahat tadi? ” Tanya Tiffany yang membuat Seohyun gugup.

” Ramyeon ” jawabnya yang membuat Tiffany kesal. Itu adalah makanan yang paling dibenci Tiffany. Bahkan dirumah, Tiffany melarang pelayan rumah membeli ramyeon untuk persediaan dirumah.

” Apa kau tidak ingat dengan pesan mommy? ” Tanya Tiffany, kemudian tersenyum tenang. Berusaha sabar menghadapi Seohyun yang kembali membuatnya sedikit kesal.

” Ingat ” jawabnya.

” Lalu kenapa kau memakannya? Bukankah banyak makanan yang lebih baik dari itu? “

” Itukan makanan higienis, jadi apa salahnya jika aku memakannya ” sudah berkali-kali Tiffany menghela napas.

” Makanan siap saji tidak sehat untuk tubuhmu. Apalagi ramyeon. Dengar Joohyun, mommy tidak ingin lagi mendengar kalau kau memakannya! ” Tiffany menatap lekat Seohyun yang masih saja menatap kearah depan dan tidak mau sedikitpun menatapnya. ” Ingat Joohyun, jika kau terus seperti ini mommy tidak akan lagi mengizinkanmu membeli makanan dikantin. Mommy yang akan menyiapkan bekalmu untuk kau bawa kesekolah ” tegas Tiffany yang membuat Seohyun membulatkan matanya.

” Shireo! ” Seohyun menolak mentah-mentah. Itu sangat memalukan jika harus membawa bekal dari rumah dan memakannya didalam kelas. Dia bukan lagi seorang gadis sekolah dasar.

” Jika kau tidak mau, dengarkan apa yang mommy katakan dan jangan coba-coba melanggar karena kau tahu apa yang akan mommy lakukan untukmu, baby “

” Arraseo ” Ujar Seohyun dengan kesal. Bagaimana bisa Tiffany benar-benar membuatnya tidak bisa lagi membantah. ” Ugh! Menyebalkan! ” batinnya

” Goog girl ” Tiffany tersenyum menang sambil mengusap kepala Seohyun. Ternyata ancamannya ampuh untuk membuat Seohyun menurut. Untung saja dia masih bisa mengendalikan Seohyun yang begitu keras. ” Mommy yakin kau pasti lapar, kita mampir untuk makan siang dulu ya? ” Seohyun tidak menjawab. Tiffany tahu, pasti gadis kecil disebelahnya ini begitu kesal dengannya. Tiffany tidak mempermasalahkannya, ini sudah biasa untuknya.

Tiffany menghidupkan mesin mobilnya dan melesat kejalan raya, melaju dengan kecepatan sedang menuju restoran yang dituju.

” Hi Nic.. Lama menunggu? ” Sapa Tiffany pada Nicole yang sudah menunggu beberapa menit yang lalu.

” Ani, aku baru saja datang. Omo! Ini Joohyun? ” Tanya Nicole antusias. Tiffany tersenyum, kemudian mengangguk.

” Sayang, kenalkan ini aunty nicole. Teman mommy dikantor ” ujar Tiffany yang kemudian menyuruh Seohyun memperkenalkan diri.

” Anyenghaseyo, Kim Joohyun imnida ” Seohyun membungkuk dengan sopan.

” Aiigoo kyeoptaa! ” Nicole begitu gemas melihat wajah Seohyun yang menggemaskan. Mencubit lembut pipi Seohyun yang chubby.

” Kau sudah pesan? ” Tanya Tiffany sambil mengode pelayan restoran.

” Belum.. Aku menunggumu ” Setelah memesan beberapa makanan, merekapun saling bercerita. Tetapi tidak untuk Seohyun, dia sibuk dengan smarphonenya tanpa mempedulikan dua orang dewasa yang asik bercerita. Sesekali Tiffany ataupun Nicole menanyakan sesuatu pada Seohyun namun hanya dijawab dengan sekenanya. Seperti biasa.. Tidak lama kemudian pesanan mereka datang, mereka pun menikmati makanan restoran yang terkenal dengan kelezatan setiap makanan yang hidangkan.

” Aiigoo.. Hati-hati makannya sayang ” Tiffany yang melihat Seohyun makan dengan sedikit berantakan, dengan refleks tangannya mengusap sudut bibir Seohyun yang terkena saus sambal. Seohyun terdiam, perlakuan Tiffany membuatnya tubuhnya membeku. Tiffany begitu perhatian padanya walaupun dalam hal sekecil apapun. Jessica saja yang ibu kandungnya tidak begitu memperhatikannya, bagaimana bisa Tiffany yang bukan siapa-siapa bahkan tidak ada hubungan persaudaraan bisa begitu perhatian padanya? Tiba-tiba saja Seohyun teringat dengan sang ibu yang entah bagaimana keadaannya saat ini. Ingin sekali dia melihat wajah ibunya yang begitu dirindukannya, tapi tidaak tahu caranya. Seohyun berpikir, apa Jessica tidak merindukannya seperti dirinyanya yang begitu merindu? Apa Jessica benar-benar tidak lagi menginginkannya? Kalau semua anggapannya salah, bagaimana bisa Jessica tidak berusaha untuk menemuinya. Ini sudah berbulan-bulan, tidakkah ada satu usaha sang ibu untuk menemuinya?

” Eomma.. Apa aku tidak boleh mendapatkan perhatian darimu seperti yang dilakukannya? Eomma sebagai ibuku kenapa tidak pernah memperlakukan hal sekecil itu padaku? Mengusap bibirku saat aku makan dengan berantakan, menanyakan apa aku sudah makan dan apa yang aku makan. Apa aku tidak bisa mendapatkannya darimu? Kenapa harus dari orang lain yang sedikitpun tidak ada hubungan tali kekeluargaan denganku “ Mata Seohyun mulai terasa panas dan dia tidak ingin siapapun melihatnya. Sebelum matanya semakin panas dan terlihat merah, Seohyun memutuskan pergi ketoilet untuk menumpahkan semua yang kini terasa dihatinya.

” Aku ingin ke toilet sebentar ” Seohyun berdiri dari duduknya, saat ingin melangkah Tiffany menggenggam tangannya dengan lembut.

” Ingin mommy temani? ” Tiffany mengajukan diri, dia sedikit khawatir dengan Seohyun. Kemana-mana Tiffany sedikitpun tidak pernah melepas Seohyun pergi sendirian.

” tidak perlu, aku bisa sendiri ” Tolak Seohyun, melepaskan genggaman Tiffany ditangannya. Kali ini Tiffany tidak bersikeras, membiarkan Seohyun yang melangkah menjauh.

“ sepertinya dia masih dingin padamu “ ujar Nicole yang melihat sahabatnya menghela napas.

“ begitulah, tapi ini sudah mendingan dari sebelumnya. Sejak kejadian aku jatuh dari tangga beberapa waktu yang lalu dia mulai merespon perkataanku walaupun masih terkesan dingin. Sekarangpun Joohyun sudah mau menuruti apa yang aku dan taeyeon katakan “ Tiffany menyesap minumannya.

“ bagus kalau begitu. Jadi usaha kalian tidak sia-sia selama ini “

“ kau benar “ Tiffany tersenyum tipis. “ tapi.. kadang sikapnya masih membuatku sakit “ Mata Tiffany terasa panas. “ huuh.. kenapa aku jadi seperti ini ya? “ Tiffany mencoba untuk menguatkan hatinya. Mencoba tersenyum walaupun dipaksakan dan Nicole tidak bisa dibohongi. Sebagai seorang sahabat, Nicole begitu tahu bagaimana Tiffany. Saat Tiffany merasa bahagia dan saat Tiffany merasa rapuh, Nicole dengan mudah mengetahuinya. Saat itulah tugas Nicole sebagai sahabat untuk ikut bahagia jika sahabatnya merasa bahagia. Merasa sedih dan menguatkan jika sahabatnya sedang rapuh, seperti saat ini.

“ tetaplah kuat dan bersabar. Tuhan ada bersama kalian. Aku yakin tuhan akan membantu kalian untuk meluluhkan hati Joohyun yang keras. Yang terpenting kau dan Taeyeon harus tetap berusaha dan kau jangan sampai putus asa untuk merubah sikapnya. Aku yakin kau bisa menjalaninya “ Nasihat Nicole, menggenggam kedua tangan Tiffany untuk menguatkan. “ Tidak ada kata putus asa disejarah hidup seorang Tiffany Hwang. Jika terjadi, itu sama sekali tidak lucu “ perkataan Nicole berhasil membuat Tiffany tertawa kecil.

“ kau bisa saja. Tapi, terima kasih kau sudah memberikanku kekuatan. Kau memang sahabat terbaikku “ Tiffany memberikan senyuman yang kini terlihat lebih lepas tanpa beban.

“ itulah gunanya sahabat. Lanjutkan makanmu “

Sedangkan disalah satu bilik yang ada ditoilet restoran, Seohyun melepaskan tangisannya yang tadi tertahan. Meluapkan semua rasa yang ada dihatinya yang hanya membuat dadanya terasa sesak. Entah mengapa, kali ini dia begitu merindukan Jessica yang tidak lagi tampak oleh matanya berbulan-bulan. Sangat merindukannya. Memang, Seohyun tidak akan mendapatkan perhatian yang lebih dari Jessica seperti yang dilakukan Tiffany untuknya. Tetap saja, kekuatan batin itu terlalu kuat untuk Jessica yang sebagai ibu kandungnya. Walaupun Jessica seperti itu terhadapnya, sampai kapanpun Seohyun tidak akan bisa membenci ibunya itu sedikitpun.

“ eomma.. jeongmal bogoshippo.. “ isaknya. Tangannya memukul dadanya yang terasa sesak. “ apa eomma tidak merindukanku seperti aku yang merindukanmu? Apa eomma baik-baik saja? Kenapa eomma tidak pernah berusaha untuk menemui atau menghubungiku? Aku benar-benar merindukanmu eomma.. ” isakan Seohyun semakin dalam.

– Dear Mom –

 

Jessica melangkah pelan keluar dari panti asuhan. Mencari hiburan untuk menangkan hatinya yang penuh dilema. Tanpa disadarinya, seseorang mengikutinya dari belakang. Langkah itu semakin lama semakin mendekatinya dengan gerakan cepat dan tanpa suara.

“ OMO!! “ Jessica memekik saat sepasang tangan menutupi kedua matanya. “ Ya! Duguya?! “ Jessica berusaha untuk melepaskan tangan itu dan berhasil. Kemudian dia berbalik untuk melihat siapa pemilik tangan yang sedang tertawa pelan.

“ anyeong Sooyeon-ah.. “ sapa pemilik tangan itu melambaikan tangan tanpa merasa bersalah sedikitpun karena sudah membuat jantung Jessica terasa mau lepas.

“ Ya! Kwon Yuri! Bisakah kau tidak bersikap kekanakan? Kau mengejutkanku “ ujar Jessica dengan kesal, sedangkan Yuri hanya tertawa dorky. “ kau menyebalkan Kwon! “ Jessica berbalik dan kembali meneruskan langkahnya.

“ kau mau kemana? “ tanya Yuri yang mengikuti langkah Jessica dari belakang.

“ bukan urusanmu “ jawab Jessica dingin yang membuat Yuri melangkah lebih cepat untuk menyamakan langkah mereka.

“ Sooyeon-ah “ Rengek Yuri seperti anak kecil yang menggoyangkan tangan Jessica. “ kau mau kemana? aku boleh ikut ya? “ Yuri mengeluarkan aegyo andalannya.

“ aiish.. berapa umurmu eoh? Dasar childish! “ Jessica menghentikan langkahnya, menatap Yuri dengan bersidekap dada. Menunggu ekspresi kekanakan apalagi yang akan dikeluarkan mantan kekasihnya ini.

“ biarkan saja “ dan benar, Yuri kembali mengeluarkan aegyonya. Kini bibir pria tampan itu mengerucut. “ aku boleh ikut ya? Aku ingin menemanimu “ Jessica menghela napasnya.

“ baiklah “ kemudian mata Jessica menatap kearah belakang mencari sesuatu “ mana mobilmu? “ tanya Jessica pada Yuri. Jessica yakin, tidak mungkin Yuri menemuinya tanpa membawa mobil. Saat itu juga mata Jessica mengarah kearah yang ditunjuk Yuri. Ternyata mobil Yuri berjarak beberapa meter dari posisi mereka saat ini.

“ kajja “ Yuri menggandeng tangan Jessica agar mengikutinya. Merekapun masuk kedalam mobil dan Yuri mulai menjalankan mobilnya.

“ kau mau kemana? “ tanya Yuri yang melirik sebentar kearah Jessica yang berada disampingnya.

“ aku tidak tahu, terserah kau saja ingin membawaku kemana “ jawab Jessica yang terlihat tidak bersemangat.

“ kenapa kau lesu seperti itu? “ tanya Yuri.

“ kau cerewet sekali Kwon! “

“ arraseo “ Yuri tertawa kecil, dia yakin saat ini mood Jessica sedikit buruk. “ hmm.. aku akan membawamu kesuatu tempat yang tidak akan membuatmu lesu seperti ini “

“ baiklah “ Jessica menyetujui.

“ Sooyeon-ah “ panggil Yuri yang sesekali melirik kearah Jessica yang menikmati pemandangan jalan raya yang sedikit padat.

“ hmm “ sahutnya.

“ Joohyun dimana? Kenapa aku tidak pernah melihatnya lagi? “ pertanyaan Yuri membuat Jessica terdiam. Jessica sudah berusaha melupakan anak yang paling berharga untuknya itu, namun pertanyaan Yuri berhasil membuatnya kembali mengingatnya. Mata Jessica memanas, otaknya berputar mengingat wajah cantik Seohyun yang tidak akan pernah dilupakannya. Tanpa Jessica sadari, tangannya kini sudah mengepal kuat hingga memutih. Yuri menyadari itu dan membuatnya merasa bersalah. Satu pertanyaan yang kini timbul dibenaknya. Ada apa dengan Jessica dan anaknya?

“ mi-mianhae Sooyeon-ah. aku tidak bermaksud. Lupakan saja pertanyaanku tadi “ ujar Yuri yang terbata. Takut jika Jessica marah padanya.

“ ani, kwenchana yul “ Jessica berusaha tenang. Melihatkan senyumannya agar Yuri tidak merasa bersalah padanya. Mata Jessica mengarah kedepan, namun pandangannya menerawang.

” Waegurae? ” Tanya Yuri dengan lembut. Bisa didengarnya helaan napas berat Jessica.

” Joohyun sekarang bersama ayahnya ” ujar Jessica yang membuat Yuri membulat matanya.

” Bagaimana bisa? ” Tanya Yuri seakan tidak percaya.

” Taeyeon memenangkan hak asuh Joohyun ” setetes air jatuh dimata cantiknya. Jujur, dia begitu merindukan Seohyun. Namun dia berusaha untuk terlihat kuat, untuk terlihat tegar. Seolah dia tidak lagi mempedulikan anaknya. Jauh dilubuk hatinya, Jessica begitu merindukan Seohyun yang sudah lama tidak dilihatnya. Mengingat Seohyun hanya akan membuatnya semakin rapuh. Itulah sebabnya Jessica berusaha untuk melupakan buah hatinya itu.

“ kenapa kau tidak mempertahankannya? Aku yakin dia pasti lebih membutuhkanmu “ ujar Yuri.

“ tidak Yul, percuma Joohyun hidup bersamaku. Aku tidak akan bisa memberikan perhatian lebih seperti yang dilakukan istrinya Taeyeon yang begitu menyayanginya. Menurutku Joohyun lebih baik hidup bersama mereka. Hidup Joohyun lebih terjamin karena mereka berkecukupan. Tidak sepertiku yang tidak memiliki apa-apa. Untuk makan sehari-hari saja susah. Aku yakin Joohyun akan bahagia dan- “

“ tapi tidak untuk hatinya Sooyeon-ah. dia pasti lebih menginginkanmu sebagai ibunya walaupun hidup dengan serba kekurangan “ potong Yuri. Jessica kembali menggeleng.

“ Joohyun akan bahagia bersama mereka yul. Aku yakin itu.. “ Jessica meyakinkan. Yuri tidak lagi berkata.

“ apa kau tidak merindukannya? “ tanya Yuri kembali.

“ sangat.. sangat merindukannya “

“ apa kau sudah menemuinya? “ Jessica menggeleng.

“ aku tidak pernah lagi melihatnya setelah persidangan beberapa bulan yang lalu “ jawab Jessica yang tersenyum miris.

“ mwo? Bagaimana bisa? Apa Taeyeon tidak mengizinkanmu untuk bertemu anakmu? “ tannya Yuri bertubi-tubi. Entah mengapa Yuri emosi mendengarnya, mungkin karena rasa cintanya terhadap Jessica begitu besar dan Yuri tidak ingin melihat wanita yang dicintainya menderita seperti ini. walaupun dia sendiri pernah melakukannya. Tapi, Yuri benar-benar menyesal dan berjanji pada dirinya sendiri tidak akan lagi melakukan kesalahan yang sama.

Jessica kembali menggeleng menjawab pertanyaan Yuri.

“ Jika aku menemui Joohyun, itu hanya akan membuatku kembali menginginkannya dan aku tidak mau itu terjadi karena aku tidak bisa lagi untuk membawanya kembali. Itu hanya akan membuatku semakin tersiksa. Lebih baik aku berusaha melupakan, walaupun tidak akan pernah bisa. Tapi seperti itu membuatku lebih baik “ Jessica menghela napas beratnya. “Sudahlah, kita tidak usah membicarakan tentang Joohyun lagi yul, itu hanya akan membuatku semakin merindukannya “ Yuri mengangguk. Satu tangannya menggenggam tangan Jessica dan meremasnya dengan lembut. Berusaha menguatkan Jessica yang begitu rapuh.

“ kau benar-benar wanita yang tegar Sooyeon-ah. Joohyun pasti bangga memiliki seorang ibu sepertimu “ Jessica tersenyum kecil sambil menggeleng, seolah mengatakan apa yang dikatakan Yuri itu salah. Malah dia ibu yang begitu buruk dan memalukan. “ teruslah kuat untuk menjalani hidup, aku yakin dibalik semua ini akan ada kebahagiaan untukmu dan aku berjanji akan selalu berada disisimu untuk selalu melindungi dan menguatkanmu “ ujar Yuri dengan tulus yang membuat Jessica merasa lebih tenang.

“ arraseo, gomawo.. “ Jessica tersenyum.

– Dear Mom –

Sudah lima menit berlalu dan kini Seohyun sudah kembali tenang. Perasaan yang tak tentu yang terasa dihatinya kini mulai mereda. Dengan segera dia membasuh wajahnya agar terlihat segar kembali, merapikan rambut dan bajunya agar tidak terlihat kacau. Seohyun Menghirup udara sebanyak-banyak dan kembali membuangnya dengan perlahan. Kemudian dia melangkah untuk keluar dari toilet yang untung saja tidak ada siapapun. Saat sudah berada diluar, dia mendengar suara yang begitu familiar untuknya. Suara yang begitu dirindukannya.

“ setelah ini kita mampir ke supermarket sebentar ya? Ada yang harus kubeli “ suara yang begitu familiar untuknya itu kembali terdengar.

“ suara itu.. “ Batin Seohyun, jantungnya terasa berdetak lebih cepat. Dengan segera dia menoleh kearah suara. Tubuhnya seakan membeku, melihat siapa pemilik suara yang terdengar jelas oleh pendengarannya. Itu pemilik suara seorang wanita yang sedang melangkah keluar restoran bersama seorang laki-laki. Dia begitu mengenali postur tubuh wanita yang kini semakin jauh melangkah. Tanpa membuang waktu lagi, dengan segera dia berlari untuk menghampiri, Seohyun benar-benar ingin melihat wajah wanita itu. Apakah Seohyun bisa menahan wanita yang berjarak cukup jauh darinya posisinya saat ini? apakah wanita itu memang wanita yang dikenalnya?

 

TBC

HUUAAAAAAAA…. KABUUUUUUUUUURRRR!!! GUEEEEEEE DIAMUK REEAAADEEEEEEEEERS!!!!

hehehe mianhae readers karena gue update ngot-ngotan.. tapi sesuai janji, gue tetap update kan???  #nyengirpolos

bagaimana dengan chapter ini?? adakah yang penasaran dengan part terakhir di chapter ini??

oke sebelum gue benar-benar kabur, gue mau ucapin “ Happy Birthday Seobaby ” yaaa walaupun telat berhari-hari wkwkwkwkwk

oke, gue mau kabur dulu ye..jangan lupa komennya ya 😀

DM chap 9 Coming Soon!! anyeooong..!!!!!! *bow*

136 thoughts on “Dear Mom (Chapter 8)

  1. penasaran tae lupa sma apa ya????
    joohyun liat sica kan???
    trus ppany gimana???

    next thor jgn lama-lama.

  2. wehh.. Jangan tahun depan :3
    bisa lumutan nungguin ff nie -_-

  3. tea lupa ama apa sii gue pemasarann
    author daebakkkk 😀

  4. Kok gue masih nggak rela ya Seo sama Fany…
    Ini semua masih terlalu nggak adil buat Sica

  5. ibu yg tegar.. gak fany gak sica… buat aku terharuuuu ToT

    omoo omooo siapa yg di temui sama seohyun???

  6. Salam kenal ya author,aq reader baru,,
    Geregetan banget sama part ini,,fany so sweet bngt,tp Soe nya cuek bngt,tp kasian juga sih sm soe dy kynya kngn bngt sm sica,,

  7. Si hyuna kecil2 ngeselin deh lama2 gue cubit jg lu hih!! #esmosi hyunie mau smpai kpan sih brsikap dingin ama taeny pan aku jg ikut sedih lok ppany di gtuin trus ama kamoh 😦

    Sica ayo buka hati kamu buat yul gue yakin yul sudah brubah nggak kyak dlu lg ne

    Jiah si taeng pliss deh jngan ungkit2 yg semalem akoh kan jd malu >,< plakkk #dgmparppany

  8. sbnr’a gw bingung thor-nim gw terakhr komen tuh dimana hha mian2

    tiff bnr2 protect sm seo hha n seo udh lumayan nurut

  9. whoa mommy panny emng mommy yg baeeeekk bngt dn sngat perhatian sm seo yg jelas2 hnya anak tirinya, tp seo msh aja brsikap dingin, moga aja perlakuan panny pelan2 bs merubah seo
    whooaaa yuri emng bneran msh cinta bngt sm sica tp sica blm bs nerima yul, udah sica trima yul aja, yul kn cowk limited edition:-D:-D
    itu seo psti ngeliat sica ya

  10. seo nurut sih nurut tapi tetep aja ye ngeselin parah, gua gak bakal bisa tegar kaya fany-ah huhhh..
    siapa tuh yang diliat hyuni? pasti jessica deh

  11. Author,aq nangis stlh baca ff ni huhuhu 😦
    temuin hyunnie m sica author
    Nyesek bgt pa yg drasain m hyunnie dstu
    bnr2 skt bgt
    sica temuin hyunnie sekali2,dy kgn bgt sm km.aq j jg kgn bgt m km 😦 #beuhhh manknya sp u “-.-

  12. Next ajja dulu ya thor 😁

  13. Author kasih tbc di saat yang sangat tepat untuk di bogem

  14. Itu…yang dibicarain taeny maksudnya apa ya,ga ngeh gue.

  15. Weyyy itu tae lupa apa ituuu? Dia mah demen amat godain tiffany ye wkwk.
    Eh joohyun kangen eomma nya itu yaampun jess masa gamau nemuin joohyun sih? Kasian diaaa.
    Atau mungkin yg di liat joohyun itu jessica kah?

  16. Tiffany benar2 sudah ahli membuat seohyun mati kutu 😀
    Dasar taeyeon, sekali byuntaeng tetap saja. Aigoo…..
    Kasihan seohyun begitu merindukan ibunya. Begitu jg jessica. Aniway, apakah itu Jessica dan Yuri yg seohyun lihat?

  17. omo omo hahaha seoo kejaarrrr semoga aja itu sica hahahah

  18. Itu pasti sisca,aku yakin.hehe..

  19. Itu pasti sisca…
    Hmmnm…

  20. Itu yg dikejar pasti sica…
    trus gimana fany nanti kalo liat sica ma joohyun???

  21. baguslah hyunie dah mulai nurut ma mommy,,,tp kira” apa sich yg dilupakan ma taengo, sampai fanyah berkali” tanya??
    arghhh!!!!
    gthu dung yul klo mw dpatin cinta sica lagi hrs slaalu disampingnya arraseo!!!
    hyunie cepat larii!!!!!! ###!

  22. pliss donk jgn buat seo salah paham loat sica sama yull 😦

  23. Awww poor joohyun harus menahan rindu ke sica gitu 😭😭😭

  24. Eomma!!!!! Panggil seobaby kepada wanita itu
    Hahahah

  25. fany semkin perhatian am seo.liht yuri kyk gitu jd g sk tll mksa.seo jgn tkt am hyuna dia cm iri.ap sica y yg dilht seo?

  26. sica kah? …
    semua seterong… seterong hati yul yg ditolak sica..
    suka sm karakter fany :3 paling g hyunie punya org yg perhatian sm dia lebih dr ibunya.

  27. kasian jg seohyun semoga aj seohyun bentar lgi bisa ketemu sama jessica

  28. cerewetx fany kayak hyunni nya yoong.
    😀
    sica kah yg di lihat joohyun??

  29. tae lupa sama apa?

    itu pasti jessica yg dilihat sama seobaby 😀

  30. Yg dilupain sama tae apa?
    Nah loh jangan bilang itu sica trus mereka ketemuan?

Leave a reply to TH Cancel reply